Out of Control

732 77 19
                                    

......

Perkenalannya dengan Anthony kemarin membuat hubungan keduanya menjadi lebih erat.

Sesuatu dalam diri Viktor seolah memaksa dirinya untuk tetap berhubungan dengan pria manis itu. Tidak, bukan hanya karena rasa tanggungjawabnya semata, melainkan sesuatu yang lebih.

Seperti sekarang ini, dengan alasan memastikan keadaan Anthony, Viktor menyempatkan diri untuk menghubungi ponsel Anthony.

Sebelumnya mereka memang sempat bertukar nomor ponsel. Tapi daripada dibilang bertukar, lebih tepatnya Viktor memaksa Anthony untuk memberikan nomor ponselnya.

.

.

Flashback

Sekembalinya dari rumah sakit, Viktor kembali mengantar Anthony ke apartemennya yang terletak di samping miliknya.

Anthony berkali-kali menolak, namun bukan Viktor namanya jika ia menyerahkan begitu saja.

"Kemarikan ponselmu." Ucap Viktor ketika mereka sampai di depan pintu apartemen Anthony.

"Hah? Untuk apa?" Tanya Anthony bingung.

"Sudah kemarikan saja." Balas Viktor menatap kedua mata bulat Anthony yang tengah balas menatapnya.

"Kau tidak akan meminta ponselku sebagai ganti biaya berobatku kan?" Tanya Anthony menyelidik.

"Kau pikir aku semiskin itu sampai harus meminta ponselmu untuk menggantinya biaya ke dokter?" Jawab Viktor.

"Ya mungkin saja." Balas Anthony tanpa menghilangkan nada curiga dalam ucapannya.

Walaupun begitu, ia akhirnya tetap menyerahkan ponsel miliknya pada Viktor.

Dengan sigap, Viktor kemudian mengetikkan sesuatu pada ponsel milik Anthony. Tak lupa ia juga mengeluarkan ponsel miliknya, kemudian menekan tombol 'panggil'.

Setelahnya ia mengembalikan ponsel Anthony ke sang pemilik.

"Itu nomor ponselku, jangan lupa disimpan" ucap Viktor sambil tersenyum menatap Anthony yang mendengus sebal.

End of Flashback

.

.

.

"Halo." Terdengar suara parau Anthony di ujung panggilan.

"Kau baru bangun?" Ucap Viktor menaikkan sebelah alisnya yang tentunya tak dapat dilihat oleh Anthony.

"Ya.. aku semalam begadang mengerjakan pekerjaanku." Timpal Anthony.

"Jangan terlalu banyak begadang, kau bisa sakit."

"Hummmm..." Gumam Anthony.

"Bagaimana dengan kakimu? Apa masih sakit?" Tanya Viktor.

"Masih sedikit nyeri. Tapi selebihnya tidak apa-apa." Jawab Anthony.

"Baguslah. Kalau begitu sudah dulu ya. Aku harus kembali bekerja."

"Iya, terima kasih sudah memperhatikanku." gumam Anthony menjawab ucapan Viktor.

"Itu sudah tanggung jawabku." Balas Viktor.

Setelahnya panggilan keduanya pun terputus. Ditatapnya layar ponsel miliknya. Seulas senyum terukir indah di wajah tampan Viktor.

Entah apa yang merasukinya, tapi rasanya Viktor ingin terus mendengar suara manis Anthony.

Aneh memang, mengingat mereka baru bertemu dan kenal kemarin, tapi sesuatu dalam diri Viktor seolah sudah meminta untuk memiliki pria manis itu, memilikinya hanya untuk dirinya sendiri.

Addicted [XelTing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang