Jumat sore, biru langit terhalang awan kelabu. Hujan tak turun, membuat bingung hati Renjun. Takut hujan, tapi tak kunjung datang. Takut panas, tapi hamparan surya masih tersembunyi.
Renjun melangkah di pusat pembelanjaan, hatinya merindukan toko buku yang jauh ia cintai.
Bersembunyi dibalik alasan berkeliling, yang membawa Renjun kesini ialah ia ingin membelikan hadiah untuk gadis itu.
Renjun mengingat-ingat kembali pakaian yang dipakai Yireon hari Rabu kemarin, masih terpatri jelas di kepalanya, tapi ada satu yang kurang, jaket pikirnya. Lantas, Renjun mendengus pelan, sebab menurutnya tak satupun yang cocok untuk sang gadis, kekecewaan menghinggapi hatinya.
"Buat siapa?"
Renjun terkejut hebat suara Koh Winwin -kakak laki-laki Renjun, yang datang tiba-tiba memenuhi pendengaran Renjun.
Ditambah lagi dengan pertanyaan itu.
"Cuma lihat-lihat kok, soalnya bagus. Katanya Koh Winwin mau beli sepatu?"
Koh Winwin tidak menjawab, melainkan menunjukkan satu tas kertas besar berlogo merek sepatu terkenal.
"Kamu ngapain ke area baju perempuan?" tanya Koh Winwin, Renjun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Buat pacar ya?" Tanyanya lagi, polos. Namun berhasil membuat jantung Renjun berdegup kencang tak karuan.
Renjun langsung mengibaskan tangannya di depan wajah Koh Winwin, "Masa iya, beli barang perempuan harus mesti untuk pacar? Buat temanku besok ulang tahun!" Jawab Renjun cepat.
Koh Winwin tertawa kecil, "Dulu Koh Winwin ketahuan suka sama perempuan, begini gelagatnya."
Renjun mendengus kesal, Koh Winwin melanjutkan pembicaraannya, "Pakai bohong segala kalau buat teman ulang tahun, dasar."
Jumat sore, Renjun menahan serapah dalam hati, kesal yang terpendam, kakaknya jadi sasaran di dalam amarah yang melanda.
Jumat sore, jaket denim warna biru cerah telah terpilih dan ada digenggaman Renjun, dengan aksen lembut, untuk sang gadis.
Jumat sore, gelora tak terbendung, Renjun tak sabar menanti hari esok, bertemu kembali dengan sang pujaan.
Pokoknya, tak bisa dihindari, Renjun harus bertemu dengan perempuan itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVONDRUST, RENJUN
Short StoryMata sayu yang sepadan bak kalbu sebesar Himalaya, menatap Renjun dengan penuh cinta. © THE1972