Opening

66 1 0
                                    

No plagiator, no copycat please. Karya tulis ini 100 persen ide dari aku, terinspirasi sama kisah cintaku sendiri, wkwkwkwk.
.
.
.
.

Frist Meet

Ha Yeon Melihat seorang lelaki jangkung, kulitnya sebening marmer. Wajahnya sangat manis tapi dia sangat pendiam. Oh, itu Heon Soo. Heon Soo adalah laki-laki tampan, ia punya banyak penggemar tapi entah mengapa ia masih single. Tak ada yang tahu perasaanya karena ia sangat pendiam.

Ha Yeon terpana melihat ketampanan laki-laki itu, dan ia mulai mencoba mengobrol dengan lelaki itu. Ternyata jika sudah didekati dia anak yang hangat, tidak seperti gelagatnya saat pertama kali dilihat. Heon Soo yang terlihat tidak ramah, canggung, dan pemalu, ternyata sangat imut, menggemaskan, disiplin, ramah, baik, dan punya sisi dewasa tersendiri.

Ha Yeon yang semula hanya terpana, menjadi jatuh hati dengan sikap dan kepribadian Heon Soo yang sebenarnya.

Banyak kecocokan diantara keduanya. Mereka mengobrol dari A sampai Z. Mereka sangat nyaman mengobrol satu sama lain, seolah ada sebuah chemistry diantara mereka. Ha Yeon dan Heon Soo sering pergi bersama hanya untuk mengobrol, bercanda, dan tertawa bersama. Aaaahhh.... Ha Yeon tidak pernah membayangkan akan mendapatkan waktu seindah ini bersama Heon Soo.... Tak pernah. Dulu dia hanya terkagum dengan Heon Soo dan hanya ingin mengenalnya. Akan tetapi... sekarang ini... mereka sudah seperti berkencan. Menghabiskan waktu bersama sepanjang hari... saling memperdalam pengetahuan tentang satu sama lain. Oh, Ya Tuhan. Bisa-bisa mereka  benar-benar akan berkencan dalam waktu dekat. Ha Yeon ingin berharap banyak kepada Heon Soo. Ha Yeon ingin Heon Soo mencintainya, tapi ia takut kecewa. Ia menceritakan hubunganya dengan Heon soo pada teman-temanya, tapi mereka semua terdiam tak menanggapi, dan memandang aneh Ha Yeon. Kenapa? Ada yang salah? Kurasa ya, memang. Ha Yeon tidak cantik, agak payah dalam banyak hal, dan dia bukanlah sosok yang di koar-koarkan, bukan seperti Heon Soo. Rasa-rasanya Ha Yeon sudah seperti upik abu yang bermimpi menikahi pangeran tampan di tatapan semua orang. Pada akhirnya Ha Yeon hanya terdiam, menelan perasaan pahit yang ada dalam hatinya.

Ia menjauh dari Heon Soo. Ia sudah tidak punya kepercayaan diri lagi untuk mendekati Heon Soo. Ia tak sanggup lagi melihat tatapan-tatapan itu menghakiminya. Ia berhenti berbicara dengan Heon Soo, ia berhenti menghampiri Heon Soo. Heon Soo tampaknya tak peduli. Ia hanya terdiam dan tak menghampiri Ha Yeon. Yah, Ha Yeon tak berharap banyak. Ia tahu mungkin akhirnya akan jadi seperti ini.

Ha Yeon terkadang masih rindu, rindu dengan senyuman Heon Soo yang hangat, yang entahlah itu senyum palsu atau tidak. Entahlah, Ha Yeon tak paham. Tapi Ha Yeon merasakan sejumput ketulusan di sela-sela obrolanya dengan Heon Soo. Heon Soo juga tampak sedikit sedih nan kacau setelah lama Ha Yeon tinggal. Tapi... Apakah itu hanya perasaan Ha Yeon saja? Hahaha pede sekali cecunguk ini.

Perasaan tak bisa dipaksakan, perasaan tak bisa dihapus begitu saja, Ha Yeon tahu. Tapi... Ketidakpercayaan diri ini membuat Ha Yeon ingin menyerah terhadap segalanya. Ia paling benci tatapan merendahkan itu.

Ha Yeon tahu, orang-orang tak berhak mengatur-ngatur perasaanya. Tapi intimidasi mereka membuat Ha Yeon muak. Yah, memang Ha Yeon gadis yang lemah. Ha Yeon tak kuat menghadapi dunia yang penuh kritik dan tekanan.

Idol LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang