Keributan No #1

670 93 113
                                    

Aku celingak celinguk melihat sekeliling Bandara Heathrow. Aku gak percaya kalo akhirnya aku punya kesempatan untuk memijakkan kaki disini, di London. Ini semua berkat Harry. Coba aja dulu Mama gak ngajakkin Harry tinggal di rumah, mungkin aku gak bakalan sampe kesini. Aku mendorong travel bag ku menuju ruang tunggu bandara. Harry bilang 'orangnya' akan menjemputku.Dia bilang dia ingin menjemputku cuma ada acara yang tidak bisa ia tinggalkan.

Aku membuka ponselku dan mengirim SMS pada Harry.

Harry, aku sudah sampai di Heathrow. Jemput. Gak. Pake. Lama.

Ok, untuk ukuran orang yang dibayarin keluar negeri selama seminggu, aku termasuk ke dalam orang yang tidak tahu berterimakasih. Aku melihat ke sekeliling ruang tunggu. Lalu mataku menatap seorang pria yang sedang menyandar di sebuah pilar di ruang tunggu bandara. Dia membawa sebuah papan bertuliskan "RAISA, INDONESIA". Hey itu namaku. Aku buru-buru menarik travel bag-ku dan menghampiri laki-laki itu.

" Um........Hi?"

Laki-laki itu, yang sedang memainkan ponselnya, terkejut ketika aku mengucapkan 'Hi'. Kedengaran banget kali ya kalo aksenku aksen orang Sunda. Aku mengamati papan yang dipegang laki-laki itu. Di pojok kanan bawah papan itu ada tulisan "Harry Styles". Aku mengangguk-angguk dan mengamati laki-laki ini.

Aku mengulurkan tanganku. "Hi, i'm Raisa. From Indonesia. Nice to meet you"

Laki-laki itu langsung tergagap dan menjabat tanganku. "Nice to meet you, Miss. I'm Pedro" Pedro lalu menarik tasku dan memberi isyarat padaku untuk mengikuti. Aku mengekor di belakang Pedro.

Pedro ternyata membawaku ke sebuah mobil Audi R8 Coupe.

" Wow Pedro, ini punya Harry?" pekikku.

Pedro mengangguk. Aku mengelus permukaan mobil itu. Mobil milik Harry benar-benar mewah. Aku pernah melihat majalah otomotif yang dibeli Yomi dan melihat mobil Audi milik Harry ini. Kalau tidak salah harganya Rp 1,2 miliar. Ternyata selera Harry gak jelek-jelek amat terlepas dari penampilannya yang mirip gembel.

Pedro membukakan pintu belakang mobil untukku dan memasukkan tasku. Aku melemparkan tubuhku ke jok mobil dan meregangkan tubuhku.

" Halo, milady" kata sebuah suara yang sangat familiar dari jok depan.

" HARRY? IS THAT YOU"

Tiba-tiba Harry berbalik ke arah jok belakang dan tertawa-tawa.

" Heeey, bukannya kamu bilang kamu gak bisa jemput?!" ujarku. Tangannya berusaha meraihku tapi sayangnya tidak bisa karena aku menggeser posisiku.

" Hahahahahaha aku ingin ngasih surprise buat kamu!" tawanya.

" Huh aku gak terkejut tuh" aku memanyunkan bibirku. Harry hanya tertawa melihatku.

" Oy Pedro! Ayo kita pergi! Raisa harus segera mandi, dia sangat dekil!" teriak Harry. Pedro, yang tadinya sedang berdiri di luar entah ngapain, langsung masuk ke dalam dan menyalakan mobil.

*
*
*

Akhirnya kami sampai di rumah Harry setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam. Rumahnya tidak mewah tapi cukup besar untuk ditinggali Harry, orangtua Harry dan kakaknya Harry. Harry menuntunku masuk ke dalam rumahnya. Dia menyuruhku duduk terlebih dahulu di sebuah ruang duduk.

" Mamaaaaaa, Gemmaaaaaa" teriak Harry.

Terdengar suara riuh dari dalam. Lalu terdengar suara terompet tahun baru dibunyikan. Aku mengecek tanggal di jam tanganku, sekarang bukan tanggal 1 Januari. Suara terompet semakin mendekat dan akhirnya suara terompet itu digantikan oleh kehadiran dua orang perempuan. Kukira itu Mama dan 'Gemma' yang Harry sebut tadi. Harry merangkul bahu salah satu perempuan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Back to UK (Sequel dari Lost in Bandung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang