Kecepirit!

52 3 0
                                    

Dunia ini sekarang sudah ibarat wc umum di pojok RT 04 Desa Sukakamu di Kecamatan Hati Negeri Suap, yang setiap hari orang-orang pada antri untuk membuang kotoran kehidupannya, dengan sabar mereka antre mati-matian demi merasakan sensasi kelegaan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dunia ini sekarang sudah ibarat wc umum di pojok RT 04 Desa Sukakamu di Kecamatan Hati Negeri Suap, yang setiap hari orang-orang pada antri untuk membuang kotoran kehidupannya, dengan sabar mereka antre mati-matian demi merasakan sensasi kelegaan yang hakiki. Atmosfer manusia yang antre bermacam-macam khalayak penduduk desa tersebut, mulai dari ibu-ibu yang memakai daster kebesarannya, bapak-bapak bertelanjang dada dengan sarung yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuran pinggangnya, sampai anak-anak yang masih menggunakan popok putih dengan bercak sedikit kuning-kuning di beakangnya (iuuh.. aku jijik) jangan berpikir jorok anak-anak itu habis bermai cat minyak milik kakaknya alat untuk kuliah habis sudah di koyak-koyak bayi.

Nah, di antrean belakang sendiri berdiri agak membungkuk pemuda paruh baya menahan kesakitan dengan memegangi perutnya. Bernama Abdi nomor punggung 69 terlihat dari jersey lusuh berwarna Hitam dengan motif garis-garis Pink yang di pakainya, "Om cepeeeet Ooom.., udah gak kuat niiich aaah.. aah!" sembari menggedor-gedor pintu wc umum nomer 2 dari selatan tersebut. "BENTAAAR!! konsenterasiiii Koceeeeng...!!" Sahut keras dari dalam kamar bau itu. Abdi terdiam terpaku seperti melihat wanita cantik yang berjalan catwalk didepannya, tapi tetap dengan mimik wajah yang menahan kesakitan.

Tiba-tiba(jreng-jreng!), suara dentuman keras terdengar seantero wc umum. Suara itu seperti suara ledakan bom nuklir kowea vs nuklir milik mamanya rika, tidak lama dari suara dentuman itu tercium bau gas beracun seperti bau semburan lumpur panas lapindo yang nggarakkan kesroh (membuat kisruh) seperti lagu koplo yang sempat hits di tahun 2006 di jawa timur tersebut. Membuat pengunjung turis lokal di wahana wc umum lari maraton dan estafet meninggalkan wahana, karena tidak kuat menahan bau tersebut. Abdi menahan kemaluannya (baca:malu) karena telah diusut-usut dan telah diselidiki komisi pemberantas korupsi menggunakan OTT dengan featuring densus 88 anti terror. Ternyata ledakan itu berasal dari tengah-tengah antara alat duduk si Abdi, akhirnya skandal tersebut viral di dunia nyata maupun di dunia maya.

Terdapat bercak darah berwarna kuning bercampur warna oranye menempel manja di dinding di depan wc nomer 2 itu. Yutub mengabadikan adegan tersebut, yang tidak sengaja telah divideo oleh anak kecil generasi millenial yang menggunakan popok tadi. Akhirnya viewers anak tadi menjadi banyak, dan akhirnya sang anak telah menjadi yucubers terkenal pada abad ini.

***

Nah ngobrol soal ledakan yang tidak sengaja tadi mari kita dengan seksama mengheningkan cipta menghubungkan makna filosofisnya dengan Spirituilitas yang telah berkembang di negeri ini. Abdi itu diibaratkan sebagai pemuda millenial pada abad ini, yang kebanyakan mencari ilmu dan sumber-sumber kebenaran berasal dari internet yang notabenya terilustrasikan seperti wc umum tadi. Apalagi sekarang banyaknya pemuda pemudi yang belajar tentang siprituilitas agama melalui youtube atau apalah, bukan melalui guru yang sanad/sambungan ilmu sudah pasti turun temurun dari guru-gurunya dulu. Bukannya mau menyalahkan, tapi ya lebih baik kita menimba ilmu seperti ilmu spiritual harus jelas gurunya.

Saya pernah diberi nasihat oleh guru saya waktu ngobrol santai sembari meminum kopi dan menikmati lintingan tembakau di selasar asrama pondok waktu itu. Kalau belajar dari sumber-sumber kurang jelas sambungan keilmuannya kelak kalian akan mempertanggung jawabkan di hari akhir. "Hei Pemuda!, siapa orang yang telah mengajari tentang hal tersebut?" suara itu terdengar dari atas kerumunan manusia-manusia tanpa busana yang berarak-arak di padang yang luas dan panas. Pemuda itu menjawab "saya belajar dari syaikh gugel, kyai fesbuk, dan ustad broatcast watsap sebarkan pesan ini atau kalian akan mendapatkan musibah! gitu gusti". Kemudian ada makhluk bertanduk kambing menyelat "Dia murid saya duh gusti!". "Yaudah bawa muridmu itu". Naudzubillah tsumma naudzubillah.

Bukannya saya mau sok mengustad atau gimana ya, sebenarnya belajar itu baik apalagi kalau ada guru dan sambungan keilmuanya itu jelas sampai kepada Kanjeng Rosul Muhammad SAW. Belajar lewat internet sih boleh, tapi dibuat untuk pengetahuan saja bukan untuk mengamalkannya! gitu kata guru saya.

Terus apa hubunganya tentang kepecirit?, nah begini pepe mimir sa sa.. pemirsa ! eaaa eaaa kembali ke laptop (kata tukul arwana). Kepecirit diibaratkan pemuda yang sedang menuntut ilmu apa saja deh bukan tentang spiritual agama saja, sekarang pemuda millenial suka mencari ilmu itu dengan secara instan dan belum matang kekuatan ilmunya, sudah berani menyalah-nyalahkan orang lain kalau tidak sependapat dengannya. Seharusnya pemuda yang cerdas itu memiliki satu prinsip yang sangat kuat, dan mempelajari apa saja yang telah dibeberkan oleh Tuhan di alam ini, agar tidak keluar dulu sebelum waktunya.

"Belajar jangan dengan satu buku saja, belajarlah dengan banyak buku agar kau tidak buta sebelah mata seperti lagunya Efek Rumah Kaca".

Gitu.

Spirituil!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang