Direktur Muda

10 0 0
                                    

"Silahkan ibu Chaca, presentasikan planning perusahaan untuk launching produk terbaru kita" suara berat laki-laki berbisik di telingaku. Ha? Presentasi apaan?

Ketika gue mengangkat kepal, tersadarlah gue kalau gue sedang berada di kursi direktur dan sedang dikelilingi oleh 20-an orang.

Gue terpaku. Melongo menatapi wajah disekeliling gue satu persatu. Semakin terperanjat gue ketika menyadari salah satu wajah diantara mereka gue kenal betul sampai letak titik tahilalatnya yang ada di atas bibir. PAK JONO! Dosen Ekonomi Makro gue yang terkenal killer naudzubillah.

Gue mulai memahami kalau ini masih dalam rangkaian mimpi gue yang kemarin, agak aneh sih, tapi kayaknya gue nggak ada kesempatan buat memikirkan keanehan tersebut mengingat mata-mata disekeliling gue sudah menuntut presentasi dari gue. Presentasi yang entah perihal apa. Gua juga enggak ada clue. Yaudah sih, lagian juga ini cuma mimpi.

"Bu chaca? Silahkan" Tegur lelaki disamping gue, lelaki berkaca mata yang entah dimana kayaknya gue pernah lihat.

Gue mengamati catatan di meja gue sebentar "Plan Launching produk Lulur Mandi PT. Sekar Wangi"

Gue berpikir sejenak. Dan seperti biasa otak gue kalau divisualisasikan menjadi semacam bunyi kaleng kosong yang diadu.

Sekalipun ini mimpi, tapi rasa groginya terlalu real. Terlebih pak Jono memperhatikan gue dengan seksama. Berulang kali gue meyakinkan diri gue kalau ini cuma mimpi

"Oke jadi gini, produk kita ini kan Lulur Mandi jadi pasar pelanggan yang ditembak adalah perempuan..."

Krik.krik.krik. Terdengar suara jangkrik yang bersender di jendela 'tulul, kang es doger juga tau' kurang lebih begitulah terjemahannya.

"Jadi kita launchingnya akan bertema one stop beauty salon. Selama 3 hari kita akan menggelar pameran produk sekaligus menyediakan jasa pijat lulur dengan produk kita. Tentu saja dengan diskon"

Cerocos gue dengan luwes, karena ini mimpi gue bebas ngomong apa aja yang terbersit di kepala gue. Seenggak masuk akal apapun itu.

Lalu pak Jono mengangkat tangannya, dengan gesture menelaah dan mengamati. Mati gue, udah berasa kayak di kelasnya dese.

"berapa budget yang akan kita keluarkan dan berapa target omset yang ingin kita capai?"

"Hmm.. saya berharap di produk kali ini kita bisa mendapatkan keuntungan 3 kali lipat dari produk sebelumnya. Masalah budget saya kira kita harus menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, jangan sampai membengkak karena promo besar-besaran tapi kurang tepat sasaran"

di..di..dih, segala gaya ngomong macam gue ngerti aja. Tapi serempak semuanya berdiri dan memberikan tepuk tangan

"Wah tidak salah rupanya Pak Dinoyo memilih menantu. Cerdas. Fresh dan Ambisius" Ujar salah seorang bapak-bapak disitu.

Lalu bapak sebelah gue berdiri dan menepuk bahu gue dengan bangga. Oh iya, gue lupa kalau di mimpi gue udah punya mertua.

"Baiklah, kita buat plan seperti yang ibu chaca arahkan. Sekarang silahkan persiapkan rencana kebutuhan masing-masing devisi"

Lalu semua yang ada diruangan kembali sibuk dengan kertas dan balpoint mereka diatas meja. Sementara itu gue menoleh ke arah mertua gitu

"Pak, itu yang duduk disitu jabatannya apa ya disini?" kata gue sambil menunjuk kursi pak Jono.

"Oh itu pak Jein"

"Hah? Pak Jin?"

"J-e-i-n, manager keuangan disini. Dia terkenal yang paling baik hati disini karena suka tersenyum"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 04, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dunia MimpiWhere stories live. Discover now