Eunbi melihat keadaan rumah.
Tak jauh berbeda.
Setiap kali ada pertengkaran pasti salah satu dari hiasan kaca rumahnya, piring atau gelas bahkan ponsel ayahnya selalu menjadi korban dan berakhir tragis diatas lantai.
"Eunbi.. kenapa kamu balik lagi ? Ada yang ketinggalan ?" Tanya Ibunya.
Lalu Eunbi masuk begitu saja. Melewati mereka. Hingga ia memasuki kamar Eunki dan melihat adiknya sedang duduk diatas meja belajarnya.
"Eunki.. kamu gapapa ?"
Bocah itu hanya menggeleng. Menandakan bahwa ia baik-baik saja.
Eunbi menarik Eunki kedalam pelukannya. Setelahnya ia menarik Eunki keluar dari kamar.
"Eunbi kamu mau bawa Eunki kemana ?" Tanya Ibunya yang menghalangi jalan mereka.
"Ke tempat yang bakal buat Eunki tenang."
PLAK!
Tiba-tiba tamparan di pipi Eunbi mendarat begitu cepat. Tanpa Eunbi sadari siapa pelakunya.
Ayahnya.
Dia ayah Eunbi.
Ayahnya menamparnya bahkan disaat dia yang harus menamparnya.
"MAKSUD KAMU APA ? KENAPA KAMU NGOMONG GITU ?" Bentak Ayahnya.
Eunbi menunduk. Bukan ia takut bukan ia tak berani menatap mata sang ayah yang saat ini sudah pasti ada api menyulut disana. Hanya saja, ia sedang mencerna semuanya.
"Kalian gak sadar ? Gimana keadaan dan posisi aku sama Eunki ?" Tanyanya lirih.
Eunki menitikan air matanya.
Begitupun dengan ibunya yang menarik Eunki kedalam pelukannya.
"Sebenarnya aku pengen tanya dari dulu. Apa yang suka kalian permasalahin ? Apa yang suka bikin kalian berantem ?" Tanya Eunbi berani.
"Eunbi..udah. Kamu masuk ke kamar aja ya." Cegah ibunya.
"Engga. Aku bakal bawa Eunki. Eunki harus sekolah." Eunbi menarik tangan Eunki. Namun ibunya menolak.
"Engga bi. Eunki bakal disini sama ibu."
Eunbi hanya tersenyum pahit. Gadis itu menahan air matanya. Perih di pipinya membuat ia jauh lebih menyedihkan sekarang.
Eunbi keluar dari rumahnya. Ia benar-benar tak mengerti dengan jalan hidupnya sekarang.
Kenapa takdir malah berbalik dengan apa yang dilakukannya. Seolah-olah apa yang Eunbi lakukan takdir tak menerimanya.
Ia tahu ia sedih. Tapi Eunbi tak bisa merasakannya. Bahkan kemana air matanya yang tadi ingin luruh begitu saja ?
Mungkin karena sudah bertahun-tahun ia memendam semuanya. Bahkan hatinya tak dapat merasakan apa-apa.
Kim Taeyeon sedang mengabsen murid kelasnya satu persatu. Semuanya tak lengkap. Ada satu yang hilang. Hwang Eunbi.
"Kyung ? Eunbi kemana ?" Tanya Taeyeon.
"Hmmㅡm gatau bu. Tapi tasnya ada ko."
"Mungkin dia bolos karena gak suka pelajaran ibu." Timpal Jungkook.
"Ah masa sih ? Padahal dia paling menonjol di pelajaran saya." Kata Taeyeon.
"Sirik mulu lo." Kesal Kyulkyung pada Jungkook.
Mata pelajaran kedua kini telah berlangsung. Dan Hwang Eunbi baru menginjakkan lagi kakinya dikelas.
"Eunbi.. kamu darimana ?" Tanya Kyuhyun sang guru matematika.
"Maaf pak saya ada urusan sebentar." Jawabnya.
Jungkook tersenyum licik. Ia sedang membayangkan bagaimana kesalnya atau menyedihkannya gadis itu jika ia membuat Eunbi kesal atau menderita.
Akankah wajah dinginnya berubah dan berekspresi ?
Jahat memang. Tapi ituㅡ iya kenyataannya Jungkook memang ingin seperti itu.
"Bi, lo darimana sih ?" Tanya Kyulkyung.
"Udah dibilangin juga gue ada urusan."
"Ia urusan apa ?"
"Kepo."
Jam Istirahat telah tiba. Jungkook, Mingyu dan Yugyeom sedang mendominasi kantin.
Bagaimana tidak. Siswi-siswi disana saling berbisik melihat prince sekolahnya yang langka untuk ditemui.
Jungkook memanfaatkan keadaan ini ketika ia melihat Eunbi dan Kyulkyung masuk ke area kantin.
"Hwang Eunbi!!" Panggil Jungkook yang sedang memegang sekotak susu pisang.
Merasa namanya dipanggil. Eunbi menoleh. Setelah melihat siapa objek tersebut ia diam ditempat. Tanpa berniat menjawabnya.
Jungkook menghampiri Eunbi dan Kyulkyung.
"Ini buat lo." Katanya sambil menyerahkan sekotak susu yang ia pegang.
Eunbi malah menatap Jungkook bingung.
"Terima aja. Kalo engga lo bakal jadi buronan fana gue." Bisik Jungkook.
Lalu dengan terpaksa Eunbi menerimanya. Namun tanpa ia sadari. Kotak susu tersebut sudah dibuka. Dan Jungkook menekan kotak tersebut.
Srttt!!
Susu pisang itu keluar mengenai wajah dan baju Eunbi.
Jungkook tertawa dengan senang. Begitupun seluruh siswa yang menyaksikan kejadian ini.
Jungkook mendekatkan kepalanya kearah Eunbi.
"Lo gak bisa maki gue kalau lo gak mau diserang fans gue." Bisiknya kemudian meninggalkan Eunbi.
-H A P P Y L E S S-