Prolog

9 2 0
                                    

      Humaira, nama lengkapnya. Sebagai santriyah baru ia tak banyak bicara. Ia memaksakan diri untuk menetap di Pesantren Riyadlul Qur'an dalam keterbatasan materi. Bukan tak direstui oleh umi dan abi. Namun, jika perihal materi tak mendukung dapatkah pembelajaran dapat belajar normal?

"Kata teman Maira, yang juga nyantri di sana. Santri gak usah khawatir soal rezeki, Mi, Allah udah beri jatah," gumamnya seraya membereskan baju ketika bersiap untuk berangkat.

       Tetap saja, kekhawatiran orang tua tak bisa dibendung lagi, apalagi Umi. Dari Bandung menuju Tasikmalaya. Ia berangkat menggunakan angkutan umum berupa bus dalam keadaan sendiri, tanpa teman. Jika orang lain diantar oleh orang tua atau keluarga, tidak untuk Maira. Uang hanya untuk perbekalan makan dan ongkos satu orang saja. Jika Umi dan Abi dipaksakan ikut, kemungkinan Maira tak dapat jatah untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia telah berada di sebuah kobong, yakni tempat istirahat para santri yang kurang lebih berisikan sepuluh orang. Satu kamar, sepuluh orang? Bagi Maira itu biasa. Karena di rumah pun kamarnya sangat kecil.

      Malam jum'at adalah malam yang dinanti oleh para santri dan santriyah dikarenakan malam itu bebas alias diliburkan. Dan pada malam itu seluruh santri diberikan waktu untuk memegang ponselnya masing-masing sampai hari jum'at sore. Mereka asyik dengan ponselnya masing-masing.

Aisyah, santri senior di sana mendekati Alya. Ia melihat Alya sedang menatap foto seorang pria.

"Di sini gak boleh dekat sama lelaki, bukan mahram. Kalau ketahuan Akan, di takzir," ucapnya duduk di atas kasur lipat Alya. Menemani Alya yang sedang duduk.

"Sekalipun itu teman? Orang jauh? Ataupun warga sini?"

"Tidak terkecuali!"

Alya tak terlalu keberatan. Toh, tujuannya kesini untuk mencari ilmu dan hijrah dari masa lalu. Tekadnya kuat, jihad fii sabilillah. Mencari ridha Allah. Menunaikan kewajibannya sebagai muslim, menuntut ilmu sampai waktu yang akan menentukan sampai kapan ia berhenti.

*****

Yuk  yang sudah baca jangan lupa tinggalin jejaknya ya😄

Salam dari DeaWidiaa

HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang