24. Last Part

708 66 0
                                    

Jung Yein

Aku mengajak Kak Jaehyun tinggal bersama Keluarga Lee, sesuai permintaan Mama dan Papa. Akan tetapi, ia menolak tawaranku. Katanya, cukup aku saja yang pernah merepotkan Keluarga Lee. Ia tidak mau. Sebaliknya, ia menawarkan aku tinggal bersama pengasuh kami. Aku menolak dengan alasan yang sama. Lagipula, keadaan Bibi Park tidak lebih baik dari Papa dan Mama.

Bibi Park menyarankan kami tinggal di apartemen milik Ayah. Katanya, Ayah punya apartemen yang ditinggali sewaktu-waktu. Kak Jieun dan Bibi Park sering mengurus apartemen itu.

"Kata Tuan Jung, apartemen itu akan diberikan pada anak-anaknya. Namun, tak jarang juga Jieun tinggal dan mengurus apartemen itu," begitulah penjelasan Bibi Park.

Sekarang, aku dan Kak Jaehyun berjalan bergandengan mengunjungi makam orang tua kami. Makam mereka bersebelahan, yang memudahkan kami saat berziarah.

"Kak, mengapa Ayah dan Ibu dimakamkan di puncak bukit yang terpencil seperti ini?" tanyaku.

"Kata Bibi Park, mereka pernah minta untuk dimakamkan di sini. Ya, ini amanat dari orang tua kita," jelas Kak Jaehyun.

Kami sampai di puncak bukit. Ada dua makam berdampingan di sana. Aku dan Kak Jaehyun mendekatinya.

Kak Jaehyun menempatkan diri di antara dua makam itu. Aku duduk bersimpuh di sampingnya.

"Selamat pagi, Ibu dan Ayah," ucap Kak Jaehyun, setelah kami meletakkan buket bunga di atas makam.

"Aku datang lagi untuk kalian. Tapi aku tidak sendiri kali ini,"

Kak Jaehyun menggenggam tanganku, "Aku membawa Yein, putri bungsu kalian. Akhirnya aku menemukannya. Aku sangat bahagia,"

Aku menangis terisak.

"Yein kita tumbuh dengan baik. Oh, andai saja kalian melihatnya saat ini. Dia sangat cantik. Wajah dan senyumnya mirip sekali denganmu, Ibu"

Kak Jaehyun tak lagi bisa membendung air matanya. Ia menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Ibu, Ayah, bagaimana kabar kalian?" aku berkata lirih.

"Aku sudah bertemu Kak Jaehyun. Andai saja aku bisa bertemu kalian. Aku hanya bisa mendengar sedikit cerita tentang kalian dari Kak Jaehyun,"

Aku terdiam hanya untuk menyeka air mata yang semakin mengalir deras. Mewakili rasa cintaku pada kedua orang tua yang bahkan belum pernah kulihat langsung ini.

Seandainya orang tuaku masih hidup, aku ingin menceritakan diriku waktu menjadi bagian dari Keluarga Lee. Tentang Papa dan Mama yang selalu mencukupi kebutuhanku. Tentang Kak Sehun dan Kak Mijoo yang amat menyayangiku. Tentang Jeno adikku yang tampan dan cerdas itu.

Dan juga tentang Kak Jungkook, kekasihku.

"Beristirahatlah dengan tenang, Ayah dan Ibu. Aku janji akan hidup dengan baik. Aku dan Kak Jaehyun akan saling menjaga dan melindungi. Aku mencintai kalian, Ayah dan Ibu..."

Kulirik Kak Jaehyun yang diam membisu. Matanya bengkak dan memerah. Aku mengusap air mata yang tersisa di bawah matanya.

"Menangislah kalau Kakak mau. Kadang laki-laki juga harus melepaskan emosi mereka, bukan?"

"Aku tau," suara Kak Jaehyun bergetar. Ia kembali menggenggam erat tanganku.

"Ayo pergi. Ayah dan Ibu harus istirahat,"

-000-

Apartemen yang dimaksud Bibi Park letaknya tidak jauh dari kampus Kak Jieun. Katanya, Ayah sengaja memilih lokasi apartemen di situ agar anak-anaknya bisa kuliah dengan mudah.

Kami pindah ke sana ditemani Kak Jungkook dan Kak Jung Chaeyeon --kekasih baru Kak Jaehyun.

"Wah, luas juga apartemen kalian," komentar Kak Jungkook.

Bibi Park dan Kak Jieun mengurus tempat ini dengan baik. Apartemen ini kelihatan bersih saat kami datang. Perabotan di situ juga tidak terlalu banyak.

"Benar. Apartemen ini mungkin terlalu luas ditinggali dua orang," kata Kak Jaehyun.

Kak Jungkook dan Kak Chaeyeon pamit pulang setelah membantu membereskan kamar tidur --ada dua kamar di apartemen.

"Yein, aku belum bertemu dengan Paman Donghae dan Bibi Yoona. Bagaimana kalau kita mengunjungi rumah mereka besok?" tanya Kak Jaehyun.

"Ide bagus, Kak. Aku mau memperkenalkan Kakak pada mereka," ujarku. "Mereka pasti akan senang,"

"Tapi aku tidak tau harus membawakan apa untuk mereka,"

"Tidak usah bawa apa-apa. Cukup bawa diri saja. Pasti keluarga itu tidak keberatan,"

Kak Jaehyun tersenyum, "Baiklah,"

-000-

Ucapanku sama sekali tidak meleset. Papa dan Mama menyambut kedatangan kami dengan hangat meskipun kami tak membawa apa-apa.

Kak Sehun, Kak Mijoo dan juga Jeno memelukku. Aku tenggelam di antara tubuh mereka.

"Jung Jaehyun, apa kabar, Nak? Kamu sekarang tinggi dan tampan sekali. Padahal seingat saya, kamu masih sangat kecil. Masih berusia satu tahun," Papa menepuk pundak Kak Jaehyun.

Kak Jaehyun tertawa.

Kami berkumpul di ruang tamu Keluarga Lee.

"Saya senang bisa bertemu dengan kalian hari ini. Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih karena telah merawat dan membesarkan Yein dengan baik. Saya tidak tahu bagaimana caranya membalas kebaikan kalian,"

Papa dan Mama memandang Kak Jaehyun dengan penuh penghargaan. Begitu juga dengan anak-anak mereka. Kak Jaehyun kelihatan sangat bersahaja di mata mereka semua.

"Kamu tidak perlu berterimakasih pada kami, Nak. Kami merawat Yein sepenuh hati. Kami menganggapnya seperti anak kami sendiri," kata Papa. "Lagipula kalian kan anak dari sahabatku. Sudah semestinya aku membantu kalian,"

"Justru itu yang membuat saya semakin berterimakasih. Entah dengan cara apa saya harus membalas jasa-jasa kalian,"

"Tentu kamu bisa membalasnya," Mama tersenyum. "Tinggallah bersama kami di sini,"

Aku dan Kak Jaehyun saling berpandangan.

"Maaf, Ma. Kalau itu kami tidak bisa. Kak Jaehyun akan masuk perguruan tinggi sebentar lagi. Kami akan tinggal bersama di apartemen Ayah yang dekat kampusnya Kak Jaehyun,"

"Wah, kalau begitu bagus," timpal Papa. "Kalau ada yang kalian butuhkan, jangan ragu untuk memberitahu kami ya. Kami akan selalu ada untuk kalian,"

Kak Jaehyun dan aku mengangguk seraya mengucapkan terima kasih. Papa dan Mamaku itu sama sekali tidak mengurangi kasih sayang mereka terhadapku. Keduanya baik sekali.

"Boleh kami minta alamat apartemen kalian?" tanya Kak Mijoo.

"Boleh, Kak. Tanya saja sama Kak Jaehyun,"

Kak Jaehyun memberikan alamat apartemen kami, juga nomor telepon kami. Ia juga mempersilakan Keluarga Lee untuk berkunjung kapanpun mereka mau.

Sekali lagi, kukatakan kalau aku sangat bersyukur dipertemukan dengan Keluarga Lee yang penuh kasih sayang. Aku senang pernah menjadi bagian dari keluarga itu. Dan kebahagiaanku terasa sempurna saat aku bertemu kakakku, Jung Jaehyun.

Mereka semua keluargaku. Mereka adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku. Bukti kebaikan semesta yang tak ternilai harganya. Aku akan mencintai mereka sampai akhir hayatku nanti.

END

_______

Gak deng, becanda😂
Chapter depan baru end😊

Lee FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang