masaku

22 3 0
                                    

Waktu itu . .

Aku yang tak mengenalnya . .

Aku yang tak mengetahuinya . .

Tiba-tiba dia datang . .

Datang kehidupku . .

Menghampiri kesendirianku . .

Kenangan itu masih tergambar jelas diingatanku. Laki-laki itu datang tanpa ku undang. Ia datang mengisi kekosongan hati yang tiada tara. Dia bukanlah laki-kali yang istimewa. Dia hanya laki-laki biasa. Dia juga bukan lelaki yang tampan, tapi dia yang mampu membuatku merasa nyaman.

Dulu, bagiku dia adalah segalanya. Dia adalah kesenanganku. Dia adalah canduku, Tapi kini semuanya telah berbeda, semuanya telah berakhir.

Setiap kali mengingatnya, aku selalu ingin menangis. Mungkin karena dia adalah pacar pertama ku. Yang telah membuatku merasakan kehancuran yang begitu dalam. Sesak memang jika sudah mengingat semua itu, seperti tertusuk ribuan jarum yang sangat menyakitkan.

Disini bersama hujan yang menemani kesendirian, aku memulai lagi rangkaian masa malu yang sempat terlupakan.

Semuanya bermula dari dia.

Jatuh cinta, putus cinta, sakit hati, susah melupakan, aku belajar semuanya dari dia.

Saat melihat dia sudah berpaling dariku, sudah melupakanku, mendapatkan kekasih yang baru, hatiku hancur sekali. Seakan dunia akan runtuh dan mengimpit tubuhku. Nafasku terasa sesak. Untuk berjalan saja rasanya aku tak mampu. Saat itu aku sangat butuh penyangga. Tapi aku tak bisa mengatakannya karena aku tak pernah ingin melihatkan betapa rapuh dan hancurnya aku.

Aku hanya membagi tangis dan keseedihanku dengan kesunyian. Kala malam tiba merayapi, disitu lah ia akan menjadi teman setia yang sangat mengetahui kesendirian yang sangat terdalam dari diriku, mengetahui batapa rindunya aku akan sosok yang dulunya selalu ada. Hanya malam dan sunyilah yang tahu betapa aku rindu masa masa itu.

Tiba-tiba lelaki itu datang. Dia bukan lagi lelaki yang dulu, dia laki-laki baru yang menarik perhatianku. Saat mantan pacarku datang mengancamku, dia malah datang menyelamatkanku. Memberi kedamaian saat melihatnya. Memberikanku perlindungan yang aku butuhkan. Saat itu dia begitu istimewa, damai sekali saat memikirkannya. Aku selalu berharap bisa menjadi sesuatu yang berarti baginya, tapi sampai sekarang itu belum terwujud.

Itu adalah hayalan semata yang membuatku merasakan betapa aku sangat merasa kesepiannya akan luka masa lalu yang dalam.

Aku pikir dia lelaki yang beda. Tapi sama saja. Hilang tanpa jejak. Setelah dia membawaku terbang ke awan lalu dia jatuhkan lagi kedasar jurang yang paling dalam. Sakit memang, tapi apalah dayaku, aku seperti seonggok barang, yang bila dibutuhkan akan digunakan, jika tak dibutuhkan akan dibuang begitu saja.

Sadis sekali menurutku..

Hanya dengan mencintai begitu saja, aku sudah lelah. Siapa sih yang sanggup digituin?

Capek? Jelas. Bertahun tahun aku hanya dianggap teman.

Sampai sekarang aku masih belum bisa melupakannya.

Aku salah.

Seharusnya aku bisa mengendalikan hati yang mudah jatuh ini, seharusnya aku tak usah menganggapnya ada. Dan tak pernah ada. Dengan begitu aku takkan jatuh sedalam ini.

Sekarang aku merenung. Kupikir mungkin ini adalah masa yang bodoh. Jadi aku harus bisa melupakan mereka. Mereka yang membuat aku merasakan sakit, mereka yang membuat aku jatuh sakit dan mereka yang mencampakkanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

leaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang