Part 22

75.6K 3.7K 66
                                    

“Kak… apa gak bisa polisi saja yang menjebak Rayhan, aku kok jadi gak  tenang nih” kata istriku sambil mondar – mandir di kamar kami.

“Sayang…. Hey sayang sini, udah jangan mondar mandir seperti setrika nanti dedeknya capek loh, gpp kakak harus memastikan benar dia yang menjebak Runold dan berniat menghancurkan keluarga kita” kataku lagi.

“Tapi keadaan kakak belum sembuh, aku takut dia sakitin atau jahatin kakak, kak…. Please aku gak mau kehilangan kakak lagi” aku melihat wajahnya dari panik sekarang menjadi ketakutan dan menahan tangis.

“Sini deh dulu, peluk kakak” kataku merentangkan kedua tanganku kearahnya.

“Hikssss… kak aku benar – benar gak bisa dan gak rela kalo kakak ninggalin aku” dia menerima pelukanku yang walau terhalang perutnya yang membesar tapi aku harus menguatkan istriku ini.

“Sayang… kakak sudah janjikan gak bakal tinggalin kamu, jadi percayalah dan tunggu kepulangan kakak ya, setelah semua ini selesai apapun dan kemanapun kamu mau akan kakak penuhi”

“Aku gak mau  apa – apa yang aku mau kakak pulang dan temani aku” katanya terisak – isak

“Iya, nah sekarang kamu makan setelah itu mau pergi jalan – jalan atau mau apa terserah kamu, tapi jangan pergi sendiri pergi dengan Bunda atau Ayah, Oke!!”

“Iya suamiku, aku gak akan kemana – mana kok, sebagai istri yang baik harus menunggu suaminya pulang”

“Muachhhhh, love you my wife and Baby”

“Love you too Hubby and Daddy”

****

Setelah berpamitan dengan Bunda dan Ayah, aku ditemani polisi berangkat menuju Apartemen Runold, atas persetujuan polisi, Runold akan kami gunakan sebagai perangkap untuk menangkap Rayhan.

Rencana A telah kami persiapkan, aku dan pihak kepolisian bersembunyi dan menunggu Rayhan mengantar Paket Shabu untuk Runold, dan Runold sudah dipasangi alat penyadap pembicaraan, walau aku tau dia akan tergoda melihat barang yang akan di beri Rayhan, tapi aku yakin dia pasti ingin sembuh.

“Ingat pesan kakak dek, jangan pernah tergoda untuk memakai barang itu lagi, ingat Sophia” kataku memberi kekuatan.

“Iya kak, demi Sophia” katanya tegas

Kami menunggu 2 jam sampai akhirnya bel berbunyi, itu pasti dia. Polisi sudah bersiap – siap menangkapnya.

Cklekkk

Aku mendengar Runold membuka pintu.

“Maaf salah apartemen” kata suara wanita yang aku gak tau siapa.

Kemudian aku mendengar pintu di tutup kembali.

“Aman Pak, bukan target, hanya tamu yang sedang mencari alamat” kata polisi itu.

Fiuhhhh padahal aku kira si brengsek itu yang datang.

Kami pun kembali ketempat masing – masing, Runold semakin cemas dan gugup aku melihat keringat dinginnya mulai mengalir di pelipisnya, apa dia kembali sakau, ya Allah jangan sekarang.

“Dek…. Ingat Sophia… jangan sampai kalah dengan kesakitan” kataku menguatkan.

“Sakitttt kak…. Runold gak kuat” katanya lirih.

“Semua demi Sophia” kataku lagi.

Aku melihatnya menutup mata dan menahan sakit yang mulai terasa di badannya.

Setengah jam kemudian kembali terdengar bunyi bel, aku harap itu benar – benar pria itu. Aku gak mau adikku semakin tersiksa disini, karena malam nanti dia akan memasuki panti Rehab setelah permohonannya di kabulin polisi.

6. Sedikit Cinta Untuk GemalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang