Butir air

20 3 0
                                    

   Aku masih tidak percaya semuanya telah berakhir. Butir-butir air mata yang berjatuhan tidak berkesudahan. Semua detail-detail kejadian ketika kita akan berpisah masih tergambar jelas seakan-akan terputar film di dalam otakku.
   Kakiku masih berjalan. Namun aku tidak sadar kemana arahku. Aku sakit aku kecewa aku menyesal. Kepergianmu membuatku tersadar bahwa "sesuatu yang ada jangan pernah kau sia-siakan. Kau akan merasakan sesuatu itu berharga jika kau telah benar-benar kehilangannya"
    Aku berjalan semau kakiku melangkah. Mengitari taman , berjalan di lorong-lorong , jalan setapak , sungai , dan kemanapun kakiku melangkah.
  ***
    "Hey kamu gak lihat aku nyapu?"
Seakan akan dia menganggap aku hanya bergurau dan dia hanya melempar senyumannya yang menawan itu.
      Berani sekali dia seperti itu kepadaku. "Plak" kugamparkan tanganku ke lengannya. Rasanya hanya sekejap kejadian itu. Semua mudah berlalu seperti angin.
      Siang berganti sore. "Drttt" notifikasi handphone berbunyi. Kebetulan aku sedang bermain handphone. Kubaca ternyata itu pesan dari Ram. Namun apalah arti bagiku jika hanya mendapat chatting darinya?
     Toh,apa pentingnya dia dalam hidupku?baiklah demi menghargainya kubalas saja. Dan ternyata dia mengingatkanku kejadian tadi siang. Jujur aku menjadi tidak enak kepadanya. Namun meminta maaf yang hanya bisa kulakukan.
     Semakin lama aku semakin larut  dengan chatting itu. Namun jam sudah berada pada pukul 9. Anak sekolah sudah waktunya tidur.

    

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang