prolog

77 6 0
                                    

No one pov

Di suatu gedung tinggi yang di penuhi dengan banyak orang, terlihat 5 pria keluarga Vaughan sedang mengadakan rapat bersama ayah mereka

"nak, ayah sudah mulai menua, ayah ingin sekali melihat kalian menikah. Dan ayah tau jika ayah tak akan sempat melihat kalian semua berkeluarga karena penyakit ini" ujar seorang pria parubaya yang terduduk lemas di kursinya 

Kelima anak nya hanya menatap ayah mereka "tenang saja ayah, ayah akan melihan kami semua menikah" ujar anak ketiga dengan nada yang serius, sang ayah tersenyum lemah "bagaimana caranya anakku, jikalau tubuh ayahmu ini sangatlah lemah seperti sekarang?" tanya ayahnya

Zayn niko ulric vaughan, itulah nama anak ketiga dari keluarga vaughan "kami akan melakukan nya seperti cara kakek dan nenek" mendengar ucapan zayn mata sang ayah langsung melebar, begitu pula mata kakak kakaknya

"m-maksudmu, kau akan membagi pengantinmu kepada saudaramu?" tanya sang ayah dengan nada tak percaya, anak ke tiga itu langsung mengangguk. Ayah mereka melihat kearaj keempat anak nya yang lain

'gak ada pilihan lain'

'jika itu keinginan ayah'

'gimanapun caranya'

'kami akan melakukannya'

Batin keempat anaknya yang lain di serai anggukan, sang ayah tersenyum lemah kepada mereka "cepatlah cari dia yang akan membahagiakan kalian, ayah setujuh dengan apa yang kalian inginkan. Namun, jangan sakiti hatinya. Cukup ayah saja yang pernah merasakannya"

Kali ini dengan pasti ke 5 anak itu mengangguk "baiklah, kalian boleh pergi sekarang. Dan selamat berjuang" setelah mendengar aba aba tersebut, kelima putranya berjalan keluar dari tempat tersebut

"kak Oliver apa setuju?" tanya Elian kepada kakaknya yang paling besar, Oliver pria bersuri hitam ini mengangguk dengan pasti "kita harus melakukan nya, jangan sia sia kan hidup ayah" balas Oliver dengan senyum tipis.

Di sebuah cafe terlihat seorang gadis berparas cantik yang memakai baju butler "irasshaimase" ujar gadis itu dengan wajah datarnya, saat itu pula semua pandangan mengarah kearahnya, lebih tepatnya ada lima pria paling kaya berdiri disana

"eh, aku tak tahu bahwa cafe kepunyaan mama memiliki pelayan dengan rambut albino" ujar anak ke empat sembari menyerigai, itu membuat hampir semua gadis di cafe itu terpesona

Sementara gadis albino itu hanya diam tak berkutik sedikitpun "sudahlah Baxter, kita kemari untuk menikmati hari libur. Bukan bermain main" balas anak terakhir yang, namun Baxter yang tidak mendengarkannya mulai menyentuh pipi gadis itu

Awalnya gadis itu diam, namun saat jari Baxter telah mendekati bibirnya dia segera mamukul tangan Baxter menjauh. Segera semua orang ber 'oh..........' ria "maaf atas perlakuan saya tuan, namun engkau tidak dapat dengan sembarangan menyentuh saya begitu saja"

Mendengar hal tersebut Baxter menyerigai puas lalu terkekeh "aku suka sifat mu, sekarang aku pergi dulu ya" dengan itu Baxter mengecup pipi sang gadis lalu pergi mencari tempat duduk

Sang gadis langsung mengambil sapu tangan nya dan memebersihkan pipinya "menjijikan....." gumam gadis itu

Sementara di meja dekat jendela kelima pemuda itu duduk dengan gaya mereka masing masing "Baxter itu sangat tidak sopan kau tahu, memperlakukan seorang gadis seperti itu" tegur Oliver yang melipat tanggannya di depan dada

"eh, dia kan hanya seorang manusia kak" gumam pria bersurai hutam itu "tapi aku rasa dia bukan manusia biasa" ujar anak paling kecil yaitu Caiden everoth binx vaughan

Ke empat kakaknya mengalihkan pandangan keadik mereka "apa maksudny ai?" tanya zayn yang menahan dagu menggunakan punggung tangan nya

"cepat atau lambat kalian juga tau" gumam caiden dengan nada yang sangat pelan "maaf agak sedikit terlambat, nama saya Elie farrzyn. Saya akan menjadi pelayan anda hari ini"  kata seorang gadis bersurai biru dengan senyum yang lembut

Setelah beberapa menit melihat menu akhirnya ke lima pemuda itu siap untuk memesan "omelet 2, spageti 3, Black coffee 1, milkshake vanila 2, dan Parfait 2" Eile mencatat pesanan mereka segera pergi kedapur dan memberikan menu masakan nya

Skip time

Hari sudah menunjukan pukul 1 siang yang berarti telah dua jam kelima anak keluarga Vaughan itu untuk kembali kerumah mereka

"pelayan ini uangnya, terimakasih atas pelayanan kalian" ucap Oliver, sang penjaga kasirpun membungkukan tubuhnya dengan sopan

"R-RUBY HATI-HATI!!!"

BRAK!!!

"delila lvorfy zola dis maylah"

Saat gadis albino itu terjatuh caiden dengan cepat merapalkan mantranya, itu membuat tubuh sang gadis tetap berdiri, Elie yeng menghampiri gadis itu merasa terkejut "untung kamu gak apa"

Kelima pria itu terdiam, hingga sang gadis berjalan melewati mereka. Dia menatap caiden

'aku tak butuh bantuanmu' itu membuat mata caiden membola "menarik" gumam caiden.

perfect empressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang