Terlanjur Basah

14.6K 71 1
                                    

Suasana gedung kolam renang sudah sepi, hanya menyisakan Hanum dan Reka. Mereka penanggung jawab acara Porseni bidang renang untuk Pekan Olahraga se Kota.

"Num, tinggal pasang banner aja, nih. Nanti gue naik, terus kamu yang liatin udah lurus apa belum yaal," ujar Reka kepada Hanum yang sedang istirahat.

"Oke!"

Reka pun segera memasang tangga lipat di dekat dinding. Dia mengikat ujung banner yang sudah diberi cincin dengan tali rafia.

"Sudah pas belum?" tanya Reka.

"Kurang naik dikit itu," ujar Hanum yang sudah berada di pinggir kola.

"Segini?"

"Iya--"

Byur...

Reka terkejut saat melihat Hanum tercebur ke kolam renang. Segera dia mengikat tali dan menurunin tangga.

Hanum memegang pinggiran kolam sambil terengah-engah karena air masuk ke dalam hidungnya. Reka pun menghampiri Hanum dan membantu Hanum keluar dari kolam.

"Kok bisa kecebur sih?" ujar Reka sambil tersenyum geli. Tampilan Hanum sangat kacau dengan rambut lepek dan seragam yang menjiplak lekuk tubuh Hanum. Seketika Reka menelan ludah melihat penampilan Hanum saat ini, terutama bagian dadanya.

"Duh, gimana ini, basah semua lagiii," keluh Hanum.

"Kita ke ruang OSIS aja, kayaknya ada seragam yang gak dipakai disana," ajak Reka sambil memperhatikan Hanum. Seingatnya di ruang OSIS banyak baju sitaan siswa karena tidak sesuai standar sekolah. Seketika ide licik masuk ke otak Reka.

Sesampainya di ruang OSIS, Reka langsung masuk ke ruang khusus penyimpanan sitaan dan mencari-cari seragam yang cocok untuk Hanum.

Hanum melihat Reka keluar dari sebuah ruangan dan membawa setelan seragam sekolahnya. Hanum pun tersenyum lega. Dia pun pamit menuju toilet siswa untuk mengganti pakaian.

Hanum mulai membuka bajunya, dan dia baru ingat jika pakaian dalamnya pun basah. Mana mungkin dia memakainya lagi. Jika dia memakainya lagi, tentu saja akan ada cetakan celana dalam dan branya di seragam keringnya.

Tapi jika dia tidak memakainya, berarti dia hanya memakai seragam saja? Rasa deg-degan tiba-tiba menyapanya. Namun dia teringat bahwa akan menaiki angkot, daripada terlihat bahwa pakaian dalamnya basah di depan penumpang angkot lainnya, lebih baik dia berpura-pura bersikap seperti berpakaian biasa saja. Ya lebih baik seperti itu.

Hanum pun memutuskan untuk mengambil seragam kering yang diberikan Reka. Tunggu, kenapa rasanya seragam putihnya ketat dan pendek? Rok abu-abunya pun sangat ketat dengan panjang setengah pahanya.

Jangan-jangan ini seragam sitaan lagi!

Reka sialan!

Dengan perasaan marah, Hanum pun berjalan menuju ruang OSIS untuk mencari Reka. Namun Reka tidak berada disana. Sepertinya Reka berada di gedung kolam renang. Dan benar saja, sosok itu sedang membereskan tangga.

"Reka! Lo gila ya kasih gue seragam kayak gini?" cecar Hanum marah.

Reka pun menoleh dan bersiul mesum. "Gila badan lo ternyata oke juga, ya, Num"

Hanum langsung menghampiri Reka dan memukulnya di bagian lengan. "Sialan lo!" ujarnya sambil terus memukul Reka.

Dengan sigap, reka pun menahan pukulan Hanum dan mendorongnya ke dinding. "Jangan marah-marah. Lo gak liat kancing seragam atasmu sudah terbuka? Gak pakai bra, ya?" bisik pelan Reka.

Hanum langsung melihat keadaan seragamnya, dan benar saja kancing seragamnya sudah terbuka satu. Pasti karena kekecilan nih seragam.

"Reka lepas!" desis Hanum.

Reka menggelengkan kepalanya dan mulai menjelajahi ceruk leher Hanum. "Kamu wangi"

"Reka, jangan macam-macam!"

Reka memberikan smirknya kepada Hanum. "Oke, tapi gue antar lo pulang."

Sial!

END

Dirty OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang