SATU

15 2 1
                                    

Zefannya Clarissa Putri,atau yang kerap disapa fannya itu kini tengah asik menikmati jam makannya di kantin,yah walaupun memang belum waktunya istirahat ,bagi fannya istirahat lebih awal apa salahnya. Sampai - sampai ia tidak sadar seseorang tengah mengawasinya dari kejauhan. Orang itu tengah menggelengkan kepalanya ,perlahan dia berjalan menghampiri fannya . Sekarang orang itu berada tepat dibelakang fannya,dan fannya tidak menyadari hal itu."He'em enak yah pagi - pagi udah makan."

"Menurut lo.." fannya tidak menoleh sedikit pun,batin dia paling-palingan itu hanya temannya yang sirik padanya karena ia sudah istirahat lebih awal. bu diana masih setia dibelakangnya sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Akibat fannya yang terlalu memberikan banyak sambal di baksonya ,yah gadis ini sangat menyukai pedas,minumannya kini habis karna sedari tadi dia minum berkali - kali.

Fannya yang menyadari kalo orang yang mengajaknya bicara tadi masih berada dibelakangnya,ia pun tidak segan - segan untuk menyuruhnya."Daripada lo diem mulu dibelakang gue,mending lo pesenin gue minum gih".

Yah kini kesabaran Bu Diana kian menipis,ia sudah geram sedari tadi pada sikap muridnya itu,berani-beraninya dia menyuruh gurunya. kalo saja fannya itu bukan anak sih pemilik sekolah,sudah dipastikan ia menampar fannya sedari tadi,tapi ia coba mengendalikan emosinya,toh dia nggk mau karena hal sepele dia kehilangan pekerjaannya. Ia pun hanya memilih untuk menarik kuping fanya saja.

"Aw aduh saaakit bego.." Bu diana malah semakin mengeraskan tarikannya itu. Mata fannya seketika melotot melihat orang yang tengah menarik kupingnya itu."E-eh bu Diana,ngapain disini bu,mau sarapan yah,sini bu duduk fannya traktir deh."dengan polosnya fanya malah semakin memancing emosi bu Diana.

"Kamu yang ngapain disini, ini masih jam 8 ,jam istirahat masih kurang 2 jam lagi,bukannya kekelas malah disini,itu juga tas kamu ngapain kamu bawa- bawa,jangan -jangan kamu telat lagi yah astaga,lelah hayati. kata bu diana sambil bergeleng dan memegang jidatnya.

"Jangan baper dong bu,baper itu nggk enak,mending lemper bisa dimakan." Fannya menepuk halus lengan bu diana berusaha memberinya semangat. Jadi ngerasa main sinetron dah.

Kata- kata fannya sukses dihadiahi sebuah jitakan dikepalanya. "Kamu tuh  yah orang lagi serius malah ngelawak."kedua alis fannya nyaris bertabrakan " lagian siapa juga sih bu yang ngelawak,ihh ibu lucu deh." tangan fannya reflek mencubit kedua pipi gurunya itu. Fannya yang menyadari hal itu langsung menurunkan kedua tangannya . Upss perang dunia bakalan dimulai nih,itu jelas sekali terlihat oleh fannya raut wajah bu diana yang sudah memerah,tinggal tunggu waktu saja kapan meledaknya.

Bu diana kembali menarik kuping fannya sekeras-kerasnya."KAMU TUH YAH,SEKARANG KAMU IKUT IBU,KAMU IBU HUKUM!" terjadilah aksi tarik menarik antara fannya yang keukeh tidak mau ikut dan bu diana yang tidak memberinya ampun terus menariknya.

"ADUH ibu jangan narik narik dong,emangnya fanya kambing apa ditarik-tarik segala" bu diana tibatiba berhenti"emang,kamu sama kambing nggk ada bedanya." bu diana kembali menarik fannya." Syedehh fannya".

Bu diana membawa fannya kelapangan ."ngapain ke lapangan bu,mau ngajak fannya tanding sepak bola yah, yakin ibu bisa,ibu nggk takut gitu encok ibu kumat"pletak .fannya emang paling bisa kalo bikin orang kesel."aduh,kayaknya ibu hobi banget yah nyiksa fannya."

"Udah mending kamu diem ,sekarang kamu ibu hukum hormat di tiang bendera,kamu boleh kembali kekelas kalo jam istirahat udah habis. Fannya mendengus kasar." kenapa nggk sampai jam istirahat aja sih bu,fannya kan juga pengen istirahat bu ,entar fannya kalau kelaperan,terus pingsan gimana,ibu mau tanggung jawab."

"Kamu kan udah makan tadi."

"Kan ibu tadi yang narik narik fannya kesini,padahal makanan fannya belum abis."

"Yaudah deh sampai jam istirahat kamu boleh pergi." kemudian bu diana pun pergi meninggalkan fannya. Memang kalo berdebat dengan fannya,kemenangan selalu dipihaknya.

Fannya mengedarkan pandangannya,dan ia menemukan sosok cowok yang keliatannya juga sama sedang dihukun sepertinya ,ia pun menaruh tasnya disebelah tas milik cowok itu kemudian,ia pun menghampirinya dan melakukan hal yang sama,cowok itu menoleh,melihat fannya dari ujung atas sampai ke bawah

"boleh juga"batin cowok itu.fannya yang menyadari kalau dirinya sedang dilihat seperti itu pun risih."gue tau gue cantik,tapi bisa nggk,nggk usah segitunya kalo ngeliatin". Fannya kembali menatap lurus kedepan"serah gue dong,gue yang punya mata,ngapain lo yang sewot." fannya tidak mau kalah omong."emang yah ,mata lo minta gue colok."

"Yakin berani..." cowok itu alias sih vano tersenyum devil. Fannya diam sesaat,dilihatnya sih cowok itu satu kata tampan ,fannya langsung menghempaskan pikiran itu jauh jauh. Ia paling nggk suka kalau diremehkan,walaupun ia tau tenagannya tidak ada apa apanya dibanding cowok itu.

"Berani,ngapain gue takut sama cowok banci kayak lo." fannya langsung membalikkan tubuhnya dan menghadap cowok itu,baru saja fannya mengangkat kedua tangannya,vano dengan sigap memegang kedua tangan fannya hanya dengan satu tangannya. Tanpa mereka sadari mereka  berdua  menjadi tontonan garatis bagi para siswa yang sedang lewat disana."cuma segini doang tenaga lo,cih gayanya aja sok brani,nyatanya..."vano terkekeh pelan.

"Lepasin tangan gue bangsat". Bukannya melepaskan tangan fannya vano malah semakin erat memegangnya lalu tangan vano yang satunya melingkar ditubuh fannya,yah dari kejauhan memang mereka seperti sedang berpelukan sekarang mereka menjadi pusat perhatian para siswa yang sudah mulai beristirahat." lo ngerti bahasa manusia nggk sih." fannya menginjak kaki vano ,vano pun reflek melepaskan kedua tangan fannya,satu tinjuan ia arahkan keperut cowok itu.

Vano meringis kesakitan,fannya pun buru buru mengambil tasnya dan pergi dari sana. Ia tidak sadar kalo yang ia bawa sekarang adalah tas vano. Fannya kali ini benar benar kesal ,sebenarnya tadi tujuan dia setelah dihukum ingin ke kantin untuk melanjutkan acara makannya. Tapi karena kejadian tadi dia sudah tidak mood lagi untuk makan. Akhirnya ia pun memutuskan untuk kekelas saja, ia berjalan sambil terus menggerutu,berani beraninya cowok itu,belum tau siapa fannya.

Kekesalannya semakin bertambah ketika diperjalanan menuju kelasnya,ia terus terusan digodai para cowok cowok disana. Akhirnya ia pun sampai dikelas,ia segera menghampiri tempat dimana ada seorang cewek dengan 2 cowok lainnya tengah bergerumbul disana. "MINGGIR" ia mengusir maikel yang tengah menduduki bangkunya itu,maikel tau benar jika fannya kali ini sedang kesal,ia pun langsung berdiri mempersilahkan temannya itu untuk duduk

Fannya pun duduk dengan kasar tanpa melepaskan tas yang menempel di punggungnya itu. Teman temannya otomatis menoleh melihat fannya yang terlihat tampak kesal."lo abis dihukum lagi fan?" tanya cindy,fannya tidak menjawab,kali ini yang sedang ia pikirkan hanya cowok itu,yah siapa lagi kalau bukan vano."lo kenapa sih fan? Cerita dong sama kita " kata kevin,"BACOT " hanya itu yang fannya katakan.

Sherly menyadari ada sebuah keanehan,yah tas ,tidak seperi biasanya ,fannya yang selalu menggunakan tas berwarna merah,warna kesukaanya. Kini tengah menggunakan tas berwarna hitam."tas lo baru fan,kok tumben warna hitam." fannya menoleh."lo buta,tas gue itu warna merah bukan hitam." Kini maikel ikut angkat bicara "liat dulu dong fannya sayang,jelas jelas itu tas lo warna hitam,bener kata cindy.

Fannya pun menoleh dan melihat  tas yang sedang ia bawa.

" BANGSATT!!"

***

ZefannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang