D-day (3)

6 0 0
                                    


Semalaman Haera tidak bisa tidur karena kembali memikirkan nasibnya dimasa depan.

Ternyata perkataan ayahnya terbukti benar. Pria itu kemarin langsung membawa ku ke butik untuk memilih gaun pernikahan.

Dan pagi ini Haera sedang dirias, sebentar lagi dirinya akan melepas masa lajangnya dengan cara paksaan.

Sebenarnya dia sudah menolak perjodohan ini pada ayahnya kemarin malam.

Namun seolah tak mendengarkannya, ayahnya tetap melakukan pernikahan ini.

Kesan pertama saat Haera bertemu dengan pria itupun sangatlah buruk.

Sekarang gadis itu sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi, mau tidak mau dia akan tetap menikah dengan pria itu.

Dengan perasaan yang tak menentu Haera berjalan menuju altar bersama Ayahnya.

pernikahan ini terkesan mewah, namun hanya dihadiri oleh beberapa orang terdekat saja.

Jeon Jungkook, pria yang tiba tiba datang dalam kehidupannya dalam satu hari pertemuan mampu membuat nasibnya berubah.

Dia mengenakan setelan jas berwarna hitam dipadukan dengan kemeja putih, terlihat cocok dipakainya.

Haera mengakui pria itu begitu sempurna bagi seorang manusia, bayangkanlah dia itu tampan, kaya raya, dan diusia muda sudah menjadi direktur utama di perusahaananya.

Ya, Haera mengetahui semua itu dari ayahnya, kemarin malam pria paruh baya itu menceritakan semua tentang calon suaminya.

Pasti banyak wanita setara dengannya yang mengejar kejar cintanya.

Namun entah kenapa, Haera tidak tertarik padanya. Atau mungkin kah belum?

Haera tersentak saat tangannya diraih oleh Jungkook dengan lembut.

Pria disampingnya itu mengucapkan janji suci ini dengan mantap, berbeda dengan dirinya yang sangat ragu ragu untuk mengucapkannya.

Pengucapan janji sudah selesai, mulai detik ini Haera resmi melepas masa lajangnya.

"Mempelai pria dipersilahkan untuk mencium mempelai wanita".

Haera membelakkan matanya, dengan gerakan cepat pria itu menciumnya dengan sangat rakus seakan bibir gadis itu adalah permen yang sangat manis.

Jungkook menekan tengkuknya untuk memperdalam ciuman itu tak lupa memberikan lumatan yang sangat lembut, dan dia juga menggigit bibir Haera agar lidahnya bisa bebas masuk kedalam mulut istrinya mengabsen deratan gigi istrinya itu.

Perlahan namun pasti air mata Haera menetes, ini adalah ciuman pertamanya.

Haera merasa sedih karena harus terjebak dalam situasi seperti ini.

Perlahan pria itu melepaskan tautan mereka. Menyeka air mata istrinya dengan ibu jari.

"Kenapa kau menangis hmm? Aku suka bibirmu, bibirmu sangat manis".

Haera tetap mengeluarkan air matanya, pria itu memeluknya dengan posisi mereka yang masih berada di atas altar.

•••

Acara pemberkatan sudah selesai beberapa jam yang lalu.

Saat ini Haera sedang berada di dalam mobil mewah yang akan membawa mereka ke rumah pria yang sudah berstatus menjadi suaminya itu.

"Kau mau makan? Ayahmu bilang kau belum makan sejak pagi".

Haera menoleh menatap wajah suaminya. sungguh ini adalah situasi yang sangat canggung untuk dirinya.

"T— tidak Tuan, aku tidak ingin makan".

Jungkook meraih dagu gadis itu, membawa tatapan Haera untuk menatap wajahnya.

"Jangan panggil aku Tuan, aku bukan tuanmu. Panggil Nama saja, atau kau juga bisa memanggil ku oppa. Jika aku mendengar kau memanggilku tuan lagi kau akan mendapatkan hukuman".

Haera hanya diam mengabaikan perkataan pria yang ada di sampingnya.

Terlalu lelah untuk sekedar menganggapi pria yang sudah berstatus sebagai suaminya itu.

Haera berjalan memasuki rumah yang sangat mewah itu.

Bisa diakui kekayaan pria yang satu ini sangatlah banyak.

Setelah diberi tahu letak kamar yang akan dirinya tempati bersama sang suami, Ia lantas segera masuk kedalam kamar tersebut dan langsung memasuki kamar mandi berniat untuk mengganti gaunnya.

Namun saat dirinya mencoba untuk membuka, resleting yang ada di punggungnya tiba-tiba macet. Ia panik karena bingung tidak tau harus meminta bantuan siapa.

Jungkook? Ahh dia terlalu canggung dengan pria itu.

Namun tidak ada pilihan lain lagi, Ia segera membuka pintu kamar mandi sedikit hanya menampilkan kepalanya saja.

Dilihat pria itu sedang membuka jas hitam nya.

"Tuan—oh tidak Jung..kook, apa kau bisa menolongku?

Pria yang dipanggil namanya itu pun langsung membalikkan wajah menatap Istrinya bingung.

"Ada apa? ".

Haera menunduk, matanya tidak berani untuk menatap mata tajam suaminya.

"Aku kesusahan membuka gaunku".

Tidak menjawab perkataan sang istri, Jungkook langsung berjalan masuk kedalam kamar mandi.

Tanpa aba-aba Jungkook membuka resleting istrinya dengan sangat mudah.

Sehingga punggung gadisnya terekspos, memperlihatkan pemandangan yang indah untuk pria itu.

Pria itu tidak langsung pergi setelah berhasil membuka resleting istrinya itu.

Haera bisa merasakan lengan kekar suaminya menyusuri punggung mulusnya, mengusapnya dengan lembut membuat tubuh hadis itu seketika merinding.

Tanpa meminta izin dari sang istri Jungkook langsung mencium tengkuknya, menggigit dan memberikan tanda kemerahan disekitar leher istrinya.

Mendadak tubuh gadis itu menegang, dan didalam hatinya ia bertanya tanya.

'Apakah dia akan melakukannya malam ini? '.

Mereka mulai terhayut kedalam suasana ini, tangan Jungkook pun sudah berada di antara kedua payudara istrinya yang masih terbalut oleh gaunnya, meremasnya pelan hingga membuat sang pemilik melenguh.

Kesadaran Haera masih ada, dia tidak ingin melakukannya sekarang.

Dengan gerakan cepat dia mendorong tubuh kekar itu sehingga tubuh mereka berjauhan.

"Maaf, aku tidak bisa melakukannya sekarang".

Bisa Haera lihat wajah suaminya berubah menjadi lesu, menandakan jika Jungkook kecewa dengan keputusan sepihaknya.

"Baiklah, aku pergi".

Setelahnya, Ia mengusap dadanya lega. Untung saja dirinya masih sadar saat itu, jika tidak mungkin saat ini mereka sudah melakukannya.

Continue{}

BE REALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang