Chapter 2

7.4K 606 147
                                    

Ini pertama kali bagi Hinata berada di kamar laki-laki.

Tunggu?

Kamar laki-laki?

Hinata berteriak histeris setelah sadar mengikuti Sasuke tanpa pikir panjang. "Ini kamar siapa? Dan rumah siapa?" tanya Hinata bertubi-tubi. Seingatnya tadi ia sedang menunggu Bus di halte. Kenapa berpindah ke sini?

Jangan lupakan fakta Hinata dengan sukarela digiring Sasuke ke rumahnya.

Sasuke mendengus dan menatap datar. Dasar gadis bodoh

"Kau berniat melakukan sesuatu padaku? Apa yang kau rencanakan?" Hinata menunjuk Sasuke dengan cara tak hormat.

Pria itu berbaring diantara kaki Hinata. Sengaja menggesekkan pipinya pada paha sang kekasih. "Lalu kenapa kau mau kubawa kesini?"

Kenapa mau kubawa kesini?

Mau kubawa kesini?

Kesini?

"Aku tidak tahu." Hinata mengamati gelagat Sasuke. Mewanti-wanti apa tindakan selanjutnya, mengingat ini rumah Sasuke dan berada di kamarnya. Sasuke berputar Hinata pun berputar. Entah apa yang dicari laki-laki itu.

"Diam baka! Jangan berputar-putar."

"Jangan macam-macam. Aku akan berteriak jika kau mendekat lagi," ancam Hinata.

Sasuke tersenyum aneh.

"Teriak saja," bisik Sasuke menyibak rambut panjang Hinata.

Gadis itu hampir menangis.

Menangisi kebodohan yang mau di ajak masuk ke kandang buaya.

"Akan ku adukan kau." Hinata merasakan suatu kehangatan di belakang tengkuknya. Kehangatan bibir Sasuke.

"Aku tidak takut." Kali ini airmata benar-benar menganak di sudut mata Hinata. Ia menangis. Menyesal selalu membantah Neji. Saat ini ia berdoa semoga sang kakak mau memaafkan semua kesalahannya. Termasuk kesalahan yang mungkin akan dilakukan bersama Sasuke sekarang. Hinata rela jika harus dibuang oleh klan akibat semua ini.

Tiba-tiba sesuatu yang dingin merayap dari tengkuk Hinata. Ia meraba lehernya. Ada sesuatu yang menggantung. Sebuah kalung.

"Aku mau memberikan ini tapi kau keburu kabur waktu itu." Sasuke mengingat kejadian beberapa minggu lalu yang menjadi penyebab kemarahan Hinata. Sebenarnya ia sangat menderita dengan keputusan Hinata setelah itu.

Menderita karena digentayangi hantu berwujud Hinata.

Gadis itu sedikit terharu atas tindakan sang kekasih. Hinata mengamati kalung bermata hati dengan gradasi biru cerah yang jernih. Apa ini asli? seingat Hinata Sasuke itu pelit dan miskin.

"Ini Swarosvki?"

"Bukan, Heart of Eternity."

Heart of Eternity? Nama apa itu? Jangan bilang Sasuke sengaja menamai sedikit sentimentil untuk menipu Hinata. Agar Hinata memaafkannya.

"Hinata."

"Hm?"

"Caraku waktu itu memang salah tapi aku sama sekali tidak berniat jahat padamu." Sasuke berekspresi datar—sedikit penyesalan menghiasi wajahnya. Hanya sebentar setelah itu datar kembali.

"Ohh."

"Jangan cuma 'Oh' saja!" Pemuda itu menekuk kesal. Demi Tuhan, "kau memuakkan, Hinata."

"Gomen."

"Demi mendapatkan benda itu aku rela menguras habis tabunganku." Dan menjual saham Itachi

Love FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang