Pergi jauh

7 0 0
                                    

Perkenalkan namaku Bella Lilyana seorang gadis penggila pekerjaan.
Jujur saja aku gila uang. Aku gila karna aku harus mewujudkan janjiku pada diriku sendiri.

Aku harus bekerja keras dan lebih keras untuk membuat perekonomian keluargaku bertambah. Aku benci ketika keluargaku direndahkan hanya karna kasta dan takhta.

Aku benci pada diriku sendiri ketika keluargaku dihina oleh makhluk penggila harta. Mereka seakan akan melihat orang rendahan sepertiku hanya sebagai makhluk menjijikan.

Terkadang aku menyalahkan takdir. Mengapa semua ini terjadi padaku? Terjadi pada keluargaku? Mengapa aku tak bisa menikmati apa yang aku mau? Dosa besar apa yang dilakukan keluargaku sebelumnya?

Tapi sekarang ini saat aku dewasa dan aku mulai menerimanya. Aku juga mulai berpikir ulang dan mencoba tak selalu berpikiran negatif.

Aku tahu tuhan takan memberikan cobaan berat pada ciptaan nya lebih dari kemampuannya. Mereka semua diberi porsi yang sesuai dengan kebutuhannya. Selagi keluargaku tidak kelaparan dan memiliki rumah kurasa aku tak harus khawatir.

Aku harus lebih banyak bersyukur atas nikmat yang tuhan berikan padaku dan keluargaku. Karna ketika melihat ke atas kita takan pernah melihat ujungnya semakin kau mendongkak ke atas semakin jauh kau berkhayal. Namun ketika kau menunduk kebawah lihatlah ada yang  lebih kurang dari kita.

Orang tuaku berpesan tak apa sekali sekali menengok ke atas untuk menjadi semangat mu kedepannya. Namun kau harus ingat darimana kau berasal dan bermimpilah sesuai porsimu. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.

Perihal penggila uang. Itu bukan seperti apa yang kalian pikirkan. Aku bekerja keras dan menghasilkan uang bukan untuk diriku sendiri. Namun untuk keluargaku walau masih jauh dari kata lebih.

Soal pekerjaan, aku sendiri hanya sebagai operator produksi. Ya, itu pekerjaanku. Aku tak bisa meneruskan pendidikanku ketingkat yang lebih tinggi dan mempunyai gelar dibelakang namaku.

Aku hanya lulusan SMA dan langsung melanjutkannya menjadi pekerja disebuah pt yang cukup besar.

"Bu, yah karna aku telah lama bekerja diperusahanku aku mendapatkan sebuah tawaran dari perusahaan untuk menjadi peserta pertukaran pekerja antara negara korea selatan dan indonesia"

"Mengapa sangat jauh? Lalu bagaimana dengan ibu dan ayah?" ucap ibu dengan mata yang menahan tangisannya.

"Aku sudah membicarakannya dengan kakak, dia bilang jika itu untuk kebaikanmu pergilah dan gali kembali semua mimpimu yang terkubur. Izinkan aku bu yah aku mohon" pintaku dengan isak tangis yang sudah tidak bisa aku tahan lagi.

"Aku berjanji takan pulang dengan tangan kosong. Aku berjanji setelah pulang dari sana kita akan jauh lebih baik dari sekarang. Dan untuk semua kebutuhan ayah dan ibu biar aku yang akan menanggung semuanya. Kalian hanya harus mendoakanku saja agar aku berhasil disana. Ayah dan ibu tak usah bekerja lagi aku akan menyewa asisten rumah tangga untuk mengurus ayah dan ibu. Maafkan aku juga karna belum bisa merawat kalian disaat ayah dan ibu sudah mulai rapuh. Maafkan aku yah bu maafkan aku" tangisanku pecah saat aku membayangkan betapa jahatnya aku pada orang tuaku disaat masa tua mereka aku tinggalkan.

Aku terpaksa, kalau bukan untuk keluargaku aku juga tidak mau. Namun keadaan memaksaku harus untuk tetap pergi.

