Black

24 3 0
                                    

Hyena menerobos gerombolan siswa yang sedang berkumpul melihat isi papan pengumuman. Tentu, hal itu membuat siswa lain malah memasang wajah kesal terhadapnya.

"Daebak!" ujar Hyena dengan penuh antusias.

Gadis di sebelahnya mendecak, "Apanya yang hebat? Yoongi sunbae-nim bahkan mendapatkan posisi penting lagi setelah membuat acara seperti ini vakum selama satu tahun, aish, ini tidaklah adil." (senior)

"Benar, bagaimana bisa wajahnya tampil di hadapan banyak orang setelah dia melakukan hal keji," sahut seseorang lagi.

Hyena mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut siswi yang saling bersahutan itu. Hatinya bergejolak dan berusaha berteriak 'cepat segera pergi atau aku akan membunuh kalian semua.' Oh, rupanya itu sedikit menakutkan.

Meski suhu dalam ruang emosinya sudah semakin panas, Hyena tidak akan ikut mengomentari gosip yang beredar selama satu tahun itu. Baginya, gosip itu tidaklah benar, karena ia percaya bahwa objek yang ramai diperbincangkan itu sangat tidak mungkin melakukan hal kejam.

Kemudian Hyena keluar dari kerumunan itu dengan hati yang jengkel, wajahnya begitu kusut karena tidak tahan ingin meyakinkan orang-orang bahwa gosip tersebut sangatlah tidak benar.

"Ya! Perusuh," suara berbisik terdengar tepat di sisi kanan telinga Hyena. Hyena bergidik, namun ia tidak berteriak. Hanya saja, bulu kuduknya segera naik karena terkejut dengan suara tersebut.

Ia segera bergeser tiga langkah ke samping kiri lalu menoleh ke sumber suara itu. Melihat pelan dari ujung sepatu menilai seperti juri. Karena ia tidak bisa mengingat suara siapa itu, mungkin ia berpikir akan coba menebak siapa orang tersebut dari ujung sepatunya.

Sudah lah, Hyena segera melihat siapa yang mendekatinya lalu berbisik padanya tadi. "Mwo? Aku tidak mengenalimu," kata Hyena. (apa)

Seorang lelaki berdiri santai dengan ransel hitam yang ada di bahunya. Lelaki itu menyunggingkan senyum. Hyena memandangi lelaki itu, mencoba mengingat-ngingat apakah ia kenal dengan siswa itu atau tidak. Lagi pula, pada jam istirahat seperti ini kenapa lelaki itu tetap memakai ranselnya?

"Ya! Kenapa kau menatapku seperti itu, apa kau yang berbisik padaku tadi hah?"

Lelaki itu masih pada posisi memperhatikan Hyena.

"Omo, kau amat sangat menyeramkan. Berhenti atau kuadukan kau pada Tuhanku dan Yoongi oppa?!" ancam Hyena. (omg)

Lelaki itu mengernyit, "Kau seolah-olah tidak punya salah, kau mengacaukan berkas yang kubawa tadi pagi."

"Dasar pengkhayal," cetus Hyena.

Lelaki itu mendekat dua langkah dan sepersekon Hyena terpaku mati gaya karena jarak mereka hanya terpisah satu langkah saja.

"Good job! NAMAKU JEON JUNGKOOK dan kau menabrakku dengan menjatuhkan berkas yang kupegang lalu pergi begitu saja di dekat lorong penuh loker tadi! Heol, kau tahu itu? Tingkahmu seperti pencuri dan benar-benar tidak bertanggung jawab." Papar lelaki yang baru saja memperkenalkan dirinya di awal persembahan sambaran kata untuk Hyena tadi.

Hyena begitu terdiam tidak menjawab apa-apa, ia bahkan hanya menatap siswa lelaki itu dengan jantung yang berdegub lebih kencang setiap detakan pertama ke detakan selanjutnya. Selain jaraknya terlalu dekat, ia juga merasa ditekan.

"Kaja," (ayo)

Semua itu telah berakhir ketika seseorang menarik Hyena hingga ia terseret pergi meninggalkan lelaki yang baru saja protes itu. Hyena kembali ceria dengan menjulurkan lidahnya untuk mengejek Jungkook yang semakin jauh jaraknya.

FILOMELTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang