Tragedi

7 3 0
                                    

Hujan terus mengguyur tubuh tanpa ampun, pandangan mata mulai tertutup kabut, tapi suara itu terus memanggil tubuh.

"Kemana dia?"

Hujan yang terus mengguyur membasahi tubuh, suara petir menggelegar membelah langit, memberi sedikit penerangan.

"OI DIMANA KAU?!" Teriakku

'Jlegerrrr'

***

"Selamat ya Randy, ini hadiah dari Ibu."

"Iya Ibu, Terimakasih."

"Randy, ayah doakan kamu menjadi anak yang rajin dan sukses ya."

"Iya Yah."

"Bu, Yah. Hari ini kan Randy ulang tahun, Randy ingin jalan jalan dong."

"Wah iya kebetulan juga tuh Yah, kita dah jarang jalan jalan."

"Memangnya kita mau jalan jalan kemana? Oh iya ayah tau. Kita jalan jalan ke gunung saja, bagaimana?"

"Boleh juga tuh Yah."

Randy tersenyum...

Keesokan harinya Randy dan sekeluarga bersiap siap untuk pergi ke gunung. Ketika orang orang masih pada tidur mereka sudah bersiap untuk pergi ke gunung.

Diperjalanan Randy sering sekali melihat pohon pohon yang rindang, dan sesekali Randy melihat kijang yang berlarian.

Ketika diperjalanan hujan turun, tak deras dan menyejukkan membuat kabut melerai, Randy pun tersenyum dengan gembiranya.

Randy sangat menyukai hujan ketika ibunya menceritakan kisah tentang hujan yang membawa berkah kehidupan.

.
.
.

Sesampainya di gunung, semua terlihat jelas bahkan Randy melihat rumah nya yang lumayan besar dan lapangan tempat dia biasa bermain.

Mengambil foto yang banyak, dan juga sekalian piknik memberi kenangan yang takkan terlupakan oleh Randy.

Ya, takkan pernah terlupakan...

Randy sekeluarga mulai menuruni gunung, dan mereka melihat banyak sekali hewan hewan yang berkeliaran, tinggal di alam bebas.
.
.
.

Perjalan pulang pun dimulai, mereka bercengkrama dengan gembira dan tak henti, bernyanyi nyanyi gembira.

Saking asyiknya sampai ayah Randy tak menyadari ada lubang didepan jalan sehingga ayah Randy membanting setir mobilnya.

'Ngiiit'

Begitulah kira-kira suara ban yang bergesekan dengan aspal, membanting setir dan mobil itu terbanting ke arah kanan, tepat masuk ke jurang.

Mobil terguling turun, terpelanting, hancur.

Gelap semuanya gelap, Randy melihat semuanya hancur didepan matanya, anak umur 10 tahun yang melihat ayah ibunya terkapar tak bernyawa.

"Randy, kemari lah." Ayah Randy yang masih sedikit bisa bisa berkata menyuruh Randy mendekat.

"Randy, kamu anak istimewa, pergilah dari sini dan carilah bantuan. Bisik ayah Randy lemas tak berdaya.

Randy menangis bersedih, ia pun keluar dari mobil yang telah tak berbentuk itu, mendobrak pintu mobil dengan tangannya.

Ia berlari keluar menuju pemukiman warga, mencari bantuan walaupun pelipisnya mengucurkan darah segar, ia berlari terus berlari.

......

Randy kecil terus berlari, tanpa sadar ia tersandung batu dan terjatuh, lalu petir menggelegar membelah langit, dan turunlah hujan.

Hujan membasahi tubuhnya, menghapus darah dan sekaligus menghapus kebahagiaan dalam dirinya selama ini.

Awan kesedihan menyelimutinya...

***

"Dimana dia? Suara tangis? Siapa yang menangis?

Ku ikuti suara tangis itu dan yang aku lihat sungguh mengejutkan...






Hai readers, Terimakasih sudah support saya sampai saat ini, semoga cerita yang saya buat dapat menghibur anda semua dan jangan lupa untuk vote dan juga promosiin cerita aku ya...

Terimakasih

Ttd Penulis

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang