Eunbi membersihkan bajunya yang sudah dipenuhi susu pisang.
Percuma saja. Meskipun dibersihkan menggunakan tissu basah pun bekasnya tak akan cepat hilang.
"Bi..lo punya salah apa sih sama tuh orang ?" Tanya Kyulkyung yang membantu membersihkan baju Eunbi.
"Emang gila tuh orang." Lagi-lagi Kyulkyung berkata.
Eunbi masih diam. Ingin sekali rasanya gadis itu meninju Jungkook saat itu jugaa ketika di kantin. Tapi masalahnya ia tak ingin pernah berurusan dengan guru bagian kedisiplinan Sekolah.
Jam pelajaran telah dimulai kembali. Kyulkyung dan Eunbi sudah duduk manis dibangku mereka. Namun ada yang berbeda, Eunbi merasakan sesuatu yang lain. Seperti ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya. Dan benar saja ketika ia menoleh ke arah lain, si penyiram susu pisang sedang menatapnya.
Bukannya balas menatap tajam, Eunbi malah memutar malas bola matanya. Sementara Jungkook masih asik menatap Eunbi dengan senyuman liciknya. Senyum itulah yang membuat para Siswi di Sekolah memuji ketampanan dan manisnya senyum itu. Tapi bagi Eunbi tidak, senyum itu senyum yang membuatnya ingin menenggelamkan pria Jeon itu kedasar laut.
"Merhatiin siapa sih ?" Tanya Mingyu yang sedari tadi berbicara tapi tak dihiraukan oleh Jungkook.
"Target gue. Gimana kan tadi ? Menarik ?" Tanya balik Jungkook sambil mengunyah permen karetnya.
"Parah lo. Temen sekelas lo aja gituin."
"Karna gue penasaran. Kita udah satu taun sekelas tapi cuma dia yang ga pernah ngomong ke gue."
"Dia kayanya benci sama lo." Mingyu berpendapat.
"Gue ga masalah. Mungkin dia Benci karena gue terlalu terkenal disini."
"Ngelantur lo."
Inilah waktu yang paling dibenci Eunbiㅡ Jam pulang sekolah.
Biasanya setelah pulang Sekolah, sampai petang menjelang gadis itu selalu berada di perpustakaan Sekolah dan ia pulang bersamaan waktu Perpustakaan untuk tutup.
Tapi untuk sekarang ia bingung harus pulang cepat atau tidak seperti biasanya.
Jika ia pulang cepat, as you knowㅡ keadaan rumahnya sangat tak menyenangkan bahkan tak bagus untuk fokusnya mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk.
Tapi jika ia pulang telat, entahlah dipikirannya hanya ada Eunki sekarang.
Eunbi benar-benar mengkhawatirkan adik kecilnya itu.
Akhirnya gadis itu memilih pulang. Ia sudah memikirkan bagaimana kondisi terburuk suasana rumahnya dan ia akan bergegas membawa Eunki.
Kakinya melangkah memasuki rumahnya. Sepi. Seperti biasanya. Mobil ayahnya juga tak ada didepan rumahnya. Berarti suasana sudah sedikit tenang.
Baru saja ia ingin menuju kamar Eunki. Sebuah tangisan terdengar dari balik pintu kamar orangtuanya.
"Ma..Kenapa ?" Tanya Eunbi ketika membuka knop pintu dan melihat ibunya sedang memunggunginya sambil menangis diatas tempat tidurnya.
"Ayah kamu minta cerai."
"Bagus dong." Kata Eunbi.
Lalu Ibunya bangkit dan menghampiri Eunbi.