5.

54.9K 1.3K 6
                                    

''Bukankah pria itu teman Angelo?'' gumam Angela seakan bertanya kepada ketiga sahabatnya.

Sontak gumaman Angela membuat ketiganya menoleh dan mengikuti arah pandang Angela. ''Daniel,'' gumam Skyla. Ya, ia tidak salah melihat. Orang yang berdiri tidak jauh dari jaraknya sekarang adalah Daniel.

Untuk apa pria itu kemari. Batinnya.

''Kau mengenalnya, Sky?'' tanya Angela penasaran.

Skyla mengedikkan bahunya tidak acuh, lalu mempercepat langkahnya menuju mobilnya. Ketika hendak membuka pintu, seseorang mencekal tangannya membuat Skyla mau tidak mau berbalik menatap orang itu.

''Kau,'' ujar Skyla terkejut. Daniel mengangguk, ''apakah besok kau ada jadwal kuliah atau pemotretan?'' tanyanya.

''Wow, apakah kalian berdua saling mengenal?'' tanya Angela penasaran.

''Ah, Sky kau pernah bercerita dicium seseorang di club malam itu. Dan dia memiliki goresan luka di pelipisnya?'' tanya Laura. ''Apakah dia orangnya?'' Lanjutnya menebak.

Laura dan ingatannya. Batin Skyla kesal.

Daniel mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya, buru-buru Skyla menarik lengan pria itu. ''Besok aku tidak ada jadwal apa pun. Lebih baik kau pulang sekarang,'' ujarnya mengusir.

''Kau mengusirku?'' tanya Daniel.

Skyla mengangguk. ''Ya, cepatlah pergi!''

''Aku akan pulang dengamu, lihat aku tidak membawa mobil ke sini," jawab Daniel santai.

Skyla melototkan matanya tajam, menatap Daniel. "Kau!'' geramnya kesal.

''Aku pulang dulu, bye!'' ujar Skyla.

''Kau bahkan belum menjawab pertanyaanku, Sky!" gerutu Laura yang diangguki kedua sahabatnya.

Skyla mengedipkan sebelah matanya, genit. ''Aku akan memberi tau kalian nanti!''

Skyla duduk di bangku penumpang dengan wajah tertekuk, tangannya dilipat di depan dada. Di sebelahnya Daniel duduk di bangku kemudi dengan tenang. ''Bisakah wajahmu biasa saja? Kau terlihat sangat jelek, Sky,'' ujar Daniel mengejek, memecahkan keheningan.

''Aku tidak peduli.'' Skyla berujar dengan ketus.

Daniel menghela napasnya. ''Besok malam aku akan menjemputmu, Sky. Jadi, bersiaplah yang cantik.''

Dengan cepat gadis itu menoleh. ''Tidak mau.''

''Aku bahkan tidak menerima penolakan,'' jawab Daniel.

Skyla mengedikkan bahunya malas menanggapi Daniel.

🌼

Setelah mengantarkan Skyla pulang, Daniel melajukan mobil milik gadis itu yang dibawanya menuju rumah. Di sana Samuel sudah menunggunya sejak tadi. Entah apa yang ingin dikatakan pria itu, Daniel tidak tau. Memasuki rumahnya, ia langsung bisa melihat papanya sudah duduk menunggunya di ruang keluarga. "Papa pikir kau tidak datang," ujarnya Samuel begitu melihat Daniel.

Daniel yang merasa tersindir mendengus, lalu menempatkan diri duduk di seberang Samuel. "Ada apa Papa memanggilku?" tanyanya.

"Besok Papa akan pergi ke Hongkong. Papa berharap kau tidak membuat keributan."

"Aku tidak pernah membuat keributan, Pa," balas Daniel membela diri.

Samuel memutar bola matanya malas. "Lalu jika lima belas wanita datang ke sini dalam seminggu mengaku hamil bayimu dan sebagainya kau sebut apa?"

Daniel yang notabenya playboy, bergonta-ganti wanita setiap malamnya membuat Samuel harus ekstra sabar menghadapi tingkahnya. Samuel tidak habis pikir, bagaimana bisa Daniel bermain wanita hanya untuk memuaskannya. Padahal dengan menikah semuanya kelar, tidak akan ada yang mengaku-ngaku hamil anaknya. Sungguh, sangat bodoh anaknya itu. Batinnya.

"Itu hanya keributan kecil. Papa tidak usah memikirkannya," balas Daniel ringan.

"Terserah. Jika Papa tau kau membuat keributan, awas saja. Papa akan memaksamu menikah dengan pilihan Papa," ujar Samuel mengancam. "Dan jika sudah menikah, kau bisa bermain dengan istrimu sepuasnya nanti dan tanpa masalah, Niel." Lanjutnya.

Daniel mendelik tajam. "Sudah kukatakan aku tidak akan pernah menikah."

"Kita lihat saja nanti dan jangan pernah lagi berurusan dengan Shannon." Peringat Samuel untuk terakhir kalinya sebelum beranjak pergi.

Daniel mendengus keras mendengar Samuel menyebut kata Shannon. Wanita itu. Pikirnya. Daniel benar-benar benci sekarang. Wanita ular yang sangat berbisa. Andai saja ia dipertemukan kembali, dirinya tidak akan segan-segan untuk membunuh detik itu juga.

🌼

Sesampainya di rumah, Skyla membaringkan tubuhnya di atas kasur. Ia melemparkan tasnya dengan asal ke segala arah. Baru saja Skyla akan memejamkan mata, suara nyaring panggilan masuk dari ponselnya membuatnya dengan cepat bangun dari tidur. Ia mendengus kesal begitu melihat nama yang tertera di ponselnya.


Angela de Ferguso, gadis bar-bar yang menjabat sebagai sahabatnya.

Menggeser tombol hijau, Skyla menempelkan ponselnya ke telinga hingga suara Angela yang melengking terdengar membuat Skyla menjauhkan ponsel dari telinga.

"Bisakah kau tidak berteriak?" Skyla mendengus kesal.

"....."

Terdengar Angela tertawa membuat Skyla memutar bola matanya kesal. "Ke mana?"

"....."

"What? Klub?"

"....."

"Aku malas kau tau, aku ingin tidur."

"....." Terdengar Angela masih berusaha untuk membujuk Skyla, membuat gadis itu memutar bola matanya malas.

"Jemput aku jika begitu." Lalu jawaban Angela membuat Skyla tertawa keras.

Setelah sambungan terputus, Skyla memutuskan untuk membersihkan diri. Hampir setiap hari, Skyla dan para sahabatnya pergi ke klub. Entahlah, bagi mereka begitulah cara untuk bersenang-senang melepas penat. Minum hingga tidak sadarkan diri atau menari di lantai dansa. Ah, bukankah itu sangat menyenangkan?

Di Klub, seperti biasa. Skyla akan menuju meja bar sedangkan para sahabatnya akan langsung ke lantai dansa. Meliuk-liukkan tubuhnya seakan lupa dengan dunia.



Between Us #New Version Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang