Bab 1

78 7 6
                                    

"Gue orang yang paling penting disekolah ini, lo mau apa?"- Rionard

***

Setelah mengurus siswa yang menjalankan MOS, dan itu cukup melelahkan.....aku kembali disibukan dengan satu urusan. Anak itu, anak yang membuatku naik darah saat pidato pembukaan.
Menambah pekerjaan ku karena berbuat ulah.
Tak heran dia berbuat ulah, di bad boy.
Dia kabur setelah pidato, dan se satreo sekolah dibuat panik. Sangat merepotkan!.

"Bisa ikut gue ke ruang bk???", tanyaku tanpa basa basi saat bertemu dengannya.

"Hmm?"

"Bisa? Keruang bk?", ulangku sabar.

Apa kubilang angkatan tahun ini bolot, sangat bolot terutama orang didepanku ini, huh.

"Ngapain? Gue udah jadi anak manis dari tadi, gue salah apa?"

Pftt!.

"Anak manis?? Lu nganggep kabur pas lagi MOS itu perbuatan 'anak manis' hah??", tuntut ku menunjuk tepat 1 senti didepan hidungnya.
Ia hanya menatap jariku remeh lalu menepisnya dengan kasar.

"Hei!"

"Lu gak tau gue siapa....jadi jauh jauh", usirnya penuh penekanan.

"Lu juga gak tau gue siapa!! Gue ketua osis disini! Puas lu?!", seruku berapi api.

Biar dia tau derajat ku lebih tinggi disekolah ini daripada dia!. Jujur, ia orang pertama yang berani melawanku. Lagian mana ada yang berani menentang ketos?.

"Lu ngga tau gue siapa kan??", remehnya sama sekali tidak takut.

"Lu? Gue tau lu siapa.", seruku seraya membuka folder berisi daftar informasi tentang nya.

"Rionard, biasa dipanggil....Rio? Iya Rio, anak dari Renatalia Putri dan David Anarta Putra.. ",

Nama itu...tak asing bagiku.
Tanpa ku sadari aku membulatkan mata selebar yang ku bisa, lalu menatap anak didepanku tak percaya.
Dia..... anak the next bad boy SMP SMA Langit biru..... anak seorang....

"Lu ??? Malsuin data ini buat gue takut iya??", selidiku. Apa sih yang gak bisa dilakuin bad boy, ya kan??.

"Iyakan Rio???", tuntut ku.
Perkiraan ku jauh meleset saat kapsek datang melewati kami.

"Gimana sudah kenalan dengan Nazwa?? Oiya Naz... ini Rio anak bapak, yang tadi kabur...hahaha kamu tau lah orang kayak Rio ini perlu bimbingan", ucap nya.

Meski kalimat itu cukup singkat tapi dapat membuatku merasa dipukul oleh diriku sendiri.
Pak kapsek mengacak acak rambut Rio gemas. Entah lah pak kapsek gemas atau jengkel terhadap anak nya. Kalau aku jadi pak kapsek aku akan mengacak rambutnya sampai botak!.

Ia hanya tersenyum tipis, seakan ia bilang 'tuh! Lu masih berani sama gue?!'.
Ingin rasanya aku bilang pada kapsek, 'iya anak anda perlu banyak bimbingan diruang konseling!'

Tapi aku malah mengangguk mambisu,"iya pak...".

Itulah saat paling aku benci pada hari itu.
Senyuman jahil Rio tetap terngiang iang di ingatan ku. Berasa semua orang disekitarku sedang menertawakan kebodohan ku berdebat dengan anak kepala sekolah.

Seorang murid yang paling menyebalkan dan paling penting disekolah ini.

***

"Eh eh... gila kali ya Arya nembak gua lagi! Parah kan? Gila kali dia...", sahut Cindy menggelenggelang lelah. Lalu tersenyum malu.

Pelangi KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang