Sekarang ini adalah hari pertama sekolah,hari dimana gue kembali beraktivitas seperti pelajar setelah sekitar satu bulan gue libur dan bertelur di rumah.
Sebenarnya gue agak males buat sekolah hari ini. Tapi gue juga udah kangen sih sama temen-temen,jadi anggap aja hari ini sesi temu kangen bareng manteman.
Haha
Sekarang gue udah kelas 9 yang artinya sekarang gue udah senior disini. Anjay senior, belagu banget gue.
Gue memasuki halaman sekolah yang udah ramai,banyak kumpulan para murid yang pake seragam sama kaya gue,walau ada beberapa murid yang pake seragam SD dan itu pastinya murid baru.
"Anindi!"
Panggil seseorang buat gue noleh,dan itu ternyata temen gue. Gue langsung aja samperin dia dan dia langsung meluk gue tanpa kasih aba-aba yang buat gue otomatis oleng.
"Aaaaa Nindiiii,gue kangen sama lo," teriak Deli buat gue langsung lepas pelukannya,dan memegang kedua telinga gue.
"Berisik Nel, malu diliatin orang," kata gue sembari melihat sekeliling yang merhatiin kita.
Deli cuma cengar-cengir tanpa dosa.
"Hai gaiss," sapa seseorang buat kita berdua noleh dan mendapati Nissa bersama dengan Nandha,Fitya dan Ganisa berjalan cepat kearah kami berdua.
"Halo,"
"Hai,"
Ucap kami berbarengan yang membuat mereka tertawa. Padahal gak lucu, tapi emang selera humornya aja receh jadi hal sepele kaya begitu juga bikin ketawa.
"Anin,Deli kita kangen banget sama kalian berdua," kata Nissa sembari meluk gue sama Neli.
"Gue juga kangen kok sama kalian," balas gue setelah pelukan Nissa lepas.
"Oh ya,btw hari ini langsung dibagi kelas kan ya??" Tanya Deli setelah acara kangen-kangenan kami selesai.
Gue mengendikkan bahu,gak tahu
"Lo kata siapa Del?" Kata Nandha malah balik bertanya.
"Kata Nata," jawab Deli menyebutkan salah satu adik kelas yang menjadi temannya.
Gue cuma ngangguk aja sembari merhatiin keadaan lapangan yang makin ramai.
"Semoga kita sekelas lagi ya," kata Fitya buat gue natap dia.
"Hmmm. Semoga," jawab gue sembari tersenyum
Bunyi bel membuat kami tersentak dan langsung berbaris sesuai dengan kelas pas kelas 8. Gue saling sapa sama teman sekelas sambil saling harap semoga sekelas lagi.
Kepala sekolah mulai berpidato, gue cuma ngedengerin dengan males sampe pidato selesai. Sampai akhirnya salah satu guru mulai berbicara dan bilang bahwa hari ini langsung dibagiin kelas. Suasana lapanganpun otomatis langsung ramai dengan kericuhan para murid yang membicarakan tentang pembagian kelas.
Guru tersebut mulai menyebutkan nama-nama murid yang menjadi kelas 8 A-G dengan menunjukkan posisi kelasnya.
Sampai akhirnya giliran pembagian kelas 9 dan buat jantung gue dag dig dug kaya lagi dangdutan.
"Oke kelas 9-A," kata guru tersebut
"Ajeng Novita"
"Anisa Febriana"
Guru tersebut menyebutkan nama yang akan menjadi murid 9-A
"Duh,kira-kira kita masuk ke kelas ini gak ya?" Tanya Fitya buat perhatian gue yang dengerin guru manggil nama teralihkan.
"Kalo gue pasti gak bakalan di kelas ini kalo lo sih gue gak tau," kata gue jawab pertanyaan Fitya
"Delita Putri Aulia," panggil guru itu buat kami semua kaget
Whatt?? Deli gak sekelas sama gue,terus gue gimana? Oke tenang masih ada Nissa dan yang lainnya.
Batin gue agak khawatir waktu tau gue gak sekelas sama Deli. Gue takut nanti gue gak ada temennya. Tapi stay calm masih ada Nissa dan yang lainnya.
"Yahh Dadah Deli," kata Ganisa sembari melambaikan tangan nya kearah Deli.
Kemudian...
"Ganisa Fauziah," panggilan guru itu buat kami kompak noleh kearah Ganisa,dia cuma masang wajah cengo "Heh,Mak lu dipanggil tuh,jadi murid 9A," kata gue buat Ganisa ngerjap sadar.
"Eh,iya. Bye teman-teman," katanya sembari berlari menyusul Delita.
"Oke sekarang kelas 9-B," kata guru itu setelah selesai menyebutkan kelas 9-A
"Eh,eh," panggil gue buat Nissa,Nandha dan Fitya noleh
"Semoga kita sekelas ya,plis banget gue kalo ga sekelasama kalian gimana" lanjut gue sembari tertunduk
"Hmm,iya Nin. Semoga aja," jawab mereka serempak.
"Sekarang kelas 9-C," sekarang giliran wakasek yang berbicara menggantikan guru yang tadi.
"Nah,ada feeling gak nih kalian disini,"lanjut wakasek itu kemudian
"Alpa Septian,"
"Anindi Maharani,"
Gue kaget ketika wakasek manggil nama gue. Gue langsung berdiri dan jalan ke ruangan yang akan jadi kelas gue sambil liat temen gue yang juga lagi natap gue.
"Anindra,Annes-"
"Ciaaa,sekelas lagi," kata temen kelas 8 gue yang otomatis buat suasana jadi ramai(lagi)
Jadi sebenernya gue sama Anindra itu sekelas dari kelas 7,makannya saat tahun ini sekelas lagi,otomatis gue 3 tahun berturut-turut sekelas mulu ama dia.
Gue cuma merutuki hari ini,sambil terus jalan ke kelas. Saat sampai dikelas,gue langsung duduk dibarisan ke 2 sambil terus berharap supaya bisa sekelas lagi sama sahabat gue.
Gak kerasa kelas udah mulai ramai,gue ngeliat sekeliling. Ada beberapa orang yang udah gue kenal sekelas sama gue.
Mata gue membelakak saat mata gue melihat sesosok orang yang gak asing lagi buat gue masuk ke kelas. Dia adalah Latif ,mantan gue.Njir masa gue sekelas lagi sama dia,gimana gue bisa move on.
Huaaa
"Anindi,"
Seseorang manggil gue,dan buat lamunan gue buyar seketika.
"Eh,iya?" Jawab gue "Arindi?" Lanjut gue langsung nanya balik.
"He,iya. Anindi gue boleh duduk sama lo gak?" Tanya Arindi.
"Loh emang udah selesai pembagian kelasnya?" Gue malah nanya balik dan gak jawab pertanyaan dia.
"Udah," jawabnya
"He,serius?" Tanya gue kaget "terus itu Nissa,Nandha sama Fitya kelas mana?"
"Nissa sama Nandha kelas 9-E,kalo Fitya gue gak tau," jawab Arindi.
Gue udah mau buka mulut,tapi gak jadi karena bingung mau ngomong apalagi. Gue akhirnya cuma nyuruh Arindi duduk pake gerakan tangan,saat gue sadar kalo dia masih berdiri.
Gue merutuki hari ini, rasanya sial banget. Gak sekelas sama temen deket, temen kelas baru banyak yang gak gue kenal, ditambah sekelas pula sama mantan.
Komplit sudah rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Story of ANINDI
Novela JuvenilHanya cerita tentang seorang anak baru gede yang menjalani masa akhir SMP nya di luar dari yang ia pikirkan.