satu

16 5 3
                                    

Adeeva Afsheen Rosaline.

gadis keturunan timur tesebut sedang duduk di sudut taman,SENDIRI.

Sambil memainkan pena nya dengan perlahan.ia mengangguk-anggukkan kepala sesuai irama yang sedang di dengar nya melalui headphone milik abangnya.rambutnya yang bergelombang bergoyang akibat pergerakan angin yang menyejukkan.sampai satu sentuhan menyadarkannya.

"Melamun aja"ia menoleh sesaat dan menyunggingkan senyumnya

"elo ra,gue pikir siapa"sahutnya

"bel udah bunyi dari tadi va.ga niat masuk lo?"gadis tersebut menoleh dan langsung berdiri

"serius lo?"

"becanda"

sebuah buku tepat menibruk kepala raisa.

"Rasain lo"umpat deeva.

                                                   __________________________________

Hujan sore ini cukup deras,membuat deeva memutuskan untuk tidur sejenak.TIDAK,bukan sejenak,namun sudah lebih dari tiga jam yang lalu.

Ia bangun sambil menggeliat singkat menetralkan kembali energinya sambil melirik jam di nakas yang tepat berada di samping ranjangnya.

"lama juga gue jadi kebo"batinnya

tak lama berselang sebuah ketukan membuatnya menoleh.

"va turun yuk,makan malamnya udah siap ni"

"iya ma bentar"

iya turun dengan keadaan yang tak begitu mengenakkan.rambut yang belum di sisir menjadi salah satu yang paling terlihat.

"ih belom mandi lo ya dek, kusut bener."

deeva melirik sinis pada abangnya

"diem aja."

rosa yang melihat kelakuan anaknya tersebut hanya bisa geleng-geleng kepala.

"udah deh, jangan ribut terus heran mama."ucap nya

"dia nih ma, pengen di tonjok muka nya."

Andre yang melihat kekesalan adiknya merasa puas.dan mulai melahap makanannya tanpa merasa berdosa pada deeva.

                                                   _____________________________________


's MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang