Lantunan lagu rock menggema disebuah ruangan bernuansa putih abu itu. Ananta masih setia bergelung dalam selimut tebal miliknya. Mengabaikan suara jeritan pada ponselnya yang meminta segera diangkatnya.Setelah lima menit berlalu. Gadis itu mulai membuka sedikit matanya. Menyesuaikan diri dengan cahaya yang masih menerangi kamar sederhana miliknya. Namun sedetik kemudian dia tersentak karena terkejut. Bukan kah dia ada di dalam mobil Laka tadi. Ini jam berapa?
Dengan menahan sedikit rasa sakit di kepalanya saat dia tiba-tiba terbangun dan langsung terduduk. Dia mencoba meraih ponselnya yang ternyata sedang diisi daya di atas meja kecil di sudut ruangan kamarnya. Laka pasti yang mengisinya___ pikirnya. Di sana tak ada jam dinding atau jam digital lainnya. Ananta tidak menyukai bunyi detak jarum jam. Itu membuatnya kesulitan untuk tidur dan sering membuatnya gelisah tanpa sebab.
Setelah tangannya berhasil meraih benda hitam yang kini sudah terdiam itu. Ditekankannya tombol home dan matanya seketika membulat terkejut.
Jam 08.12 dan ada notifikasi 7 misscall dari dua nomor yang sangat dia kenal. Laka dan Renatha.
Oh God!
Dia terlambat ke kantor. Akan ada rapat pembahasan proyek yang sedang dia tangani saat ini.
Dengan kecepatan yang sudah tak bisa dia kontrol lagi. Gadis itu berlari menuju kamar mandi dengan sebelah tanganya menenteng setelan baju kantor dan handuk.
Tujuh menit berlalu akhirnya dia keluar dengan wajah yang sedikit sudah segar.
Ponselnya kembali berbunyi. Disana menampilkan sebuah nama yang pasti akan segera memakinya. Renatha menghubunginya, disaat dia sedang berkutat dengan rambutnya yang belum disisir.
"Ya! Lima belas menit lagi gue sampe." teriaknya bahkan sebelum gadis itu mengatakan hallo.
Ditengah kesibukannya dia sedikit memutar kembali kejadian tadi malam. Seingatnya dia tidak tidur. Dia hanya memejamkan matanya karena sakit kepala. Oke aku mungkin tertidur___ tapi, kenapa Laka tidak membangunkannya. Dan kenapa dia bisa sampai kedalam kamarnya. Apa Pria itu yang___
Sudahlah itu tidak penting sekarang. Dia harus segera sampai di kantornya sebelum Bosnya mengamuk karena keterlambatannya.
Dia sudah memesan ojek online. Tinggal menunggu saja.
Ananta berjalan kearah dapurnya. Di sana masih kosong dan tidak ada makanan atau selembar roti pun yang bisa dia makan untuk mengganjal perutnya yang sejak kemarin belum diisi. Dibukanya pintu kulkas kecil miliknya. Di sana ada sebungkus plastik dan sebuah note kecil yang tertempel di bagian bawah plastik.
Dimakan yah, kamu ketiduran tadi. Jadi, maaf aku gendong kamu buat masuk. Aku sudah sett alarm buat kamu bangun dan sekalian mengisi dayanya. Jangan lupa istirahat Ata,
Sebaris kalimat yang ditulis oleh Laka membuatnya terdiam beberapa saat. Tapi selanjutnya dia kembali mengabaikan. Dia lebih memilih mengambil sebotol air dingin dan membawanya. Meminumnya sedikit dan sisanya dia masukan kedalam tas bahan yang dia pakai untuk membawa bekal biasanya. Tapi kini dia hanya sempat membawa air mineral. Untuk makanan biar nanti beli di kantin kantor saja pikirannya.Suara klakson dari arah depan rumahnya membuatnya kembali terburu-buru. Setelah dia berteriak meminta sang driver untuk menunggu sebentar. Dia kembali masuk ke dalam kamar mengambil ponselnya yang masih ada di atas meja bersebelahan dengan tas kerjanya.
Dilain tempat Laka terlihat tengah tersenyum lebar. Dia belum terlambat. Tidak sia-sia mencuri motor adiknya tadi. Seharusnya dia sudah sampai sejak tadi. Tapi, tadi dia mampir ke suatu tempat dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTA
Short StoryKetika rasa itu datang dalam sekejap rasa itupun pergi. Sakit. Ananta berusaha untuk dapat melewati semua masalah yang hadir dalam hidupnya. Ditengah peliknya beban tanggung jawab yang harus diembannya. Dia kembali dikecewakan. Kata cinta yang dulu...