First Meet (2)

7 0 0
                                    

Gadis itu sungguh sangat memikirkan perkataan ayahnya semalam.

Apakah perkataan semalam hanya bualan semata? Lagi pula jika benar besok dia menikah tidak mungkin kan?

Biasanya orang yang akan menikah selalu mempersiapkan semuanya dengan sangat matang, membutuhkan waktu 1 bulan bahkan lebih untuk mempersiapkannya.

Sedangkan dirinya? Tidak melakukan persiapan apa apa. Fitting baju pun tidak.

Dan yang lebih parahnya lagi, Haera tidak tau siapa pria yang Akan dijodohkan dengannya.

"Bu, aku pergi dulu".

Haera mencoba melupakan perkataan ayahnya semalam dengan pergi ke toko kue sahabatnya Eunwoo.

"Hai Eunwoo, pagi ini kau terlihat sangat sibuk perlu kubantu?".

Eunwoo si pria dingin namun jika dengan gadis itu dia akan sangat menggemaskan.

"Tidak, aku laki laki bisa mengatasi semuanya ".

Haera terkekeh dengan perkataan sahabatnya "Kau sombong sekali".

Eunwoo melirik sebentar, kukira dia akan melanjutkan pekerjaan nya namun dia malah menghampiri Haera.

"Aww ya! Sakit".

Tiba tiba Eunwoo mencubit pipi gadis itu pelan sambil tertawa kecil.

"Semakin hari kau semakin gendut ya".

Haera mendengus kesal, siapa juga yang gendut, dirinya hanya memiliki sedikit pipi yang tembem.

"Apa kau bilang? Sini kau biar kau tau rasanya dipukul oleh wanita gendut ".

Bukannya melanjutkan pekerjaan, Haera dan Eunwoo malah saling bercanda, pagi ini mereka tertawa bahagia. Dan seketika dia melupakan permasalahannya di rumah. Memang hanya Eunwoo lah sahabat yang paling bisa menghiburnya disaat sedih.

Namun tanpa mereka sadari ada seseorang dibalik kaca toko yang sedang mengintip kebersamaan mereka.

•••

"Haera, kau tidak perlu ikut membersihkan meja kotor itu".

Setelah kebersamaan tadi pagi, Haera mulai membantu Eunwoo sebisanya.

Walaupun Eunwoo adalah pemilik Toko, namun dia tetap membantu para pegawainya mengerjakan pekerjaannya.

"Biarlah, lagi pula pelanggganmu hari ini cukup banyak. Kau pasti kewalahan melayani mereka".

Eunwoo memilih untuk mengalah, lagi pula jika dia melawan dia akan tetap kalah.

Saat Haera tengah membersihkan meja, bell pintu toko berbunyi dengan keras pertanda ada seorang pelanggan yang datang.

Haera mengabaikan pelanggan itu, dan terus melanjutkan pekerjaannya.

Namun tiba tiba lap meja yang dipakai terlempar begitu saja, karena ada seseorang yang merebutnya.

Haera menoleh pada pelaku yang dengan seenaknya menganggu pekerjaannya.

"Permisi Tuan, Kenapa kau melemparkannya? ''.

Tanpa menjawab, pria itu langung menarik tangannya untuk keluar dari toko Eunwoo.

"Tunggu, Tuan apa yang kau lakukan? Siapa kau! Aku tidak mengenal mu".

Tanpa Menjawab perkataan sang lawan, pria itu langsung memasukkannya kedalam mobil mewah yang pasti harganya sangatlah mahal.

Dia melajukan mobilnya meninggalkan toko Eunwoo. Bahkan Haera belum sempat berpamitan dengan sahabatnya.

"Siapa kau? Turunkan aku! Apa kau mau menculikku? ".

"Seharusnya kau tidak boleh melakukan pekerjaan itu".

Haera membelakkan matanya, siapa dia? Apa hubungannya dia dengan dirinya?

"Kau siapa? Aku bahkan tidak mengenal mu tuan, tapi kau mengatakan seolah kita sudah mengenal dekat".

Pria itu menepikan mobilnya ke sisi jalan. Dia menatap mata Haera dengan tatapan yang menusuk.

"Aku Jeon Jungkook, calon suami mu".

"Apa! Apa aku tidak salah dengar? ".

Pria itu menggenggam tangannya lembut. "Ya, besok kau harus bersiap siap karena aku akan menikahimu".

Dengan canggung Haera melepaskan pegangan tangannya.

"Ma—af tuan, tapi aku tidak mengenal mu".

"Ayah mu sudah memberitahukan ini padamu kan? Jika kau dan aku dijodohkan. Mau tidak mau kau harus menerimanya".

Tanpa menunggu jawaban, Pria itu kembali menjalankan mobilnya menyusuri kota Seoul.

Haera hanya bisa terdiam disaat Jeon Jungkook membawanya pergi ke tempat yang disebutkan tadi, dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi padanya saat ini.

Continue()

Hallo readers, gimana ceritanya? Membosankan ya?? Aku update lagi karena takut ada yang nungguin kelanjutan nya, tapi sepertinya tidak. Terimakasih yang sudah membaca cerita saya, walaupun tanpa menekan tombol bintang:(
Pengen banget dapet vote gitu, aku mau lanjut ke chapter selanjutnya kalau ada yang vote dan komen..
Terimakasih:))

BE REALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang