"Sidang putusan nomor register perkara 113/Pid.B/XII/PN Jakarta Pusat. Begitulah yang terdengar diruang yang saat ini cukup mencekam karena sidang hari ini adalah sidang lanjutan dari sidang yang diadakan 3 hari lalu. Semua yang berada diruangan itu menunggu hasil putusan dengan hati yang berdebar."
Di kursi Jaksa Penuntut Umum, Rielina hanya bisa memasrahkannya pada Majelis Hakim. Sidang kali adalah kasus penipuan travel haji dan umroh. Seorang pria yang memakai baju tahanan hanya menunduk. Keluarganya yang terduduk di kursi tunggu belakang mulai harap-harap cemas.
"Mengingat dan seterusnya. Menimbang dan seterusnya...."
Rielina memejamkan matanya. Rasanya ia ingin menutup telinga setiap kali bagian pembacaan putusan oleh hakim. Ia bersumpah apabila hukumannya tidak sesuai dengan yang ia harapkan, maka ia akan mengajukan banding. Tidak boleh seorang penipu yang menipu lebih dari puluhan orang tua yang sudah tua bangka hingga sebatang kara terlepas dari hukum begitu saja, meskipun saudara sedarahnya adalah anggota dewan.
"Dengan berbagai pertimbangan, kami majelis hukum memutuskan, saudara terdakwa Baros Adiyatma sebagaimana diatur dalam Pasal 378 KUHP jo pasal 55 ayat 1 ke-1 Pasal 64 ayat 1 KUHP dan Pasal 3 UU no 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dengan ancaman 20 tahun penjara. Dengan ini, hakim memutuskan, saudara dijatuhi hukuman kurungan selama 18 tahun dan harus membayar kembali aset sebesar 43,7 juta rupiah. Palu kemudian diketuk 3 kali."
Semua media tertuju pada Rielina. Ia bahkan sempat kesusahan untuk keluar dari ruang sidang karena harus melewati kerumunan media yang menanyakan soal nasib bos travel dan apakah pihak bos travel akan mengajukan banding. Riel hanya diam dan mengukir senyum, bersama dengan rekannya saat ini Radi yang berjalan di depannya untuk membuka jalan. Begitu ia keluar dari gedung pengadilan, jauh lebih ramai. Mereka yang tidak diizinkan memasuki gedung pengadilan karena pembatasan juga ikut menanyakan perihal hasil sidang yang sedang hangatnya karena melibatkan salah satu anggota dewan.
Rielina buru-buru masuk ke dalam mobil berwarna merah milik Radi. Barulah mereka terhindar dari sergapan pada media yang seperti binatang buas. Radi melongarkan dasi yang dipakainya dan mencopot kancing jasnya." Gila.. wartawan udah kayak segerombolan hyena yang mau nerkam aja rame-rame gitu."
Riel meraih tasnya yang berada di belakang jok, isinya perlengkapan sholat dan pouch make up. Ia memindahkan dompet yang ada di tas jinjing hitam dan ponselnya. "Namanya juga wartawan, kalau gak kayak gitu gak bakal dapet berita". Lalu ia mengambil kaca. Ia menarik nafas tersentak.
"Apa? Kenapa?" Radi memalingkan pandangannya dari jalanan sekilas.
"Gue dikerumunin orang-orang terus direkam penampilan gue acak-acakan kayak gini? Lipstick gue... ini sih yang gila."
Radi menghela nafas. "Bisa-bisanya lo riel."
Di gedung kejaksaan agung. Riel terduduk di ruangannya. Ia melempar asal tasnya ke meja yang berada di tengah ruangan yang biasanya digunakan untuk untuk diskusi. Ia merebahkan dirinya pada sofa yang berada di samping meja. "Saya capek sekali. Mbak Vinn, saya tidur sebentar ya. Perempuan paruh baya itu mengangguk sambil merapihkan tumpukan berkas-berkas di lemari."
"Riel, saya ada perlu. Oh iya tadi Pak Galen nyariin." Riel mengacungkan jempolnya. Ia meraih bantal dan menutup seluruh wajahnya. Ia terlalu lelah. Dua kasus dalam sehari cukup memberatkan.
Suara ketukan pintu terdengar. Riel tidak menyadarinya, ia sudah terlelap begitu saja. Pintu terketuk lagi. Karena merasa tidak ada sahutan pintu pun terbuka. Menampilkan sosok pria dengan kemeja garis abu. Tataan rambut rapih dan berkacamata.
"Permisi, Jaksa Riel?" tetap tidak ada sahutan. Namun, ketika pria itu hendak keluar terdengar suara dari balik sandaran sofa. Kakinya melangkah mendekat kearah asal suara. Begitu matanya melihat dengan jelas sesuatu yang ada di sofa. "Riel?"tangannya membuka bantal yang menutup wajah Riel.
![](https://img.wattpad.com/cover/163644281-288-k730324.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Moirai
Любовные романыDidunia ini ada dua tipe laki-laki. Laki-laki yang harus kau temui dan laki-laki yang tidak perlu kau temui. Dan kali ini Rielina bertemu dengan tipe laki-laki yang ketiga, laki-laki yang seharusnya tidak pernah ia temui lagi. Cinta pertamanya.