Prologue

119 9 23
                                    

"I better dont have boy friend than i dont have any
best friends"-Nazwa.

   ***

Lapangan terasa sesak hari ini, dipenuhi anak kelas 11. Inilah masa yang menyiksa bagi murid baru, MOS.

"Selamat pagi dan selamat datang bagi murid baru SMP SMA LANGIT BIRU!!!!.", sambut kapsek.

Krik....krik....sepi.
"Eh? Tepuk tanganya? Siswa siswi baru?"

Prok!! Prok!! Prok!! Prok!!
Satu kata buat siswa siswi angkatan baru ini, 'bolot'.
Bisa tertangkap dari raut wajah kapsek, dia pasti tidak berharap banyak pada angkatan ini. Begitupun aku, apakah ada penerus osis yang 'bener' diangkatan mereka???. Aku si ngga yakin....
Sedangkan pak kapsek tetap melanjutkan pidato singkat nya.

"Umm... semangat pagi yang bagus...kami dengan senang hati menerima kedatangan kalian, bersangkutan dengan itu....ada berberapa peraturan yang dibacakan oleh wakil ketua osis Langit biru.", panggil pak kapsek.

Dengan sigap aku mengencangkan pegangan ku pada buku dalam pelukan ku lalu berlari kecil ke atas panggung.

"Selamat pagi semuanya....sebagai ketua osis di SMP SMA Langit biru. Saya diamanahkan untuk...."

"HOAM....", potong seseorang.

Siapa itu?? Dengan tatapan tajam, aku menyapu barisan para murid didepan ku.

"Um..siapa tadi?", tanyaku melenceng jauh dari niat pidato ku.

"Gue!", aku seseorang.

Pandangan ku segera terpusat pada murid yang sedang mengangkat tangannya.
Oh...mungkin ini Nano next generation!. Anak paling bandel disekolah.
Rambut dicat coklat, baju dikeluarkan, tangan dimasuki ke saku, tidak sopan!.

"Ehm... tolong dirapikan bajunya... itu salah satu peraturan GARIS KERAS di sekolah ini.", menekan kata 'garis keras'.

"Cih! Emang lu sapa?", acuh nya tak peduli.
Oke, aku naik darah sekarang!.

"Sttt", bisik pak kapsek.

"Eh?", oiya pidato ! Pidato!

"Ehm,", eram ku membersihkan kerongkongan.

Satu demi satu peraturan ku baca dari buku dipelukan ku. Tak sedikit ku lihat murid murid di depan ku mengobrol bahkan main hp. Oh....aku tak berharap banyak soal angkatan ini.

Pelangi KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang