"Udah kelar belum, biar aku jemput?"
"Sudah"
"Yaudah, aku otw ya"
Ingatanku masih sangat jelas untuk setiap kalimat yang terucap pada hari itu. Tepatnya hari Minggu, aku dan dia gereja bareng. Sehari sebelumnya merupakan pertemuan pertama kami setelah sekian lama tak bertemu. Untuk bertemu saja telah melalui beberapa drama. Senin hingga sabtu dipenuhi drama yang kuciptakan. Senin, aku membatalkan pertemuan dengan alasan aku tiba-tiba ada urusan. Selasa masih juga begitu. Rabu pun sama. Kamis dan jumat mungkin dia lelah. Sabtu pagi dia menghubungiku kembali.
"Kau dimana?"
" Di kampus"
"Naik apa ke kampus?"
"Kenapa? Mau kau jemput emangnya?"
"Iya, susah kali keknya mau ketemu samamu ya, sombong kali"
"Hahaha gak kok, yaudah ntar malamlah kita ketemu jam 7 tapi kau jemput ya?"
"Iya yaudah kujemput pun tapi serius ya"
Aku masih ingat hari itu aku tidak ada mata kuliah dikarenakan dosenku tidak masuk, lalu aku memutuskan untuk ke kosan sahabatku. Sorenya aku teringat aku ada janji, lalu aku lihat jam sudah menunjukkan pukul 06 sore.
"Malas kali akulah wak ketemu samanya, apa kubatalin aja lagi ya?"
"Udahlah pergilah kau sana, kasih kesempatan, kasian dia"
"Ah udahlah malas aku, kuchat ajalah bilang gak bs ketemu"
"Ihhh ntahapalah kau ini, udah pergi sana, ayo bangun kau, gerak kau sana"
Dan setelah dipaksa hingga diusir sahabatku, akhirnya aku pulang. Setibanya di rumah aku ingin langsung mandi namun handphoneku berbunyi ternyata ada chat yang masuk dari dia yang menanyakan apakah aku sudah siap dijemput atau belum. Aku membalasnya setelah selesai mandi dan mengatakan bahwa aku sudah siap, hahaha nyatanya aku lagi memilih baju mana yg aku kenakan. Dan dia datang sebelum jam 7, rumahku dan rumahnya hanya menempuh waktu 5 menit dengan sepeda motor. Pada saat dia tiba di rumahku, aku lagi dandan seadanya. Dia menungguku dengan mengobrol dengan mamaku yang kebetulan sedanga duduk di teras rumahku saat dia datang. Setelah aku selesai akhirnya kami pergi dan berpamitan kepada mamaku.
"Kita ke mana ya ini enaknya?"
"Ya terserah aku ikut aja"
"Aku gak tahu di mana tempat yang asik, aku kan udah lama gak di Medan, kaulah yang lebih tahu harusnya"
"Aku tahunya yang deket-deket kampusku, ke Bens Cafelah kalau gak"
"Yaudah kita ke situ ajalah, kasih tahu arah jalannya ya"
Setibanya di sana, kami memesan makanan dan mengobrol biasa, lebih banyak dia yang mengajukan pertanyaan. Sejujurnya aku rada males sama dia dari kemarin itu karena kisah lama kami. Ya, dia adalah mantanku saat SMP yang tiba-tiba menghilang pergi tanpa ada kata putus. Bukan karena aku sakit hati dengannya, tapi aku merasa gak ada gunanya juga ketemu dia, ujung-ujungnya juga bakal jadi cowok gak jelas, kalaupun pacaran pasti ntar ninggalin tiba-tiba lagi. Tapi setelah ngobrol dan agak sedikit melting dengan sikapnya yang manis aku pun mulai luluh saat tiba-tiba dia mengelus kepalaku. Tiba-tiba saat aku melihatnya dan menatap wajahnya, hatiku rasanya ingin teriak "Gilaaaaa, kok dia makin ganteng ya, njir ini mah tipe aku banget dari segi penampilan". Ya aku baru sadar, karna dari awal aku cuek tidak begitu memperhatikannya.
Tiba-tiba handphonenya berbunyi dan terlihat ada panggilan masuk dari orangtuanya. Sepertinya dia disuruh pulang. Setelah telponnya terputus dia mengatakan padaku bahwa harus segera pulang karena orangtuanya akan berangkat ke luar kota.
Sepanjang perjalanan kami mengobrol, aku senyum-senyum sendiri di belakangnya, entah karena apa aku pun tak tahu yang jelas aku masih ingat bahwa aku sangat senang malam itu.
Setelah mengantarku dan dia sudah di rumah, dia mengirimkan chat untuk mengajakku gereja keesokan harinya.
Setibanya kami di gereja. Aku melihat begitu banyak mata memandang. Aku yakin temen-temenku kaget melihat kami gereja bareng. Dan benar saja setelah selesai gereja beberapa dari mereka nyamperin dan kepoin aku. Lalu aku dan dia pulang, dia mengantarkanku terlebih dahulu. Setelah dia tiba di rumahnya, dia chat aku dan mengatakan ingin main ke rumahku jika dibolehkan lalu aku mengiyakannya. Kami pun ngobrol-ngobrol biasa hingga tiba-tiba dia memegang tanganku dan ingin mengatakan sesuatu dengan wajah yang serius.
"Kau tahu kan aku udah sering coba ngajak kau balikan, udah lebih dari tiga kali, harusnya kau paham kalau aku mau serius samamu. Kau mau gak jalanin hubungan yang serius samaku?"
Rasanya aku tak percaya pada saat itu makanya aku hanya membalasnya dengan ketawa kecil. Lalu dia sekali lagi mengatakan bahwa dia serius.
"Yaudah, jalanin ajalah dulu"
Akhirnya kami pun sepakat bahwa hari itu merupakan hari jadian kami, tepatnya tanggal 01 Maret 2015. Ya jujur, aku sangat senang pada hari itu.