part 39

7.2K 605 59
                                    

Setelah beberapa jam menjalani operasi, Kim Seokjin, selaku dokter handal di rumah sakit itu terlihat keluar dengan langkah lesu berjalan menghampiri Taehyung dan juga Jimin.

"Hyung...,"Taehyung yang menyadari langkah sang kakak, segera berdiri dan menghampiri dokter muda itu, membubuhinya beberapa pertanyaan, hingga tak memberi celah untuk Seokjin menjelaskan.

"Hyung! Kenapa kau diam? Tolong jawab aku,"merasa tak mendapatkan jawaban apapun, Taehyung mencengkeram kuat kedua bahu Seokjin dan menatap kedua mata belok sang kakak yang nampak sayu, seolah-olah menyiratkan sebuah kesedihan yang mendalam.

"Aku...,"Seokjin mengantungkan kalimatnya di udara, menatap kedua mata elang Taehyung lalu membuang nafasnya cukup panjang.

Grepp

Seokjin membawa Taehyung ke dalam pelukannya, menepuk pelan punggung lebar itu berulang-ulang, seolah-olah ia tengah menenangkan sang adik untuk menerima segala kemungkinan terburuk yang akan ia sampaikan.

"Hyung..,"lirih Taehyung lagi dengan mata berkaca-kaca, namja pemilik senyum kotak itu menggelengkan kepalanya pelan, sesak di hatinya kini telah menjalar ke seluruh saraf dan jantungnya, "Aku berhasil Tae,,, aku berhasil melakukannya... dia sungguh hebat...,"lanjut Seokjin, seketika membuat Taehyung  dan Jimin melebarkan matanya sempurna.

"J-Jinjja?!! Hyung kau tidak bercanda kan??,"ucap Taehyung dan Jimin bersamaan. Keduanya terlihat begitu kompak seperti anak kembar, membuat Seokjin tersenyum lalu mengangguk pelan.

"Dia sangat hebat, tubuhnya menerima organ baru itu dengan baik, kita hanya perlu menunggunya untuk sadar sekarang,"jelas Seokjin lagi. Spontan membuat Taehyung dan Jimin memeluknya hingga sedikit terhuyung ke belakang, Seokjin terkekeh kecil, lalu menepuk punggung keduanya pelan.

"Tuhan sudah memberikanmu kesempatan untuk menjadi seorang kakak, Tae, jadi mulai sekarang kau harus melakukan tugasmu, kau harus menjaga dan melindunginya,"ucap Seokjin membuat Taehyung mengusap sudut matanya yang berair, ia menangis karena bahagia.

"Gomawo Hyung, Jinjja gomawo,, kau memang kakakku yang terbaik,"Taehyung kembali memeluk sang kakak lebih erat.

"Aku ingin melihat Kookie sekarang,"Seokjinmengangguk pelan, seulas senyuman tipis tampak tersemat pada bibi tebalnya.

"Dia akan segera di pindahkan ke ruang rawat, kalian bisa menemuinya disana,"jelas seokjin membuat Taehyung mengangguk paham lalu menarik lengan Jimin.

***

"POLISI SIALAN! KELUARKAN AKU DARI SINI!,"seorang pria paruh baya bertubuh pendek, tampak berteriak memaki di dalam selnya, tanpa memperdulikan tatapan geram dari teman satu tahanannya dan beberapa polisi yang sedang bertugas.

"Astaga.... apa kau tidak bisa diam?! Berhentilah berteriak! Kau akan membuat telingaku pecah!,"bentak salah satu polisi itu jengah. Ini sudah hari ke lima sejak pria itu resmi menjadi tahanan di selnya, dan selama itu juga, pria paruh baya itu tak pernah berhenti berteriak.

"Yak! Kau pikir kau siapa huh?! Beraninya membentakku! Apa kau tidak mengenalku?! Aku bisa saja membeli penjaramu ini dengan uangku!"

"Oh ya?,"polisi itu tersenyum penuh seringaian, lalu berjalan menghampiri tuan Park. "kau pikir aku perduli? asal kau tahu tuan, seberapa banyak pun uang yang kau miliki, tidak akan pernah bisa membeli kebenaran!"

"Brengsek!! Lepaskan aku!!,"teriak tuan Park kesetanan, ia tidak bisa terus berada di tempat ini, sedangkan Jihoo dan anak-anaknya hidup bahagia di luaran sana, ia harus keluar, bagaimanapun caranya!

***

"AAAAARRRRRGGHHHHHHHH!!!!,"Youngjo berteriak frustasi dan mengusak rambutnya kasar. Sesekali kakinya menendang kerikil dan udara di sekitarnya, sebagai pelampiasan kesal dan amarahnya yang menjadi korban tuduhan dari kakaknya (Taehyung).

Hyung, Gwaenchanna✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang