Nampak Senyum Manis Ia Si Seniorku

8 0 0
                                    



"Rara, bangun subuh dulu nanti kamu terlambat nak" suara lembut dari balik pintu kamar ku,membuat aku langsung membuka mata.

"iyaaaaa bundaaa......." Jawabku, agar bunda tahu jika aku sudah bangun tidur.

Aku merupakan anak tunggal, sehingga aku sering merasa kesepian jika ada didalam rumah. Bunda ku seorang guru taman kanak-kanak di daerah Sukasari, sedang ayahku seorang tentara angkatan darat yang ditugaskan di Medan yang jika pulang hanya beberapa tahun sekali. Hal ini lah yang membuat aku lebih dekat dengan Bunda dari pada Ayah. Ayah ku sangat keras, beliau sangat melarangku untuk pacaran dan mengharuskan ku untuk melanjutkan kuliah. Sebenarnya ayah tidak setuju ketika aku masuk SMK Negeri Bakti Kartini, ayah menginginkanku untuk masuk SMA terfavorit di Bandung, dan aku menolaknya karena aku lebih menyukai masuk sekoalah kejuruan.

Seperti biasa setelah salat subuh aku mandi,beres-beres dan sarapan pagi. Ku lihat bunda sedang mempersiapkan makanan di meja makan

"pagiiiii bundaaa kau muara kasih dan sayang...... " kata ku sambil bernyanyi mendekati bunda

" pagii juga kesayangan bunda, kamu mau bekal apa nak?" Tanya bunda, sambil melepas clemek yang ada di dadanya.

" rara bekal apa aja deh, yang bunda masak" jawabku sambil menarik kursi makan.

Jika di sekolah aku lebih sering di panggil dengan Ara, namun kalau di rumah dan lingkungan keluarga aku dikenal dengan Rara.

"bunda masak nasi goreng ini sudah bunda siapkan, masukan gih ke tasmu" perintah bunda padaku.

"oh iya bunda nanti Rara pulang agak sore ya,, soalnya mau jenguk ibu teman Rara sakit boleh ya bun?" Tanya ku dengan mengoles roti tawar dengan cream cokelat kesukaanku.

"boleh dong ra, tapi kamu hati-hati ya naik bus kalau sudah larut sore" kata bunda .

Aku terbisa naik bus untuk datang ke sekolah, hal ini dikarenakan ayah ku melarangku      untuk mengendarai motor sendiri. Dan hal itu menurutku tidak keberatan, karena memang aku tidak begitu tertarik untuk mengendarai sepeda motor. Aku turun dari bus dan berjalan menuju gerbang sekolah.

"tinnn tinnn tinnnnn......" tiba tiba terdengar suara klakson motor matic berwarna merah di belakangku, dan aku pun sontak berjalan menepi.

" itu siapa sih angkuh sekali, bukannya jalannya masih lebar kenapa harus seperti itu kaya jalan ini punya dia sendiri"

aku ngedumel sendiri sambil berusaha melihat dengan jelas siapa orang yang mengendarai motor itu.

"dek, dek yang pakai tas pink"

teriak seseorang di belakangku dan seketika aku pun menolehnya.

"iyaa kak, kenapa ?" Tanya ku heran

" ini pembatas buku milik kamu jatuh, tadi aku sempat melihat ini terjatuh dari tas bagian depanmu"

kata cowok itu sambil menyodorkan pembatas buku milikku dengan tersenyum.

"oiyaa kak makasih banyak yaa," kata ku sambil menerima pembatas buku tersebut

"subhanallah manis sekali senyum kakak ini" tambahku bergumam di dalam hati.

"dek kamu kenapa?, kok malah benggong melihat saya seperti itu?"

kata cowok itu membuyarkan lamunanku.

"ehh gak kok kak, yaudah kak aku jalan duluan ya makasih buat ini ya" kataku sedikit gugup dan berjalan untuk meninggalkannya.

"dek bentar" katanya mencegah langkahku.

Tentang Aku Dan Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang