🎶Tak Terduga🎵

373 85 29
                                    

"Tolong!!!!" Arisha berteriak minta tolong karena dompetnya-- lebih tepatnya dompet mamanya dijambret oleh preman. Namun naasnya tidak ada seorang pun di sana.

Dua preman yang mengendarai satu motor sudah pergi jauh. Arisha harus merelakan dompet mamanya dibawa pergi oleh preman tersebut. Dia takut jika mamanya tahu kalau dompetnya dijambret--maka dia akan dimarahi habis-habisan.

Dengan wajah lesu sembari menundukkan kepala, Arisha masuk ke rumahnya dan duduk di sebelah mamanya.

"Kamu kenapa, nak?" tanya Bella kepada putrinya.

"Arisha minta maaf, ma. Dompet mama dijambret sama preman," jawab Arisha yang jongkok di depan mamanya sembari menangis.

"Arisha, kamu jangan bercanda! Ini pasti cuma akal-akalan kamu saja, kan?"

"Gak, ma. Dompet mama beneran di jambret sama preman."

"Kok bisa?! Kamu tahu kan kalau di dompet itu ada semua kartu ATM, kartu kredit, kartu-kartu yang sangat penting dan uang di dalamnya juga lumayan banyak."

"Aku minta maaf, Ma. Tapi mau gimana lagi? Preman itu sudah membawa kabur dompet mama."

"Kenapa kamu tidak teriak minta Tolong?!"

"Aku sudah teriak dengan keras, Ma. Namun, tidak ada satu pun orang di sana-- tempatnya sangat sepi."

Bella terduduk lemas di sofa. Dia memijat pelipisnya karena kepalanya terasa sangat pusing. Semua benda berharga telah lenyap dalam sekejab. Arisha mengerutuki dirinya sendiri karena dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Arisha menenangkan mamanya yang sedih karena dompetnya dijambret. Padahal semua surat-surat penting dan sejumlah uang yang lumayan besar ada di dalam dompetnya. Tak hanya itu, di dompet itu ada satu benda yang sangat berharga bagi dirinya.

"Aku janji, Ma. Jika dompetnya tidak ketemu beserta semua isi di dalamnya, maka aku akan ganti semua kerugian mama."

Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Arisha bergegas membuka pintu. Dia tidak tahu siapa yang datang di malah hari seperti itu. Saat membuka pintunya, dia melihat seorang cowok berdiri di depan pintu.

"Maaf, malam-malam begini mau cari siapa?" tanya Arisha datar kepada cowok tersebut.

"Maaf menganggu. Kedatangan saya ke sini bukan bermaksud jahat kok, saya ke sini--"

"Langsung to the point saja!"

Cowok itu tersenyum malu. "Saya mau mengembalikan ini kepada anda." Dia menyodorkan sebuah dompet.

Arisha mengambil dompet tersebut dan langsung memeriksanya. Semua isi dalam dompet mamanya masih utuh, tidak kurang satu pun.

"Kenapa dompet ini bisa ada di tangan lo?" tanya Arisha curiga.

"Tadi saya mendengar anda berteriak minta tolong, lalu saya mengejar jambret tadi dan berhasil membawa dompetnya," jelas cowok tersebut.

Arisha hanya mengangguk paham. "Terima kasih," ucapnya datar.

"Sama-sama. Isi dompetnya tidak ada yang hilang, kan?" tanya cowok tersebut.

Melodi Cinta Arisha [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang