*******
Hiks... Hiks....
"Kenapa kamu kek gini? Aku sudah sabar menghadapinya. Kenapa kamu jahat sama aku leon?". Gumam ku membatin, sambil terus menatap sebuah foto. Ya, itu foto kenangan ku dengan leon, ketika kami masih pacaran.
" Kekei! Turun kamu!". Perintah seseorang dibawah sana.
"Iya! Bentar!". Sahutku sambil berjalan meniruni tangga.
" Darimana aja kamu! Tuh bersihin rumah!". Perintah wanita paruh baya itu. Ya, wanita itu adalah ibu tirinya.
Aku pun melihat sekitar. Semuanya sudah bersih. Aku pun berpikir bukanya aku sudah membersihkanya tadi.
"Tapi semuanya sudah bersih loh, mah! Apanya yang mau dibersihin lagi?". Jawabku, sambil mengedarkan pandangan ku ke sekitar.
" Masih mau menjawab kamu! Berani kamu menjawab saya? Dan satu lagi, jangan pernah kamu panggil saya kaya gitu! Saya bukan mamah kamu! Ngerti nggak?"
"i.. iya m.. Eh iya nyonya. Ta..tapi tolong lepaskan!". Ucap ku, karna dia menarik rambut ku cukup keras.
" Berani kamu merintah saya! Ingat saya yang berkuasa di rumah ini!". Jawabnya, dengan menarik rambut ku lebih keras .
"Gue bilang lepas ya lepas! Lo budeg ya? Lo pikir gue bakalan takut sama lo?". Ucap ku dengan nada yang menantang.
Gue pun melepaskan tanganya dari rambut gue. Menatapnya dengan tajam, dan menyeringai.
Tiba-tiba seseorang datang. Orang yang paling ngeselin buat gue dah.
" Eh! Lo apain nyokap gue? Dasar anak durhaka beraninya cuman ngelawan aja lo!". Ucapnya dengan menahan emosinya.
Tiba-tiba dia menatap ku dengan seringaiannya. Dan tersenyum seperti Jin BTS. 'Eh! Ralat. Dia pun tersenyum seperti iblis, yang siap membunuh siapa saja.
"Kasihan banget ya! Baru putus dari leon. Kasihan banget hidup lo. Nggak ada orang yang sayang sama lo! Nggak ada orang yang peduli sama lo. Gimana leon bisa betah sama cewe cupu kek lo!". Ucapnya .Dia Nadzinda, dia sudara tiri gue.
"Lo nggak capek apa. Selalu ngerebut apa yang menjadi punya gue? Gue juga gapapa kalo lo pacaran sama leon. Gue boleh nanya nggak? Kalo ngambil punya orang tanpa izin itu sama kaya apa?". Tanya ku
" Lo itu sama kaya maling tau nggak!". Sambung ku lagi.
Plak..
"Jaga ucapan kamu! Jadi gini kelakuan kamu? Kamu nuduh Zinda maling. Dimana otak kamu! Ini kelakuan kamu, selama papa nggak ada dirumah? Suka ngebantah omangan orang tua!". Ucap seorang pria paruh baya itu dengan penuh emosi.
Kekei memegang pipinya yang memerah akibat tamparan yang sangat keras tadi.
Kekei mendongakkan kepalanya menatap pria itu dengan lekat. Tak terasa air mataku mengalir begitu saja.
" Kalo iya kenapa, pa? Wajar aku ngelawan kalo aku diperlakukan Seperti seorang pembantu di rumah ini! Dan siapa yang bilang aku kaya gitu , pa?".
Aku pun mengalihkan pandangan ku, menatap wanita paruh baya yang berada di samping papa ku. Dia menatap ku dengan menyeringai.
"Pasti nenek sihir ini yang bilang ke papa kan?". Ucap ku dan kemudian berjalan mendekati wanita itu.
" Eh loh! Apa yang lo bilang ke papa hah? Dasar wanita jalang bisanya cuma ngerebut suami orang! Apa lo begitu murahan ya? Masih banyak laki-laki di dunia ini! Kenapa lo ngerusak kebahagiaan keluarga gue!". Sambungku dengan mencengkram bahu wanita itu, sambil ngeluapin semuanya.
"Oh, gue tau! Lo pasti cuma mau harta papa gue doang kan? ". Ujarku dengan mencengkramnya lebih keras dari yang tadi.
Tiba-tiba sebuah tangan menarik ku dengan paksa.
Plak....
"Jaga ucapan mu terhadap istri saya! Apa kamu tidak pernah diajarkan tatakrama? Dasar anak yang nggak berguna! Bisanya cuma nyusahin aja!". Ucap pria itu.
Aku memegang pipi ku, lagi! Ini untuk yang kesekian kalinya aku di tampar dan disiksa.
" Hahaha! Apa papa nggak salah bicara? Papa bilang aku nyusahin? Maksud papa nysahin darimana hah? Seharusnya yang papa bilang nyusahin itu ke mereka pah! "
"Apa pernah aku minta uang ke papa? Nggak kan, pah? Biaya sekolah aku yang nanggung sendiri. Papa sudah berubah. Kemana papa ku yang dulu?"
"Cukup! Aku sudah nggak tahan lagi! Lebih baik aku pergi!" aku pun membalikan badan ku, menatap mereka berdua yang tengah terswnyum menyeringai kepada ku.
"Kalian senang? Itu yang kalian ingin kan bukan?". Sambung ku lagi
"Maksud mu apa kei? Mana mungkin mama seneng. Papa kamu cuma emosi. Kamu jangan tinggalin rumah ini!". Ucap wanita itu. Namanya adalah lisa.
" iya kei! Lo jangan tinggalin rumah ini ya! Yah, walaupun kita sering bertengkar, dan lo yang selalu cari gara-gara. Gue udah maafin lo kok! Taoi, lo jangan tinggalin rumah ini ya! ". Ucap Zinda, sambil memeluk kekei. Si nene sihir malah ngikut meluk gue juga.
Kekei pun melepaskan pelukan mereka dengan paksa. " Bacot lo, Njing!". Kekei pun meninggalkan tempat itu danberlari menuju kamarnya.
Jangan lupa vote and comen nya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm fine
Teen FictionGue dulu emang pernah merasakan terbang ke atas dan seketika jatuh ke bawah. Aku kira cinta itu ilusi. Hanya terdapat dalam imajinasi , dan takkan pernah kudapati. Jangan tertipu dengan penampilan! Bahkan kupu-kupu yang indah pun ...