"Ayah percaya padamu, pergilah nak kejar mimpimu dan tunjukan pada kami kalau kau bisa mewujudkannya. Ayah hanya berpesan jagalah ibadahmu rawat dirimu baik baik dan tetap ingat keluargamu disini ayah percaya padamu" ucap ayah dilengkapi tetesan air mata yang kini mulai membasahi pipinya.

"Ibu juga percaya padamu. Jaga selalu ibadahmu dan kehormatanmu. Jangan kau lepas simbol seorang muslim mu" titah ibu dengan nafas terengah engah karna menahan tangisannya yang sejak awal sudah ia keluarkan.

"Aku berjanji yah bu aku berjanji untuk selalu mengingat perintah kalian berdua. Sehatlah dan tunggu aku kembali. Dan aku sangat ingin berterimakasih karna telah merawatku hingga aku menjadi seperti ini kalau bukan karna kalian berdua"

"Sama sama nak, tak ada yang lebih penting bagi orang tua selain kebahagiaan anaknya"

"Kapan kau akan berangkat?" tanya ayah

"lima hari lagi aku akan berangkat yah bu"

"kalau begitu mari kita bantu anak kita untuk membereskan barang barang yang akan dibawa"

"Baiklah"

Hari demi hari telah aku lewati. Aku sibuk dengan semua keperluanku untuk tinggal dikorea. Dan aku sudah mulai berpamitan pada semua orang yang dekat denganku. Mereka semua mempunyai tanggapan yang berbeda beda.

Ada yang merasa sangat bahagia, bangga, sedih, dan terharu. Mereka juga bilang apa ini saatnya mimpiku terwujud untuk menikahi seorang oppa disana?

Hahaha jika dipikirkan bukankah itu sangat menggelikan? Berharap menjadi istri dari bintang dunia? Wahhh kau memang sangat aneh. Bagaimana bisa orang biasa menikah dengan seorang pangeran? Masa mudamu begitu lucu.

Ya, ku akui dulu aku penggila kpop. Aku menyukai drama film dan reality shownya. Aku akan selalu up date dengan berita beritanya.

Meski aku tak bisa mendukungnya secara langsung karna kondisi keluargaku yang kurang mampu.

Aku bahkan tak pernah membeli album mereka, merchideces yang berkaitan dengan kpop, atau bahkan melihat konsernya langsung.

Karna aku harus berpikir ulang untuk membeli semua yang berkaitan dengan kpop. Disaat orang lain berlomba lomba mengumpulkan barang barang yang berkaitan dengan mereka, aku hanya bisa menonton mereka lewat sebuah video yang diposting oleh perushaan mereka langsung.

Memberi viwers atau vote saat mereka akan mendapatkan sebuah penghargaan menurutku itu sudah lebih dari cukup.

Karna menurutku seseorang yang diakui sebagai fans adalah seseorang yang selalu mendukung artisnya apapun situasinya.

Walaupun nanti akan ada saatnya mereka semua mendengar kabar bahwa idolnya terlibat skandal atau kencan dengan sesama idol lain. Tentu saja hati mereka sangat sakit dan tak bisa berbuat apa apa.

Mengetahui kita hidup dibelahan dunia mana pun mereka tidak tahu.

Yahh memang begitu rata rata perasaan kami pada zaman dulu. Ingin menyalahkannya pun sepertinya hanya akan dianggap angin berlalu.

Mereka juga mempunyai kehidupan pribadi. Mereka sama seperti kita ingin memiliki kehidupan normal seperti mempunyi keluarga contohnya.

Mereka sadar bahwa kejayaan akan berpindah seiring berjalannya waktu. Akan ada saatnya mereka menggendong seorang anak dan tidak lagi bernyanyi dan menari diatas panggung lagi.

Mereka akan terkikis seiring perubahan zaman.

Begitu denganku. Saat aku mengenal lingkungan masyarakat kurasa bukan hal seperti itu lagi yang harus aku lakukan.

Aku mencoba mengurangi kebiasaanku menyukai kpop dan beralih pada realita kehidupanku. Hingga saat ini aku bahkan tak mengetahui kabar mereka seperti apa.

Aku hanya ingin fokus pada pekerjaanku dan keluargaku dan mengenyampingkan hal hal yang kurang bermanfaat.

Ku beritahu dulu aku juga penggemar EXO dan BTS.

Min PD •Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang