"Baiklah.. Kali ini alasan apa yang akan kau berikan padaku?" Jongdae memandang pemuda berlesung pipi dihadapannya dengan tatapan penuh selidik..
Sudah sebulan ini Jongdae diikuti oleh pemuda aneh yang bahkan tidak ia ketahui namanya..
"Alasan? Aku tidak butuh alasan untuk menemui adik kandungku.." kening Jongdae mengkerut bingung..
Adik kandung?
Siapa?
"Eoh.. Jongdae hyung.. Namjoon hyung.." sebuah suara riang menyapa pendengaran mereka..
Jongdae menoleh pada sumber suara lalu melambaikan tangan kanannya pada pemuda manis berseragam putih yang sedang berjalan kecil kearah meja mereka..
Tunggu dulu..
Tadi dia menyebut Namjoon hyung 'kan?
Langsung saja Jongdae menoleh pada pemuda aneh dihadapannya..
Dia terlihat tersenyum dan juga melambaikan tangan kiri pada adik tingkatnya di kampus itu..
"Jongdae hyung... Bagaimana kabarmu?" pemuda berpakaian putih itu memeluk Jongdae erat..
Mereka sudah bertemu lebih dari sebulan..
Tentu saja rasa rindu mereka melebihi rasa rindunya Dilan..
"Aku baik Seokjinnie.. Aku merindukanmu.." mengabaikan pemuda aneh yang memandang keduanya lekat..
Jongdae tersenyum manis dengan manik bening yang berbinar terang pada Seokjin..
"Kau.. Tumben sekali kau mengunjungi tempat kerja adikmu.. Kupikir kau lupa kalau kau punya adik.." Seokjin meluruskan tubuhnya..
Kedua tangannya ia lipat didepan dada, memandang galak pada Namjoon yang membalasnya dengan kekehan lucu..
"Bagaimana aku bisa melupakan adik manisku yang menggemaskan ini.." sedikit berdiri untuk mencubit salah satu pipi gembul Seokjin..
Seokjin memukul tangan yang mencubitnya itu, mengelus pipinya yang terasa panas akibat cubitan maut sang kakak..
"Terserah.. Kalian mau pesan apa?" mengeluarkan sebuah buku catatan kecil dan sebuah bolpoin..
Seokjin sudah bersiap untuk menuliskan pesanan kedua pemuda itu..
"Choco lava cake dan caramel macchiato..." Seokjin memandang kedua pemuda dihadapannya bergantian..
Perasaannya saja atau memang keduanya memesan makanan dan minuman yang sama?
"Wahh.. Sepertinya kita berjodoh.." Namjoon menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi..
Jongdae menggeram kecil, benar-benar tidak menyangka bahwa pemuda aneh mengerikan yang sudah sebulan mengekorinya ini adalah kakak kandung dari adik tingkat kesayangannya..
Lalu pesanannya?
Jongdae sangat yakin, selama sebulan ini Namjoon tidak mungkin hanya mengikutinya..
Apa Namjoon diam-diam mempelajari Jongdae selama ini?
"Baiklah.. Dua choco lava cake dan dua caramel macchiato.. Aku heran, kau kan tidak suka cokelat.. Kenapa hari ini malah memesan kue cokelat? Ahh.. Sudahlah.." Seokjin menggumam..
Dan Jongdae yakin, gumamaman Seokjin itu ditujukan pada pemuda aneh yang sedang menatap dirinya dengan mata tajamnya itu..
"Tunggu sebentar ya tuan-tuan.." Seokjin tersenyum manis pada keduanya..
KAMU SEDANG MEMBACA
I do it solo!! (NamChen √bottomChen) {END}
Fanfic{COMPLETE} Berawal dari Jongdae yang melakukan 'kegiatan solo'-nya setelah berpisah dengan mantan kekasihnya, berakhir dengan pemuda mesum yang selalu mengikutinya kemanapun Jongdae pergi..