[3] Us and Prau

56 0 0
                                    


Ferdi dan Vincent menggendongku masuk ke dalam tenda, mereka menyelimutiku dengan jaket yang mereka kenakan.

"Kenapa kalian menyelimutiku dengan jaket kalian? Aku tidak kedinginan ko, cepat kalian pakai kembali jaketnya, nanti kalian terkena hipotermia."

"Tidak usah banyak bicara dulu, yang terkena hipotermia itu kamu bodoh."

Yasudah aku diam saja, Vincent jika sedang marah menyeramkan. Vincent memarahiku seperti bunda yang memarahiku karena aku malas makan, Vincent ini sebenarnya ibu-ibu ya?

Sudah lebih dari setengah jam Vincent tidak henti-hentinya menggosokkan kedua telapak tangannya lalu digosokkan lagi ke pipiku, agar hangat katanya. Dia juga tidak berhenti berdoa kepada Tuhan, dia berdoa agar aku sembuh katanya, memang aku kenapa?.

Lalu Ferdi datang dan memberikan teh hangat yang telah dibuatnya tadi, badanku terasa lebih enak sekarang. Jadi benar tadi aku terkena hiportemia?

"Apa badanmu masih terasa aneh Ta? Tehmu mau aku hangatkan lagi?"

"Tenang Ferdi, badanku sudah tidak terasa aneh seperti tadi. Sekarang, ini aku kembalikan jaketnya ya, dipakai. Kalian berdua bisa membantuku tadi, tetapi jika kalian berdua yang terkena hipotermia, nanti aku kebingungan harus bagaimana menangani kalia berdua. Terimakasih ya Ferdi dan Vincent, Tata sayang kalian," akupun memeluk dua temanku itu.

"Itu sangat menggelikan Ta, tapi yasudahlah, kami juga menyayangimu," Setelah itu, kami tertawa bersama.

Salah satu kebahagianku adalah memiliki mereka dihidupku. Walaupun keyakinan kami bertiga berbeda, tetapi kami masih saling menjaga dan menyayangi seperti keluarga sendiri. Oh kalian belum aku beritahu ya? Baiklah aku beritahu sekarang, Aku beragama Islam, Ferdi beragama Hindu, dan Vincent beragama Katolik.

·

Di Indonesiaku ini memiliki beraneka ragam Suku, Adat istiadat, Ras, dan juga Agama. Hal tersebut tidaklah menjadi suatu penghalang bagi kami untuk bersatu. Seperti semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, 'Bhinneka Tunggal Ika' yang berarti 'Berbeda-beda tetapi tetap satu Jua.'

Darah kami sama yaitu darah Indonesia, tanah yang kami pijak sama yaitu tanah airku Indonesia, udara yang kami hirup udara yang sama yaitu udara Indonesia, begitu pula dengan bahasa kami yaitu Bahasa Indoneia, kami sama-sama Bangsa Indonesia.

Aku sangat bahagia memiliki Ferdi dan Vincent yang sangat menjagaku. Keputusan kami untuk mendaki Gunung Prau ini adalah keputusan yang tidak akan pernah aku sesali. Gunung Prau adalah salah satu gunung yang menjadi madona bagi para pendaki, gunung yang hanya ada di Indonesiaku yag tercinta ini.

Yang paling Indah dari Gunung Prau ini adalah kita bisa menyaksikan matahari yang terbit dengan sangat anggun dan cantik, warnanya yang kuning keemasan dengan semburat warna biru langit membuatku semakin jatuh cinta pagi itu. Dari Gunung Prau kita juga bisa menikmati indahnya hamparan bukit teletubbies dan bunga-bunga yang sangat menawan, kita bisa melihat jajaran Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Slamet. Mendaki Gunung Prau bersama teman-teman terbaikku adalah suatu pengalaman yang berharga dan takkan pernah terlupakan.







________________________TAMAAAATTTT_______________________

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 04, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hipotermia di Gunung PrauWhere stories live. Discover now