Miss Journalism | Konoha Akinori

1.3K 157 31
                                    



Nepal

Itu adalah negara yang baru saja aku kunjungi minggu ini.

Menjadi wartawan senior itu cukup merepotkan. Namun serepot apapun aku tetap mencintai pekerjaanku.

Mungkin melelahkan jika setiap minggu Kau harus berpindah-pindah negara, menyisihkan waktu tenangmu bersama keluarga, ataupun memanjakan diri bersama secangkir matcha latte di pagi hari yang hangat sembari membaca koran.

Oh! Aku bahkan lupa kapan terakhir kali bisa memanjakan diri seperti itu.

Namun, cobalah untuk berpikir lebih positif. Di sisi lain Kau bisa berkeliling dunia dengan gratis.

Walau sebenarnya Kau kesana untuk bekerja, bukan liburan.

Well, siapa peduli? Memangnya masih ada orang lain yang mau membayarmu keliling dunia?

Maaf, kalimat di atas hanya bermaksud untuk menghibur diriku sendiri.

Satu minggu di Nepal bukanlah sesuatu yang luar biasa, aku harus belajar bahasa mereka dan terkadang aku harus menggunakan bahasa tubuh supaya mereka mengerti maksudku.

Atasan yang kejam, sehari sebelum aku pulang dari Macau ke Jepang. Tiba-tiba sebuah perintah masuk membuatku harus merubah penerbangan menuju Nepal.

Hal ini membuatku mengingkari janji dengan tetanggaku yang akan segera pindah. Padahal aku berjanji akan mengantar kepergiannya.

Aku penasaran, siapa orang baru yang akan menempati rumah di sampingku. Liana-tetangga lamaku baru saja mengatakan bahwa ia menjual rumah itu kepada seorang pemuda lajang yang mapan.

Semapan apa dia? Apa dia seorang tokoh terkenal dan berpengaruh? Jika iya, aku berharap punya kesempatan untuk mewawancarai dan memasukan profilnya ke dalam majalah.

Terlalu banyak berpikir membuatku tersadar akan sebuah kenyataaan dimana taksi yang kutumpangi sudah berhenti di depan tempat yang sudah lama aku rindukan.

Rumah

Senyum mengembang, aku berlari kecil sembari menyeret koper berukuran jumbo tersebut.

Memang benar pepatah yang mengatakan bahwa tempat ternyaman itu adalah rumah.

Langkah terhenti, suara koper yang diseret juga ikut berhenti.

Aku mungkin tidak akan pernah mempercayai penampakan aneh yang terjadi di depan rumahku sendiri ini.

Haruskah momen ini aku abadikan dengan kamera saku yang aku punya sekarang juga?

Bahkan aku tidak sempat melakukannya. Gara-gara hal tabu yang terjadi di depanku ini sungguh sangat tidak senonoh.

Dan yang bisa refleks aku lakukan adalah berteriak geli.

***

.

.

.

'WHAT THE F*CKKKKK'

Hal pertama yang aku dengar saat bangun di pagi hari adalah teriakan tidak senonoh dari seorang wanita.

Teriakan yang tepat berasal dari rumah di sebelah rumahku.

Tunggu sebentar...

Benarkan suaranya berasal dari rumah sebelah?

Bukankah aku sudah lama tahu bahwa rumah sebelah itu tidak berpenghuni gara-gara pemiliknya yang sering bepergian dalam jangka waktu panjang?

Tanpa sadar aku ikut mengumpat.

Tetangga Masa Gitu 🚪 || HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang