Jongdae melangkahkan kaki malasnya mendekati gedung ribut disebrang jalan sana..
Ini sudah tengah malam, dan Jongdae yang sedang frustrasi (dan sedikit horny) lebih memilih berjalan-jalan malam dan otaknya memaksanya untuk pergi ke club malam..
Padahal ia sedang sangat mengantuk, apa boleh buat..
Napsunya tidak bisa ia bendung sekarang..
Jongdae butuh pelampiasan..
"Bisa kau perlihatkan kartu tanda pengenalmu.." seorang pria kekar botak menghadang jalan si manis Jongdae..
Dengan ogah-ogahan Jongdae mengeluarkan dompetnya, mencomot kartu pengenalnya lalu memperlihatkannya pada si botak..
"Silakan masuk.." si botak menyingkir, memberi celah bagi Jongdae untuk masuk kedalam gedung remang-remang itu..
Debuman musik dan kelap-kelip lampu disko menyambut pendengaran dan pengelihatan Jongdae..
Membuat si manis menutup kedua telinganya untuk sementara, berusaha meredam kerasnya nada tak beraturan yang terlontar dari speaker raksasa yang terpasang disetiap sudut bangunan..
Berjalan menuju meja bartender setelah pendengarannya sedikit terbiasa..
"Tolong segelas vodca.." berbicara pada seorang pemuda berseragam hitam setelah menempatkan bokongnya pada kursi tinggi didepan meja..
Yang diajak bicara mengangguk lalu beralih pada botol yang tertata pada lemari dibelakangnya..
"Hai manisss.." oke.. Pemuda asing berbadan terlampau tinggi menghampiri Jongdae..
Si manis menolehkan sedikit kepalanya lalu kembali fokus pada puda berseragam hitam yang sedang menyiapkan minumannya..
Tampan sih..
Tapi Jongdae tidak tertarik pada pemuda tinggi itu..
"Butuh teman minum?" satu pemuda lagi yang sekarang sudah duduk disebelah kiri Jongdae..
Tampan..
Tapi tidak terlalu tinggi..
Jongdae tidak tertarik..
"Heeyy.. Tidak sopan jika kau mengabaikan lawan bicaramu seperti itu.." kini si seragam hitam yang ikut mengerubunginya..
Bartender itu lumayan juga..
Tapi dia hitam..
Jongdae tidak suka pemuda hitam..
"Persetan.." menenggak habis gelasnya, lalu meletakkan sejumlah uang yang mungkin lebih dari harga asli vodca yang ia minum..
Jongdae beranjak dari duduknya menjauhi tiga pemuda asing itu..
Entahlah..
Meski mereka terlihat seksi dan menggairahkan, Jongdae tidak terangsang saat berada diantara mereka..
"Eehh.." menyipitkan matanya untuk memperjelas pengelihatannya..
Jongdae samar-samar merasa mengenal pemuda berambut hitam yang sedang menari dibawah sorot lampu kelap-kelip itu..
Aahh..
Iyaa..
Itu mantan kekasihnya..
"Byun.. Aiisshh.." tangan kanan Jongdae bergerak meremas bagian depan celananya..
Hanya dengan melihat sang mantan menari indah dibawah cahaya remang saja mampu membuat Jongdae masuk kedalam mode on..
"Sial.. Sial.. Sial.." mulai bergerak kebingungan.. Jongdae sebisa mungkin mencari tempat aman untuk melepaskan hasrat laknatnya..
Dimana saja asal tidak terlihat..
Okee..
Bilik kamar mandi sepertinya cocok..
Masuk kedalam salah satu bilik kamar mandi lalu menguncinya..
Dengan cepat menurunkan celana panjang serta dalamannya dan mulai mengurut penis panasnya yang sudah sangat tegang..
Tangan lain ia kulum, jilati dan basahi dengan air liurnya sendiri..
"Aahh.. Baekkie.." memasukkan dua jari sekaligus kedalam lubang anusnya sambil mendesahkan nama sang mantan..
Jongdae mulai menggerakkan tangan yang menusuk lubangnya tak menentu..
Ini pertama kalinya Jongdae bermain dengan lubangnya sendiri..
Biasanya Baekhyun yang melakukannya..
Jadi gerakkannya tentu saja tidak beraturan..
Yang Jongdae tau, tinggal tusuk dan dia akan merasakan nikmat..
"Aaahh.. Baekkieehh.. Euummhhh.." memaksa jemarinya masuk lebih dalam untuk menemukan titik kenikmatan tapi ia gagal..
Jongdae itu amatir, belum ahli dalam hal tusuk menusuk..
Beruntung Jongdae tau cara mengurut penis karena dulu ia selalu melakukannya pada Baekhyun..
Setidaknya Jongdae bisa merasakan kenikmatan itu pada batang kesaktiannnya..
"Eeuumnhh.. Baekiiee.. Baekkiie.. Aahhh.. Keluar.. Euuummhh.." menggenggam penisnya dengan sangat kuat, cairan putih Jongdae mengalir dari lubang kencingnya..
Membasahi tangan serta lantai bilik kamar mandi..
Bernapas terengah, Jongdae mengambil tissue untuk membersihkan tangannya..
Menaikkan celana dan tidak lupa menghapus bekas pelepasannya pada lantai kamar mandi..
"Byun sialan Baekhyun.." membuka pintu dan terkejut saat menemukan pemuda asing sedang tersenyum padanya..
Senyuman yang manis dengan lesung pipi dalam yang membuat Jongdae mendadak berhenti bernapas..
"Butuh bantuan?" dan satu pukulan telak mendarat di wajah tampan si pemuda asing..
Bersambung...
sunny_Day6 weehh.. Udah gua buatin nih.. Elah.. Gua lagi libur nulis malah lu ngerusuh.. Si kampret emang..
Segini dulu yeee... Lanjutannya taon depan..
Bye!! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
I do it solo!! (NamChen √bottomChen) {END}
Fanfiction{COMPLETE} Berawal dari Jongdae yang melakukan 'kegiatan solo'-nya setelah berpisah dengan mantan kekasihnya, berakhir dengan pemuda mesum yang selalu mengikutinya kemanapun Jongdae pergi..