TUHAN TIDAK MEMBEBANI SESEORANG
MELAINKAN SESUAI DENGAN KESANGGUPANNYA
Gerimis masih setia menyapa dengan kecepatan malu-malu ketika Darlene mendengar bunyi pesan masuk dari ponselnya.
" Beib...jangan lupa besok siang antar pesanan cake tante Susan jam 2 tepat jangan sampai telat, you know her yaa...". begitu pesan dari Kara, diakhiri dengan emotion senyum lebar.
Darlene maklum tante Susan pelanggan yang sangat strict tentang waktu dan itu sudah menjadi rahasia umum di Sunshine bakery tempatnya bekerja paruh waktu, melayani berbagai pelanggan membuatnya dapat mengenal karakter orang but anyway pelanggan tetaplah nomor satu. Beruntung Darlene dapat bekerja di toko roti milik tante Nia, mamanya Kara, Kara adalah satu-satunya sahabat yang dia punya, sejak mereka masih kecil. Sejak Darlene masih memiliki orang tua hingga akhirnya dia sebatang kara karena kematian orang tuanya dalam kecelakaan yang misterius, tidak heran hubungan mereka more than sibling dan sama-sama punya panggilan beib satu sama lain.
Darlene melihat jalan didepannya, dia masih terjebak di depan pertokoan bersama orang-orang yang berlindung dari gerimis. Dalam hati dia menyumpah karena tidak membawa payung, belakangan cuaca sudah menunjukan tanda-tanda musim hujan, tiba-tiba dirasakan perutnya melilit dia ingat hanya memakan sepotong roti untuk sarapan demi menghemat uangnya yang semakin tipis, life is tough, itu yang selalu dikatakan pada dirinya untuk bisa bertahan dan meraih cita-citanya.
Masih ada waktu 30 menit lagi sebelum dia tiba di rumah oma Sandra untuk kerja paruh waktu lainnya, dia sengaja mampir ke toko untuk membeli sesuatu buat oma Sandra. Dia menghitung waktu yang dihabiskan untuk menunggu gerimis reda dan dia tidak ingin mengecewakan oma Sandra dengan datang terlambat, dengan satu tekad Darlene nekad menembus gerimis berlari kearah shelter bis yang akan membawanya ke rumah oma Sandra.
"Mbak Alin mari masuk oma Sandra pasti senang, dia sudah menunggu mbak Alin dari tadi. Oma khawatir mbak Alin enggak datang karena hujan, waduh baju mbak Alin basah ...sebentar bibik ambilkan handuk untuk mengeringkan." ujar bik Suti ramah menyambut Darlene.
Rumah oma sandra seperti biasa diliputi kesunyian, rumah megah dengan pilar besar bergaya romawi yang hanya dihuni oma Sandra dengan tiga asistennya terasa lengang. Tidak banyak yang dia tahu tentang sosok baik hati yang terlihat kesepian di usia senjanya, dari cerita bik Suti, oma Sandra telah lama ditinggal mati suaminya, pesawat yang membawa opa Alex dari Belanda jatuh di samudra dan semua penumpangnya tidak ada yang selamat, dan oma Sandra membesarkan anak lelaki satu-satunya tanpa pernah menikah lagi. Darlene melihat foto keluarga mereka tergantung di ruang tengah yang luas, such as happy family, dia juga sempat melihat foto anak lelaki sedang tertawa lebar di pojok ruangan, kata bik Suti itu cucu oma Sandra tapi bik Suti tidak mau bercerita lebih banyak dan Darlene tidak lagi melihat foto itu tergantung di pojok ruangan ketika dia berkunjung ke rumah itu .
" Darlene honey..." panggil oma Sandra ketika melihatnya, Darlene menemui oma Sandra yang sedang membaca buku di ruang perpustakaan keluarga.
" Halo oma, apa kabar oma hari ini?" tanya Darlene seraya mencium tangan oma Sandra.
" Oma happy..always happy jika Darlene datang kesini, nah ceritakan pada oma apakah kamu kehujanan? Apa hujannya seperti anak panah yang menyakiti kulitmu? Hhhh oma sudah lama sekali tidak merasakan air hujan." kata oma sendu, matanya menatap hujan yang turun dengan deras dari balik kaca jendela.
"Tidak oma, hujan itu menyenangkan, dia lembut seperti belaian bulu kucing dan Darlene senang sekali jika bisa berhujan-hujan lagi." jawabnya mengalihkan kesedihan oma.
"Oma, Darlene punya sesuatu...lihat oma apa yang Darlene bawa." katanya seraya menyerahkan kotak kecil yang dibungkus kertas kado.
"Apa ini sayang, hari ini oma kan tidak berulang tahun." katanya dengan senyum mengembang, tangannya cekatan membuka bungkus kado. "Sayang , ini cantik sekali." ucap oma Sandra haru melihat jepit kecil pemberian Darlene.
"Ini untuk oma karena Darlene sayang oma."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PORTRAIT OF DEATH
Mystery / ThrillerDarlene merasa hidupnya tidak beruntung, sebagai gadis sebatang kara dia harus membanting tulang untuk membiayai hidupnya dengan melakukan berbagai pekerjaan paruh waktu, dari menjadi pelayan toko roti, menemani seorang oma yang ditinggal keluargan...