Arini POV
Aku mengetik balasan dari pesan teman kita di ruang obrolan grup WA di hpku. Membalas sambil terkikik yang belum juga berhenti setelah membaca pesan yang dia kirimkan.
Sudah 2 menit berlalu sejak aku menekan gambar pesawat kertas dan belum ada yang membalas. Karena penasaran, dan karena merasa malu aku memblok pesanku lalu membuka info untuk melihat siapa saja yang sudah membaca pesanku.
Dan ada namamu disana. Membuat rindu.
Kamu membuatku merasa bodoh dan terhina karena merasa tercekik rindu hanya dari membaca namamu saja. Membuat ku curiga, jika saja kamu memasang pelet untuk menjeratku yang tentu saja tidak mungkin. Siapalah aku. Hanya teman satu SMA mu yang sudah tidak bertemu lebih dari 3 bulan. Ah... aku rindu kamu.
Kembali pada kenyataan bahwa kamu adalah salah satu orang yang sudah membaca pesanku, membuatku berharap kamu akan membalas pesanku. Orang pertama yang akan menanggapiku.
Ting
Suara notifikasi sedikit mengagetkanku, namun aku sangat kaget saat melihat pop up pesan muncul di layar atas hpku.
@xxx dasar kurus hooo
Kamu membalas dengan mengataiku, tidak secara langsung karena kamu menandai teman kita yang tadi kubalas pesannya. Tapi, aku sungguh tersinggung dan merasa bodoh, bodoh karena aku merasa sangat bahagia karena kamu sungguh menjadi yang pertama menanggapiku. Walau aku tau itu kebetulan, atau kamu sedang berada di titik terbosan, atau kamu memang merindukan untuk menjahiliku(?).
@arini mansyah parah banget nih
Balasan darimu menghidupkan grup. Yah, aku tau kalau mereka hanya membaca dan tidak membalas itu pun sengaja karena ingin mengusiliku.
.
Mansyah POVAku langsung membaca pesan terakhir di grup saat pop up pesan muncul membawa namamu. Kamu ternyata membalas pesan teman kita yang sebenarnya bisa dibilang 'terkacangi'. Sungguh baiknya kamu. Haha.
Aku masih menatap hpku lama, menunggu seseorang mengetikkan balasan dari pesanmu. Hingga telah lewat 2 menit belum juga ada yang memberi balasan dan aku mulai berpikir bahwa mungkin aku satu-satunya yang membaca pesanmu, walau hampir mustahil.
Kamu mungkin merasa malu karena tak ada yang membalas pesanmu. Aku tau kamu pasti begitu. Kemungkinan kamu juga akan mengecek info pesan, dan kamu akan melihat namaku disana. Jika aku satu-satunya yang membaca pesanmu, maka aku akan menjadi yang peratama membalas pesanmu dan memancing teman kita yang lain agar ikut membalas pesanmu.
Agar kamu tidak malu, apalagi merasa terabaikan.
Maka aku megetik balasan dan menekan gambar pesawat kertas setelahnya langsung melihat info pesan tanpa menunggu satu detikpun terlewat. Aku ingin merasakan detakku yang menggila saat menunggumu membaca balasanku yang terkesan jahat. Ah... kuharap kamu tidak terluka karena kalimatku. Sungguh.
Sedetik halaman info terbuka, aku langsung menegapkan punggung. Karena namamu muncul disana setelahnya. Mungkin hanya sedetik atau dua detik dari pesanku terkirim.
Apa karena kamu marah? Apa karena kamu bosan?
Sesuai dengan yang kukira, teman-teman kita satu persatu mulai membalas pesan kita dengan kalimat usil mereka. Kamu meningkahi mereka, membuat mereka semakin bersemangat mengusili begitupun aku.
Ah... lama sekali aku sudah tidak melihat wajah marahmu. Sepertinya, aku sudah terlalu merindukanmu.
.
Arini POVAku dengan setengah kesal setengah tertawa membalas pesan dengan nada mengejek yang ditujukan padaku dalam grup. Kamu juga semakin menjadi mengataiku segala macam, membuatku terluka.
Ting
Sebuah pesan masuk lain membunyikan notifikasi hpku, muncul dg pop up yang membuat mataku melotot.
Mansyah: Arini
Mansyah: P.
.