3

13 4 3
                                    

Jia tersadar dalam pingsannya, ia merasa dingin disekujur tubuhnya. Seketika bayangan sebelum ia pingsan datang.

Dia masih ditaman yang dingin itu. Saat ia melihat Seoyoon ia sangat syok, darah dimana-nama.

Jia menggoncang tubuh Seoyoon yang sama terbaringnya ditanah.

" Eonni kau kenapa?"

" Eonniiii." Jia merasakan Tubuh Seoyoon lebih dingin dari dirinya.

" Eonni aku mohon jangan tinggalkan aku." ucap Jia parau. Air mata mengalir deras dipipinya

Jia membawa Seoyoon pergi ke tabib dengan menggendongnya, tanpa memperdulikan tubuh Seoyoon yang lebih besar darinya.

Dia terlihat kesusahan membawa Seoyoon, meski begitu ia tak mau menyerah. Karena ia tak ingin kehilangan kakak yang sangat menyayanginya.

Sampainya di rumah tabib, Jia langsung membaringkan tubuh Seoyoon dengan hati-hati. Tabib pun langsung memeriksa yeoja tersebut.

" Saya sarankan agar anda juga berobat, karena luka dikepala anda cukup parah." Ucap tabib muda yang berada disebelah Jia

" Biarkan eoniiku diperiksa dulu."Balas Jia

" Baiklah, tapi saya cuma mau menyampaikan saja, kalau tak diobati dan bertambah benturannya dapat berakibat gagal otak,hilang ingatan ataupun kematian."

" Aku tak perduli,yang kuperdulikan adalah keadaan eonniku."

" Dia sedang diperiksa,tenanglah sedikit."

Lumayan cukup lama Jia menunggu pemeriksaan tabib, sampai tiga puluh menit berlalu. Tabib yang memeriksa Seoyoon telah selesai dari pekerjaannya. Tabib tersebut lalu menghampiri Jia.

" Tuan Putri,apakah ada orang tua dari korban."ucap tabib yang memeriksa Seoyoon sopan

" Tidak ada. Katakan saja padaku."

" Tapi..." Tabib itu mendesah pasrah" Baiklah. Yeoja itu mendapat benturan keras dikepalanya, perut dan Dadanya tertusuk pisau. Dan dia sudah meninggal."

Raungan Jia sangat sudah tak bisa lagi ditahan. Ia menangis lirih dengan tangan menyentuh tubuh Seoyoon.

" Apapun akan kuberikan, asalkan kau bisa Mengembaliknnya." Mohon Jia pada tabib dengan tangisan

" Tugas kami hanya menyembukhan orang yang masih hidup supaya tidak mati. Dan jika sudah mati, kami tak bisa berbauat apa-apa, kecuali..."

" Kecuali apa?"

" Kecuali kau pergi ke Cenayang. Mungkin mereka bisa membantu."

Tanpa pikir panjang, Jia membawa Seoyoon seperti yang Tabib ucapkan. Hari semakin malam, namun bukan itu yang ditakutkan Jia, ia takut jika tak bisa menyelamatkan Seoyoon yang sudah meninggal itu.

Sampai di tempat Cenayang, Jia langsung membaringkan mayat Seoyoon di depan cenayang.

" Anda kesini ingin memaggil arwahnya atau anda ingin yang lain?" Ucap Cenayang

" Saya ingin dia kembali hidup. Tolong selamatkan eonniku." Mohon Jia

" Jika hal itu Cenayang tidak bisa lakukan."

Hancur sudah harapan Jia, ia harus menerima kenyataan jika apa yang diperjuangkan tadi hanya sia-sia.

Seoyoon takkan kembali...

.

Pagi hari saat Jungkook terbangun, para penjaga istana memberitahkan bahwa Seoyoon telah tiada. Awal hari yang menyedihkan untuk Putra Mahkota. Padahal selangah lagi cinta mereka akan dipersatukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Missing Of QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang