Part 5

68.9K 4.1K 73
                                    

"Ayo Mas, kita berenang enak loh segar" kata Maika lagi.

Gak boleh, belum boleh... Maika masih belum menikah pria lain tidak boleh melihat tubuhnya. Aku mulai gelisah mencari cara supaya Rayhan tidak masuk ke kolam.

"Ray bisa temenin gue ngobrol sebentar gak?" kataku berusaha mengalihkan perhatiannya dari tubuh Maika.

"Apa Gemal? oh sebentar" dia gugup karena aku memergokinya melihat tubuh Maika bagai melihat ikan.

Ckckcckck ternyata dia sama saja dengan lelaki lain, gak akan kuat melihat hal begituan. Dan Maika awas kamu ya seenaknya memakai baju kayak gitu, kalo ada yang punya niat jahat gimana?

"Mas, ngapain disana sih, lebih baik sama aku saja" katanya lagi.

"Eh iya sebentar, kakak kamu pengen ngobrol sama aku" kata Rayhan berusaha menolak.

"Ih ngapain, kamu kesini buat aku, ngapain disana sih, kesini atau aku ngambek" ancam Maika dan dia memandangku dengan tatapan tajam.

"Aduh gimana ini Gemal, adik kamu ngancem, aku kesana aja gih, daripada dia tambah marah" katanya

"Tapi..." kataku berusaha menahannya.

Aku mendengar suara hp Rayhan berbunyi.

"Sayang sebentar, ada telepon aku angkat dulu" katanya sambil berteriak.

Aku melihatnya menjauhi kami, siapa sih yang nelepon sampai gak mau mengangkatnya disini, tapi gpp karena telepon itu Maika dan Rayhan tidak jadi berenang dan itu membuatku tersenyum bahagia.

"Woyyyy kenapa ketawa ketawi sendirian kak, gila ya?" kata Runold dari belakang.

"Oh gak darimana kamu? udah dicobain motornya?"

Aku akhirnya membelikan motor sport keluaran terbaru dan hari ini motor itu akhirnya datang.

"Biasa, bawa pacar jalan - jalan pake motor baru, makasih banyak loh kak atas motornya" Runold memelukku. Pelukan untuk pertama kalinya dia beri kepadaku.

Aku tersenyum dan tanpa sadar setetes air mata turun di pipiku saking bahagianya menerima pelukan dari Runold.

"Ah lo terharu ya kak, sampai nangis gitu, ini hadiah buat lo yang udah keluarin duit banyak buat belikan gue motor" dia mengerlingkan mata kearahku.

Makasih ya Allah udah bukakan satu persatu hati adik - adik hamba.

"To....to...tolong" aku mendengar teriakan dari kolam dan dengan sigap aku berlari ke arah Maika.

"Astaga.. kak, Mbak Maika kram lagi tuh" teriak Runold panik melihat Maika hampir tenggelam.

Aku berlari dan melompat ke dalam kolam untuk menyelamatkannya. Walau aku punya asma yang akan kambuh kalo malam2 kena air dingin. Aku gak peduli, yang penting Maika selamat.

"Maika jangan sampai lemah, berusaha terus, kakak akan tolong kamu" kataku sambil berusaha menggapainya.

Aku mendengar teriakan Bunda dan Ayah, aku juga mendengar Rayhan berusaha berlari kearah kolam.

Tidak!!! Maika harus aku yang menyelamatkan, aku gak mau Rayhan punya kesempatan untuk memegang badannya.

"Kak...Kak.. huffffppp to...tolong"

Aku berhasil menggapainya dan memeluknya dengan erat.

"Kakak disini, jangan takut lagi ya" aku memegangnya dan menariknya ketepian.

Dadaku sesak, ya Allah jangan sampai asma ini kambuh.

Aku naik ke tepian dan mengambil handuk dan kimono, dengan sigap aku memasangkannya ke tubuh Maika yang menggigil.

6. Sedikit Cinta Untuk GemalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang