Part 4

681 75 12
                                    

Ketidakberdayaan adalah tingkah laku makhluk hidup yang dipaksa untuk menahan tindakan yang menyakitkan atau tidak menyenangkan untuk beberapa waktu tanpa bisa menghindar hingga menjadi tidak mampu dan tidak mau untuk menghindari tindakan ulang yang sama walaupun cara menghindarinya cukup mudah dikali yang kedua.

-Wikipedia-

***

Mobil berbelok memasuki perkarangan yang tak seberapa, kemudian terparkir tepat disamping bangunan. Seorang pria keluar, dengan sebuah tas hitam besar. Memanggulnya pada bahu, pria itu mulai melangkah. Namun bukan memasuki rumah dari pintu depan, pria itu lebih memilih berbelok. Berjalan menuju kearah belakang, kesebuah bangunan yang terpisah dari rumah dibagian depan.

Tap...Tap...Tap...

Setelah melewati pintu kusam, pintu itu kemudian ditutupnya kembali. Pria itu mulai menapaki satu persatu tangga menuju kearah bawah, membuatnya semakin masuk kedalam ruangan yang terletak di bawah tanah itu. Udara lembab nan pengap menyambut, dengan penerangan remang. Namun tak terlihat terganggu dan seolah terbiasa, pria itu tetap memasuki ruangan itu. Beberapa kandang kosong, kait besar berjajar, meja besi panjang ditengah ruangan dan rantai besi menjuntai sampai ke lantai, sepanjang yang terlihat hanya itulah isi dari ruangan.

Bug

Tas tangan hitam diletakkannya diatas meja kecil disudut ruangan, Selanjutnya topi dan masker berwarna senada ditanggalkan, tak lupa jaket membalut tubuh ikut dilepaskan. Dia menanggalkan hampir setengah pakaian yang sebelumnya dikenakan, sehingga sosoknya semakin jelas terlihat kini. Seorang pria dewasa, dengan wajah tampan menawan bernectar coklat tajam. Rambut yang terlihat sedikit basah dan lepek akibat keringat diusaknya beberapa kali.

Selesai dengan kegiatan merapikan diri, pria itu kini siap meninggalkan ruangan rahasia nan pengap miliknya itu. Menuju kearah bangunan utama rumah sederhananya, dan siap menemui sang putra yang begitu dirindukan. Mengingat dia sudah tak pulang kerumah untuk beberapa hari ini, guna membereskan pekerjaan 'menyenangkannya'. Sehingga sekarang, rasa rindu terasa menumpuk didalam hatinya.

Cklek

Sebuah senyum dengan senantiasa dipasangnya, dengan langkah kaki yang begitu ringan. Ruang terbuka pada sudutlah tujuan, sehingga kini kesanalah pria itu melangkah. Selanjutnya, senyuman itu semakin melebar ketika menemukan seseorang yang memang dicari dan dirindukannya. Walau begitu, keberadaannya kini jelas tak disadari. Saat anak lelaki didalam ruangan tengah begitu serius, menekuni buku tebal yang berada tepat dihadapan. Sehingga keberadaannya disana luput dari perhatian.

"Serius sekali."

Tubuh itu menengang, serta menegak begitu suara familiar itu memasuki telinga. Namun setelahnya kembali tenang, kemudian menoleh kearah asal suara. Menemukan seorang pria yang beberapa hari belakang tak pernah dilihat, serta tak dia ketahui keberadaannya. Tetapi sekarang justru muncul tepat dihadapannya, tak tahu datangnya dari mana.

"A-appa?"

"Kenapa begitu terkejut? Apa kau sudah makan malam, Kyuhyunnie?-" Anak lelaki itu-Kyuhyun hanya mampu menggeleng untuk menjawab tanya yang dilayangkan padanya.

"-Baiklah. Kalau begitu Appa akan membuatkanmu makan malam, tunggulah sebentar."

Kyuhyun beranjak, mengikuti setiap langkah kaki sang Appa. Dapur kecil menjadi tujuan, Kyuhyun memilih duduk di salah satu kursi meja makan sedang sang Appa-Junho menuju lemari pendingin. Mengeluarkan sayur mayur, ikan dan beberapa bahan lain dari sana. Air dididihkan untuk sup, ikan dibersihkan kemudian dipotong menjadi beberapa bagian, selanjutnya sayur yang telah dicuci bersih lalu diirisnya. Begitu lihai dan telaten, pria yang tak lagi beristri itu terlihat dapat melakukan apa yang tak dapat dilakukan pria lainnya. Terutama untuk urusan dapur dan memasak seperti saat ini.

Save Me, Save YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang