Miss Pastry Chef | Osamu Miya

349 61 2
                                    


Besok adalah tanggal 14 Februari.

Valentine

Para gadis dengan hati berdebar akan menyiapkan coklat dari malam sebelum hari-H, membuat janji temu dengan orang yang mereka sukai, lalu kemudian menyerahkan benda manis itu sekaligus dalam bentuk pernyataan cinta.

Bagiku hal ini menjadi sesuatu yang kekanak-kanakkan, akal-akalan para produsen coklat dan kue dalam melariskan dagangan mereka. Setiap tahun, orang-orang selalu datang tanpa mengenal usia. Tua maupun muda, semua berlomba untuk menunjukkan kasih sayang mereka terhadap orang yang dicinta.

Namun sayangnya, pendapat tersebut tidak bertahan selama lebih dari setahun sejak aku bertemu dengan orang itu.

Konyol sekali, rasanya seperti menjilat ludah sendiri. Nyatanya aku sibuk berkutat seorang diri di dapur toko pastry yang sudah tutup setengah jam yang lalu.

Hari ini lumayan ramai pembeli yang datang sehingga beberapa kue dan coklat habis. Para pegawai merasa senang karena diperbolehkan membawa pulang sisa bingkisan valentine yang khusus aku buat berisi castella, coklat putih, dan chux stroberi.

Setidaknya itu menjadi bentuk apresiasi dan rasa terima kasihku kepada mereka yang sudah bekerja keras hari ini. Sebab memang persiapan valentine membuat toko menjadi lumayan sibuk.

Tepat pukul 10 malam, kocokan krim masih terdengar di dapur yang sunyi. Entah kenapa aku mulai menghayati dalam membuat kue. Apakah karena ini dipersiapkan untuk seseorang yang spesial? Membayangkannya saja sudah membuat jantung jadi berdebar-debar. Memalukan sekali saat aku sadar masih bertingkah dan bersikap seperti gadis SMP padahal usia tiga tahun lagi menginjak kepala tiga.

Persetan dengan itu semua, kali ini adalah merupakan kesempatan bagiku. Kesempatan untuk mengutarakan perasaan yang semakin lama kian menggebu ini. Setidaknya untuk kali ini aku ingin dia tahu apa yang aku rasakan.

Aku ingin kamu tahu, Kita Shinsuke.

***

Jarum jam berdetak lambat, serasi dengan suara langkah tanpa semangat.

Aku menatap langit biru dengan cuaca cerah, entah kenapa terlihat menyebalkan karena tanpa sadar aku berharap cuaca hari ini menjadi buruk.

Sama dengan isi hatiku saat ini.

Rasanya ingin berlari pulang dan menangis sepuasnya di bawah selimut, terlihat bodoh sekali saat kau menaruh harapan besar pada seseorang yang bahkan sudah memiliki tunangan.

Bodoh sekali, benar-benar bodoh.

Aku berjalan cepat dengan mata panas, mengenggam erat tali bingkisan yang berisi coklat dan beberapa manisan yang aku buat semalam. Rasanya sia-sia saja menyisihkan waktu dan perasaan untuk seseorang yang bahkan tidak bisa kau gapai.

Jadi seperti ini rasanya patah hati sebelum menyatakan.

Memikirkannya lagi sungguh benar-benar akan membuatku menangis, tanpa sadar aku berlari dan kesialan kedua pun mampir memelukku erat.

Hanya jeritan kecil yang refleks aku suarakan. Menahan keseimbangan tubuh dengan berpegang erat pada pagar, aku menoleh menatap lekat benda yang membuatku tersandung dan hampir jatuh mencium aspal. Oh sungguh ini benar-benar akan menjadi kesialan beruntun apabila benda itu berhasil membuatku terjatuh dengan menyedihkan di depan rumah tetanggaku sendiri.

Namun sepertinya ada sesuatu yang aneh dan menarik. Siapa orang aneh yang mau membuang boneka beruang besar yang manis, menggemaskan, terlihat masih baru dan mahal itu ketempat pembuangan sampah? Tidak masuk akal, apakah mereka salah buang? Tiba-tiba saja aku sudah berjongkok menatap boneka tersebut. Tersenyum lebar, dengan mata gelap yang gemerlap seperti obsidian, sungguh boneka yang malang. Ia tetap tersenyum lebar bahkan setelah dicampakkan oleh pemiliknya.

Entah efek patah hati atau bagaimana, aku tiba-tiba jadi merasa sentimen. Menghela napas menatap boneka beruang tersebut iba, sama ibanya dengan melihat pantulan diriku dari mata benda mati tersebut.

"Malang sekali nasibmu di hari kasih sayang ini, valentine apanya? Omong kosong! Padahal nasib kita berdua terbuang begini."

.

.

.

.

***

"Kau boleh ambil itu kalau mau."

"Jangan mengejekku."

"Aku serius, ambil saja. Memang sayang sekali membuang barang yang masih bagus dan baru."

Aku mendongak menatap figur tegap lelaki berambut abu. Sorot matanya datar, masih memegang plastik belanjaan, dan mengunyah onigiri. Aku tentu sangat mengenal orang ini; Miya Osamu. Tetangga sebelah rumah yang tinggal bersama saudaranya yang jarang pulang. Memiliki usaha onigiri dan senang mengadakan pesta berkumpul bersama teman-teman di halaman rumahnya.

Memalukan sekali melihatku yang berjongkok menyedihkan seorang diri seolah dunia akan segera berakhir. Tetapi Osamu hanya diam, dengan tatapan datar dan berakhir mengalihkan pandang seolah sibuk memikirkan hal lain.

"Oh kalau begitu..." Aku bergegas bangkit merogoh isi tas, "Ini untukmu."

Osamu mengangkat alis, sebuah bingkisan yang terbungkus manis seolah terlalu mewah untuk menjadi coklat pertemanan.

"Apa ini?"

"Aku gagal menyerahkannya, dia sudah akan menikah."

"Wah." respon singkat Osamu memberikan kerutan emosi tanpa sadar.

"Terima saja. Dan aku ambil boneka ini!"

"Sebenarnya aku juga gagal menyerahkan boneka itu, kami putus hari ini karena dia berselingkuh." jelas Osamu tiba-tiba.

Aku berhenti dan menatap Osamu heran, bagaimana bisa orang ini dengan santai bercerita begitu?

"Wah."

Sekarang giliran Osamu yang berkerut emosi.

"Hari ini sial juga untuk kita berdua ya." aku meringis mendekap boneka.

"Aku beli bir. Ayo minum."

"Oh? Mau bikin perayaan patah hati?"

"Terserah, mau ikut?" tanya Osamu sekali lagi.

"Aku pulang dulu untuk ganti baju dan meletakkan anak manis ini."

Osamu melirik boneka beruang besar yang kini telah berpindah tangan pada si gadis tetangga, "Tentu."

Sebuah senyum tipis terkembang tanpa sadar, aneh sekali mengingat beberapa waktu sebelumnya aku sempat menjadi seorang yang hilang harapan. Osamu Miya dan boneka beruangnya sungguh diluar dugaan berhasil memperbaiki suasana hati. Senang sekali membayangkan bahwa malam ini aku tidak menjadi satu-satunya orang yang putus asa karena asmara.

end

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tetangga Masa Gitu 🚪 || HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang