[3] Pleading

4.3K 372 11
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sakit, telinganya terasa sangat sakit sehingga memengaruhi kepalanya. Pada akhirnya, air mata tumpah membasahi wajah pria kecil itu. Perasaan yang campur aduk begitu mengganggu sampai membuatnya mual dan ingin muntah.

Igarashi Gurimu, anak laki-laki yang mengganggunya tersebut juga ikut bungkam begitu mengetahui apa yang sudah dilakukannya telah melewati batas. Dia hanya ingin memberi pelajaran atau dalam istilah lain yaitu balas dendam. Sama sekali tidak terpikirkan olehnya jika yang dia lakukan akan melukai korban sampai berdarah.

Ketua Kelas yang kebetulan berdiri di depan pintu kini memutuskan berlari menuju ruang guru untuk memberi tahu apa yang terjadi. Jabatannya sebagai seorang ketua kelas seolah tidak berarti karena tidak pernah memberi pertolongan jika teman kelasnya dibully walau melihat dengan mata kepala sendiri. Namun, kini dia memilih melapor karena korban mendapat luka fisik.

Sambil terus memegangi telinganya yang berdarah, Reo menangis sejadi-jadinya. Dia jadi teringat semangat yang diberikan oleh Ito tadi pagi, tapi hari ini masalah kembali menimpa dirinya. Rasa sakit di telinganya yang berdarah tidak seberapa jika dibandingkan dengan seluruh penderitaan yang dialaminya selama ini.

Keinginan untuk memiliki teman tidak pernah sekali pun terwujud.

Gurimu yang panik langsung mendekati tempat duduknya, tapi dia menjauh seketika karena takut. Bagi Reo, semua orang-orang yang berada di sekolah ini adalah monster berwujud manusia, tidak terkecuali para guru. Kalau dia bukan putra dari keluarga Mikage yang terkenal kaya, guru-guru tersebut juga menganggap remeh apa yang terjadi dengan berlandaskan anak-anak memang seperti itu dan belum mengerti hal yang benar dan salah.

Teman-temannya menatap iba, tapi tidak ada yang berani mendekati.

Gurimu masih mencoba untuk mendekat sehingga Reo yang berusaha menjauh tiba-tiba terjatuh dalam kondisi ketakutan.

"Dengar, Mikage, ini semua—"

"Apa yang terjadi di sini?!"

Sampai akhirnya suara tegas milik seorang pria dewasa masuk ke dalam pendengaran. Ketua Kelas datang bersama Wali Kelas dan berhasil menjadi pusat perhatian. Pria itu memasang wajah penuh emosi karena rapat terganggu oleh kedatangan seorang murid yang tiba-tiba membuka pintu ruang guru.

Dia sudah mampu menebak kejadian yang ada karena masalahnya pasti sama. Sorot matanya tertuju pada Reo yang masih tersungkur di lantai sambil memegangi telinga yang berdarah. Ada keterkejutan di matanya ketika menyadari hal tersebut. Pandangannya kemudian beralih pada Gurimu yang semakin panik.

Bukannya menghampiri korban terlebih dahulu, pria itu justru berjalan ke depan kelas, berniat mengeluarkan suara atas kejadian buruk yang terjadi.

Namun, belum sempat mengucapkan sepatah kata, Reo telah lebih dulu bangkit dan memasukkan buku-bukunya ke dalam tas secara cepat sehingga menjadi pusat perhatian.

𝗦𝗜𝗟𝗘𝗡𝗧 𝗩𝗢𝗜𝗖𝗘 || 𝐌𝐢𝐤𝐚𝐠𝐞 𝐑𝐞𝐨 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang