prolog

535 27 2
                                    

Semilir angin dan musik pop berpadu menjadi kenyamanan bagi pengunjung Kafe Remaja Ceria alias KRC. Semua orang terlihat berbahagia ketika mengunjungi tempat itu. Pasti itu, kan namanya kafe ceria. Kecuali tiga cewek yang sekarang duduk melingkari satu meja di tempat paling pojok.

Ketiganya memakai jilbab dan seragam sekolah yang sama. Sudah kebiasaan bagi mereka setiap hari Jumat ataupun setiap kangen KRC, mereka akan berkunjung ke sina.

Ahna, cewek yang sedari tadi mengaduk jus jeruknya itu-mendudukan dirinya di kursi. Setelah menghela nafas beratnya, ia berkata,

"Guru-guru itu gimana, sih? Udah tau kita ini manusia, Dikasih tugaaas mulu." keluhnya.

"Namanya juga sekolah. Kalo nggak sekolah ya nggak ada tugas." sahut Lana, cewek berwajah bulat. Namanya cowok tapi bukan cowok.

"Ya, kalo tugasnya dikit. Banyak banget, Bray."

"Heem. Dikira kita robot apa?, seenaknya aja ngasih tugas." sahut Nesa, cewek yang paling tinggi di antara mereka bertiga.

"Sekolah udah fullday. Tugas ada everyday. Capek gue sekolah." keluh Ahna seraya menegakkan tubuh-meminum jusnya.

"Sama." sahut Lana dan Nesa bersamaan.

Ahna merebahkan tubuhnya lagi. Ia memejamkan kedua matanya. "Udah doi nggak peka-peka. Gue juga nggak bisa move on, lagi." ucapnya.

"Mending Lo doi nggak peka. Gue, pacaran serasa jomblo." sahut Nesa seraya merebahkan tubuhnya, seperti Ahna.

"Emang kenapa?," tanya Lana kepada Nesa.

"Gue cuma dianggurin. Dia skripsi. Dan parahnya lagi, dia itu kedatangan anggota baru pencak, itu banyak cewek cantiknya." keluh Nesa. Pacarnya yang bernama Yofa adalah pelatih pencak silat. Dan sekarang, pria itu kuliah di daerah sini, daerah kabupaten Surabaya.

"Emang Lo gak cantik?," tanya Lana.

"Gue kalah cantik. Tapi menang baik." jawab Nesa seraya menaik-turunkan alisnya.

Ahna yang sedari tadi memejamkan mata, kini membuka mata-menghela nafas beratnya.

"Habis sekolah kalian mau ngapain?," tanyanya.

"Gue..., kerja mungkin." jawab Nesa.

"Gue..., pengen kuliah." jawab Lana.

"Gue...," kalimat Ahna tergantung.

Tiba-tiba di pikirannya terlintas sebuah ide. Ia langsung mengangkat tubuhnya.

"Eh," Lana dan Nesa langsung menghadap Ahna.

"Apa?," tanya Nesa.

"Nikah bareng, yuk!"

🍃🍃🍃

A/N:
Hai...
Ini cerita pertama hasil kolaborasi gua dan dua teman gua MegaMendung_nurulatikahna
Jangan lupa follow akun mereka juga😊salam kebad
Kritik dan saran sangat dibutuhkan...😉

Nikah Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang