Kemudian akhirnya aku menyadarkan diri sambil berusaha untuk bangkit. Aku mencari-cari kacamataku yang hilang entah kemana.
"Ini Tuan kacamatamu." Kata seseorang.
Aku pun menerimanya. Saat selesai memakainya, aku melihat seseorang berbadan tinggi dan berbulu lebat. Tingginya kira-kira hampir melewati tinggi lemari pakaianku, sekitar 2 meter lebih. Aku pun menatapnya dengan cukup lama sambil memperbaiki posisi kacamataku.
"Perkenalkan Tuan. Nama Saya Abaddon, di Kerajaan Surga saya dikenal sebagai Muriel!". Tegas dia.
"Saya adalah seorang Iblis yang bertugas mengawasi mu, Saya diperintahkan Tuhan untuk mengawasimu hingga tugas mu selesai". Lanjut orang berbadan tinggi tadi.
Sambil berdiri "Apakah perlu kau mengawasiku?".
"Ya, Jika kau ingin tanya alasannya, tanyakan pada Dia". Tegasnya.
"Baiklah aku mengerti. Ngomong-ngomong daritadi kita berdiri apakah tidak ada yang melihatmu?".
"Seorang pengawas hanya bisa dilihat oleh sang penerima tugas."
Setelah berbicara dan berkenalan panjang lebar dengan iblis tersebut,akhirnya aku memilih untuk pulang. Iblis itu pun menghilang secara acak dihadapan mukaku.
"Aku pulang.......!!!!" Teriakku keras ke dalam rumah.
Tiba-tiba Abaddon yang tadi, berdiri di depan pintu rumahku.
"Tuan Varrel, Aku lupa memberi tahumu satu hal!".
"Apa itu?".
"Di telapak tangan anda terdapat sebuah simbol segitiga,simbol itu berfungsi untuk membuat mu menghakimi orang yang salah ataupun berdosa..lalu satu hal lagi!".
(Aku melihat telapak tangan ku dan melihat sebuah simbol segitiga berwarna ungu).
"Apa yang kau putuskan jangan berdasarkan apa yang kau alami!". Tegasnya sambil menghilang.
Apa maksudnya tadi?. Terlihat seperti sesuatu yang menyeramkan. Aku pun masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamar tidurku. Akhirnya aku bisa berbaring lagi, tiba-tiba beberapa menit kemudian aku tertidur.
Zzz......zzzzz
"Varrel...bangunlah"
Tegur seseorang.
(Seperti di alam bawah sadarku) Aku membukakan mataku dan bertemu dengan Seorang Malaikat yang tadi mengantarkanku ke Kerajaan Surga.
"Oh hey, tuan malaikat. Ada apa?"
"Maukah kau berbincang-bincang dengan ku sebentar?". Tanya dia
"Hmmm baiklah."
"Apa tadi kau bertemu Muriel?".
"Ya, dia cukup tinggi untuk seukuran manusia sepertiku. Tapi kenapa dia menyebut dirinya sebagai seorang Iblis?". Tanyaku bingung.
(Sambil mengambil sebuah alat musik harmonika di kantongnya)
"Yah, dia merupakan malaikat pertama yang diberi tugas dalam penciptaan manusia oleh Tuhan sendiri, setelah penciptaan manusia pada awal mula dunia. Ia diberi tugas kedua oleh Tuhan untuk menjadi Iblis, dia adalah Abaddon Iblis penjaga kerajaan maut. Dengan kata lain, Abaddon adalah malaikat yang bertugas di Neraka." Jelasnya."Apakah bisa seperti itu?".
"Selama itu masih kehendak Tuhan, segalaNya bisa terjadi".
(Dia memainkan alat musik harmonika tadi dengan merdu)
Aku mendengar nyanyiannya. Sambil menghadap ke arah lain, dia bernyanyi dengan gembira. Aku pun ikut terbawa dalam melodi nyanyiannya.
(Dia berhenti memainkannya)
"Lalu bagaimana kehidupanmu setelah orang tua mu meninggal?".Tiba-tiba dia bertanya.
"Memangnya kenapa?".
"Hanya ingin tahu saja." (malaikat itu tersenyum kepadaku).
"yahh. Terlalu banyak masa sulit yang harus kulewati, aku harus berpindah-pindah tempat tinggal karena selalu diusir oleh mereka-mereka yang mungkin tidak menyukaiku. Aku kehilangan kepercayaan diriku,nilaiku disekolah menurun. Walaupun disekolah aku mempunyai banyak teman yang cukup aneh bagiku." Jelas diriku yang cukup panjang.
"Jadi begitu, lalu apa kau ingat pertanyaan yang dilontarkan oleh Tuhan kepadamu tadi di Kerajaan Surga?"
"Apa hubungannya?"
"Yang dirimu jawab terhadap pertanyaanku dan pertanyaan Tuhan itu punya makna yang sama, Itu berarti ada bagian dalam dirimu yang mau kau untuk tunjukkan bahwa Ciptaan Tuhan tidak selemah ini. Kemudian kau berpikir bahwa Tuhan mau kau untuk tetap hidup. Karena itu Tuhan mau mengorbankan waktunya hanya sampai-sampai untuk memberikan tugas ini kepadamu." Kata si Malaikat.
"Jadi sekali lagi, Selamat karena Tuhan memilihmu untuk mengerjakan tugas ini."
(Sekumpulan Malaikat tiba-tiba terbang dan bernyanyi seperti memenangkan sesuatu)
Aku mendengarnya. Nyanyian itu terlalu indah sampai aku tak sadar, aku telah meneteskan air mata di pipiku. Padahal dulu aku hanya sering menyalahkan Tuhan. Tapi dia selalu berbuat baik sejauh ini untukku.
............................. ... .........
..............................To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and God
FantasyBertemu "Tuhan" Bukanlah mimpi, Ini kenyataan. Setelah melewati kehidupan yang melelahkan sebagai makhluk ciptaannya. Akhirnya aku bertemua Dia, ingin ku bertanya banyak tentang apa yang terjadi di masa depan. Namun ia memberikan ku sebuah tugas ane...