Awalnya aku pikir sangat mudah untuk menggenggam mutiara itu, hanya perlu menyodorkan uang dan menerima mutiaranya. Aaahhh... itu terlalau biasa bagaimana jika aku mencoba mendapatkannya sendiri dengan tanganku, aku harus menyelami lautan, melewati karang dan akhirnya aku menemukan cangkang mutiara. Tidak cukup disitu saja perjuanganku untuk mendapatkannya, aku harus membuka cangkang itu secara lembut tidak secara paksa. Jika aku memaksanya dengan keras si kerang tidak akan mengizinkanku mengambil mutiaranya.
Akhirnya si kerang mau membuka cangkangnya namun disana yang kudapati bukan hanya mutiara-mutiara namun permataku yang hilang (iya hilang tidak jadi diambil orang) ternyata juga ditelannya, disembunyikannya. Sekarang aku mulai bimbang, haruskah ku ambil permataku yang hilang? Atau mutiara yang indah dan tidak akan melukaiku itu? Atau malah keduanya saja? Tidakkah aku terlalu serakah menginginkan keduanya?.
Pagi itu aku sudah diantar pulang oleh Danu, aku lebih mengenal keluarganya namun bukannya aku senang malah pikirku semakin rumit dibuatnya.
Bahkan ketika aku masuk rumah yang semula wajah ibukku bahagia menjadi suram karena aku menangis ketika ditanya bagaimana keluarga mas Danu padaku.
"Ndak apa-apa kalau kamu nggak cocok nak, ibuk bisa memakluminya. Tapi tolong pikirkan lagi Dia, ini masa depanmu nak, menurut ibuk Danu baik orangnya tapi kalau orangtuanya gak sesuai kriteriamu ya tolong maklumilah dulu dan bersikaplah baik padanya, suatu saat pasti akan luluh" nasehat ibuk padaku dengan posisi ibuk memelukku.
Tetapi tangisanku bukannya reda tetapi malah semakin menjadi-jadi.
"Apa kita batalkan saja pinangan ini, ibuk nggak apa-apa kalau kamu nggak suka" tambahnya
"JANGAN! Tapi mungkin lebih baik kita batalkan saja ibuk" jawabku
"Tetapi kenapa? Apa alasanmu? Ibuk akan melakukannya kalau kamu memberikan alasan yang jelas"
"Karena mas Danu orang yang terlalu baik!" balasku, kuusap air mataku sambil berlari ke kamarku
Ibuku memanggilku berkali-kali tetapi tidak kusahuti begitupula dering handphone ku yang berbunyi sedari tadi.
Aku mengira itu mungkin Roro atau Aura dan sahabat karibku yang mengingatkanku tentang tugas mata kuliah besok tetapi saat ini aku tidak tertarik untuk apapun.
Aku tetap menangis tanpa aku ketahui apa alasan jelasnya hingga akhirnya akupun tertidur.
Aku terbangun tengah malam karena gerakku, HPku jatuh dan akupun mengambilnya dan kubuka ada banyak panggilan, pesan dan sosmed lain yang ngantri aku buka satu persatu
Ada satu nomor disana yang tidak aku kenali tetapi bahasa SMSnya dan panggilan bedanya sangat aku kenali
Dan aku teringat ternyata itu pesan dari mas Asmoro.
Pesannya: "Tyas cantikku, maafkan aku yang lalu ya, tanpa aku sadari ternyata kamu calon dari kakakku Danu, dan selamat kamu bisa dapat pengganti aku secepat ini. Tyas tolong terima aku lagi disampingmu aku tak akan membuatmu menangis lagi" pesan pertama.
YOU ARE READING
DIA MILIKKU
Storie breviBayangkan jika kamulah pemeran utamanya. apa keputusanmu? langkah mana yang kamu ambil? jika kamu diputuskan tunanganmu secara sepihak lalu bertemu dengannya lagi dan jatuh cinta padanya lagi disaat yang tidak seharusnya. nantikan cerita tentang-nya...