Junhoe Part 2

23 3 0
                                    

Sulit untuk menentukan pasangan  persembahan. Jika salah maka bencana yang akan tiba. Maka itu para biksu menentukkan pengantin pria terlebih dahulu.

Hari ini kedua kandidat pria yakni Koo Junhoe dan Koo Hanbin berada di arena tarung. Jika sebelumnya seleksi pria adalah ujian tertulis, kekuatan batin, dan tata krama, maka seleksi terakhir adalah pertarungan pedang. Di lapangan ini mereka akan bertarung dengan para biksu sebagai juri.

Aku dan Seulgi duduk di bangku depan. Dengan dipayungi dan pakaian khas  seorang putri. Ini kali pertamaku memakai pakaian indah, tentunya aku tak mau terlihat kampungan. Aku tetap mengangkat kepalaku menutupi hatiku yang girang karna berdandan cantik.

Seulgi melihat dari sudut matanya. "Jangan terlalu senang, kau takkan menjadi pengantin wanita"

"Kenapa? Apa kau takut?"ujarku tenang.

"Wahh, kau gadis kuil berani sekali?!" Seulgi menoleh sepenuhnya kepadaku. Matanya melotot kesal. "Mustahil aku takut padamu, bahkan seujung kukupun kau takkan bisa melebihiku" Dia meremas bajunya, berusaha menagan keterkejutannya. Karna baru sekali ini aku menjawab ketus ucapannya.

"Kalau begitu tenanglah. Aku ingin menonton pertandingan ini dengan tenang" aku masih berujar tenang. Memperhatikankan Junhoe dan Hanbin yang memasuki arena.

Seulgi mendengus kesal dan kembali menatap ke arena. "Hanya akan ada aku dan Junhoe yang menjadi pengantin" Seulgi mengucapkannya dengan penuh percaya diri. Hah, biarkanlah gadis manja ini. Aku benar-benar tidak ingin diusiknya hari ini.

Mari kita biarkan dia. Aku ingin fokus ke pertandingan pedang ini. Dari segi kemampuan mereka sama-sama unggul. Hanbin pernah menjuarai laga pedang bahkan dia mendapatkan hadiah dari raja karna telah memenangkan perlombaan itu. Sedangkan junhoe lebih sering terjun ke medan perang bersama sahabatnya pangeran Donghyuk. Jelas mereka memiliki kekuatan pedang diatas rata-rata.

Kembali ke arena pertarungan, terlihat tatapan sengit diantara mereka. Sebelum dimulai mereka melakukan penghormatan.

"Hei, bukankah ini lucu. Kita saudara dan dipaksa saling melawan disini" Hanbin tersenyum ramah, mencoba memulai pembicaraan.

"Bukankah begini seharusnya. Kau berkelahi melawanku secara jantan" tatapan junhoe menusuk sama dengan perkataannya.

"Maksudmu?" Hanbin memiringkan kepalanya bingung.

Sudut bibir junhoe terangkat. "Lihatlah siapa yang tidak mengakui perbuatannya? Kau pikir aku tidak tahu rencana apa yang kau susun untuk menjatuhkanku?" Selama ini junhoe tahu bahwa hanbin berencana mengasingkannya jauh dari keluarganya dan kerajaan. Karna semakin dekat junhoe dengan kerajaan maka semakin tinggi kemungkinan junhoe mendapatkan jabatan yang tinggi. Hanbin tidak mau itu terjadi. Sudah cukup dia selalu menjadi nomor dua di keluarganya, jangan sampai di seluruh wilayah dia kalah dengan junhoe.

"Oh, aku terkejut. Ternyata kau pintar juga. Baiklah, mari kita akhiri pertandingan ini dengan kematianmu" hanbin tersenyum sinis dengan mata berkilat benci. Dia memasang kuda-kuda dengan gerakan cepat menyerang junhoe.

Dengan gesit junhoe menangkis setiap serangan hanbin. Beberapa menit berlalu seperti itu. Hanbin mulai terlihat lelah.

"kenapa kau menghindar? Segitu bodohnya kau sehingga tidak bisa memyerang?" Ujar hanbin meremehkan.

Junhoe tetap diam dan tak kehilangan fokus. Dia terus menghindar dari serangan hanbin. Junhoe sadar kekuatan mereka imbang, tapi dengan taktik menghindar ini maka kekuatan hanbin akab banyak terkuras. Sedangkan dia menyimpan tenaganya untuk serangan akhir.

Hanbin.sudah terlihat lelah. Kuda-kudanya tidak cukup kuat. Dia mengangkat pedangnya dan menebas lengan junhoe cepat. Tapi junhoe berhasil menghindar. Dengan cepat dia berbalik dan memukul bahu belakang hanbin dengan ganggang pedang.

Bugh.

Hanbin terjatuh. Dengan cepat dia berdiri dan menendang perut junhoe. Dengan berpunggung tangan junhoe berputar dan tiba di belakang hanbin. Tangan kanan yang bebas meukul telak punggung hanbin. Kali ini dia mengalirkan tenaga dalam.

Hanbin memuntahkan darah. Dia mengusap mulutnya dan terkejut.

"Sial" hanbin memcoba bangkit tapi tubuhnya terasa lemah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SketsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang