Chapter 3

2.6K 269 41
                                    

Saint POV
Aku baru saja sampai di kampus dan memarkirkan mobilku. Berjalan menuju gedung IC sambil menggendong ranselku. Terlihat di depan sana Mean teman sekelasku sedang sibuk menelepon. Aku berjalan pelan menghampirinya.

"Mae, aku sudah bilang aku tidak akan datang ke acara makan malam itu. Jangan memaksaku... Aku akan menginap di rumah temanku... Cukup Mae, aku tutup teleponnya na." Mean menutup telepon yang berasal dari ibunya itu.

"Saint, nanti malam aku ke rumahmu na."

"Tentu saja, Mean. Kau boleh datang kapan saja."

"Khap khun na, Saint. Aku tidak ingin berada di rumah hari ini. Mae mau memamerkanku lagi di depan teman-teman sosialitanya. Cih... benar-benar memuakkan."

"Sabar, Ai Mean. Bagaimanapun dia itu ibumu. Jangan berlaku tidak sopan." kataku mencoba meredakan amarah Mean, sahabatku sejak kecil.

Mean adalah teman dan sahabatku yang sudah ku kenal sejak kami masih duduk di TK. Phao dan Mae-ku juga mengenal orang tua Mean dengan baik. Meskipun Mean sering berkata kasar dan terlihat seperti merendahkan orang lain tapi sebenarnya hatinya baik.

 Meskipun Mean sering berkata kasar dan terlihat seperti merendahkan orang lain tapi sebenarnya hatinya baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku mau membeli minum dulu, tunggu sebentar na Ai Mean."

"Kau memang haus atau hanya sedang mencari alasan, Saint?"

"Aku.. Aku merasa haus, Mean. Sungguh!" jawabku terbata dan merasa pipiku mulai panas.

"Hahaha... Lantas, kenapa kau gugup? Sana kalau memang mau beli minum, kau bisa beli di kantin ini di depan anak dari program tehnik yang sedang makan itu." tunjuk Mean pada beberapa orang yang sedang sarapan di kantin ini.

"Mean!?" wajahku benar-benar panas sekarang. Tapi Mean memang benar, alasanku untuk mampir di kantin hanya agar aku bisa melihatnya. Seorang pria muda yang sedang duduk dan makan bersama teman-temannya sambil bercanda. Tawa dan senyumnya membuatku terpana dan langsung jatuh cinta sejak pertama melihatnya.

 Tawa dan senyumnya membuatku terpana dan langsung jatuh cinta sejak pertama melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia sangat tampan menurutku, matanya menyipit saat ia tertawa. Aku jatuh cinta padanya sejak pertama aku masuk di kampus ini dan melihatnya saat dia memberi pidato penyambutan pada kami mahasiswa baru. Namanya baru kuketahui beberapa hari yang lalu, tentu saja berkat bantuan Mean. Sahabatku ini membantu mencari tahu tentang P'Perth ketika tahu aku menyukai senior kami ini. Ya, P'Perth satu tingkat di atasku.

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang